Leonal terdiam duduk disofa, dia meringis memegang rahangnya yang sangat nyeri. Dia kira dia siapa berani menonjok dirinya?
Keduanya saling memasang wajah datar, jangan lupakan mata tajam mereka seolah siap untuk melanjutkan pertikaiannya.
Tak lama gita datang dengan kompresan ditangannya.
"Kalian atau apa yang kalian lakuin?" Gita menatap keduanya yang saling diam memberikan tatapan tajam.
"GUE TANYA KALIAN TAU APA YANG KALIAN LAKUIN?!" Kedua terkejut dengan suara keras gita, tak biasanya dia seperti ini.
"Tau" keduanya menunduk.
"Kayak anak kecil tau gak! Kak zefan juga! Lo ga harus mukul kak leo cuman masalah gitu doang!" Omel gita, zefan menatap gita terkejut apa yang baru saja dia katakan? Lo? Lo? Sejak kapan dia begitu?
"Jangan ngomong kasar sayang" ucap zefan menatap gita.
"Stop panggil gue sayang! Mening lo keluar, gue kecewa sama lo, kita putus" tegas gita menatap tajam zefan.
Zefan berdiri dan menatap gita tajam. "Apa cuman hal sepele gitu kamu mutusin aku?!"
"Lo tau gue ga suka kekerasan! Tapi pacar gue sendiri yang ngelakuin hal yang gue benci!"
"Apa karena cowo bajingan ini kamu mutusin aku?" Zefan menunjuk leonal yang sedang duduk sambil menatap ponselnya.
"Kenapa lo bawa bawa gue?" Tanya leonal heran.
Zefan mendekat dan menarik kerah leonal, leonal hanya diam menatap datar zefan yang sudah terbakar api amarah.
"Kak zefan! Lepasin!" Teriak gita mencoba menarik tangan zefan untung melepaskan tangan zefan, namun apalah daya jika kekuatannya kecil, malah dia yang tersungkur karena didorong zefan.
"Aww" gita memegang bokongnya yang nyeri.
Leonal yang menatap itu terkejut, beraninya dia menyakiti gita.
Bugh!
"Urusan lo sama gue bukan gita ngerti?" Ujar leonal didepan wajah zefan.
Bugh!
"Lo pikir gue peduli?"
Bugh!
"Gara gara lo gita mutusin gue bangsat!"
"Kak zefan! Udah!" Gita berdiri menarik tangan zefan yang mencekam keras kerah leonal.
Bruk!
Leonal tersungkur kelantai, tubuhnya sudah tak ada tenaga untuk melawan zefan.
"Kak leo" dengan cepat gita mendekat kearah leonal yang menahan tubuhnya.
"Awas kamu gita!" Titah zefan yang berjalan mendekat.
Gita menoleh, matanya menatap tajam zefan, dia benci! Sangat benci pada pria yang ditatapnya!
Gita berjalan mendekat berdiri tegap dihadapan zefan.
Plak!
"Mending sekarang lo keluar, jangan pernah coba buat ketemu sama gue, karena gue jijik liat muka lo, pergi dan jangan pernah tampakin muka bajingan lo lagi didepan gue!" Teriak gita menunjuk kearah pintu menyuruh zefan keluar.
"Aku ga akan berhenti sampe sini" ucap zefan pelan namun penuh penekanan lalu keluar dengan angkuhnya.
Gita dengan cepat mengalihkan pandangannya pada leonal yang masih terduduk memegangk perutnya.
Gita membantu leonal berdiri dan membopongnya duduk disofa.
Dengan pelan dia mulai mengompres setiap luka memar yang tertampang jelas diwajah leonal, wajah mulusnya ternodai sekarang.
"Maaf ya" ucap gita disela sela kegiatannya.
"Maaf? Buat? Lo ga salah" ujar leonal tersenyum tipis.
"Tapi lo gini gara gara gue" ucap gita dengan mata yang sudah berair.
"Ga usah dibahas, gue gapapa" ujar leonal cepat saat melihat gita yang akan meneteskan air matanya. Ga! Jangan nangis!
"Gue benci bajingan itu" lirih gita yang sudah meneteskan air matanya.
"Gitu gitu juga lo sayangkan" goda leonal tersenyum jahil membuat gita merubah tatapannya menjadi datar. "Aww! Pelan apa sakit ni"
"Bodo! Perusak suasana" ucap gita menyimpan kompresannya lalu berdiri dan berjalan menuju dapur.
"Ga demen gue liat lo sedih"
Gita kembali keruang tengah.
"Mau makan apa?" Tanya gita menatap leonal yang sedang menonton tv.
"Ga laper, lo aja makan" jawab leoanal tanpa mengalihkan pandangannya.
"Gue nanya lo makan apa?" Tanya gita sekali lagi.
"Gue ga laper" jawab leonal yang kini menatap gita.
"Seterah? Oke tunggu" gita kembali kedapur tanpa mendengar ucapan leoanal.
"Mendadak bolot atau gimana?"
Lama lama bosan juga dia diruang tengah sendiri tak ada yang menemani macam jomblo. Eh? Bukannya emang jomblo?
Bacot banget az - leonal
Seterah az lah kenapa kak leo yang ribet? - az
Ga sopan sama yang tua! - leonal
Ih! Az jadiin kak gita sama kak zefan aja deh kalo gitu mah males sama kak leo jelek - az
Ehh iya iya jangan dong, gita harus sama gue ya ya ya, gue beliin permen deh - leonal
Bener ya! - az
Apa sih yang kaga buat az - leonal
Engga beli az potong semuanya! - az
BTS
"Kak leo makan!" Leonal terkejut dengan teriakan itu.
"Suara atau suara anjir" gumam leonal berjalan menuju dapur.
"Gue bilang gue ga laper gita" ucap leonal datar, sungguh wajahnya sakit hanya untung digerakkan sedikit.
"Gue udah cape masak masa kaga di makan si" ujar gita memasang wajah sedihnya.
"Yaudah iya gue makan" leonal mengalah jika gita sudah memasang wajah seperti itu, membuatnya tidak tega.
"Oke, gue ambilin ya" gita dengan senang hati mengambilkan steak yang dibikinnya tadi.
"Sejak kapan lo bisa makan?" Tanya leonal heran, bukannya dia tak bisa masak?
"Sejak tadi gue belajar liat yt hehe" jawab gita dengan cengirannya.
"Ngapain belajar masak" ujar leonal mulai memotong dagingnya.
"Yakali gue harus ngejedog mulu kalo udah jadi istei orang" ucap gita malas, leonal hanya mengangguk menanggapi gita.
Bisakah waktu diputar kembali? Dia ingi semuanya seperti dulu, dimana gita yang selalu memeluknya. Dia hanya bisa berharap gita akan segera mengingatnya dan semuanya.
"Hah... akhirnya gue harus tahan lagi semuanya"
"Dejavu banget gue gila"
Maaf ya partnya pendek
Otaknya lagi mentok heheMakasih udah baca
Vote dan komennya ya
Lanjut bacanya loh jangan berhenti disiniSampai jumpa dipart selanjutnya ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
|| Untouchable Man || End ✔
Novela Juvenil[ END ] 📌 Cerita sudah di revisi. 📌 𝙲𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚑𝚒𝚋𝚞𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚝𝚊. 📌 𝙼𝚞𝚛𝚗𝚒 𝙵𝚒𝚔𝚜𝚒. . Polos, keras kepala, pantang menyerah, kuat, pintar. Mungkin itu semua sesuai untuk gadis lugu seperti Ayra. Dis...