Chapter 12

495 108 48
                                    

Di antara kedatangan dan kepergiaan, mana yang sekiranya akan menjumpaimu lebih dulu?

Happy reading!

||

Yoo Jung menggenggam sebucket bunga marigold dan berjalan memasuki pemakaman dengan perlahan. Dia menarik napas, berhenti di undakan tangga yang menunjuki jalan menuju tempat di mana sang putra bersemayam. Sudah terhitung berpuluh-puluh kali dia datang ke tempat ini, namun rasanya tetap sama. Sama-sama menyakitkan.

Aroma kehilangan itu tidak bisa Yoo Jung tutup-tutupi. Air mata, usapan di bahunya yang lembut, tangisan putrinya yang kehilangan saudara kembar, lalu suara menenangkan ibu dan ayahnya ... semua itu berputar di benak Yoo Jung bagaikan kaset pemutar film.

Dia tersenyum perlahan setelah menarik napas dan membuka mata. Langkah kakinya dengan mantap membawa tubuhnya ke makam Do Hyun Soo.

"Selamat pagi, sayang." Sapa Yoo Jung perlahan. Dia menaruh bucket bunga marigold di atas makam sang putra kemudian mengusap batu nisannya dengan lembut.

"Kau di sana baik-baik saja, kan?" Yoo Jung mulai bermonolog. Satu kegiatan yang paling sering dia lakukan ketika mengunjungi putranya.

Perempuan itu mengusap nisan dan mulai membersihkannya dari debu yang sempat mampir. Makam ini ukurannya lebih kecil dibanding ukuran makam yang lain.

"Kak Hyun Joo baik-baik saja. Ibu, bibimu, nenek dan kakek, semuanya baik-baik saja. Kau ... senang, ya, bermain dengan malaikat?"

Ada kegetiran dalam suaranya.

"Pasti senang, bukan? Kau sudah tidak lagi kesakitan. Kau punya banyak teman di sana."

"Hyun Soo-yaa ... maafkan ibu. Maafkan ibu atas ketidaksiapan ibu menerima kehadiran kau dan kakakmu. Maafkan ibu atas kelalaian ibu menjagamu. Maafkan ibu atas apa yang terjadi padamu. Ibu ... benar-benar minta maaf," Yoo Jung menangis. Dia terisak pelan dan terduduk di sekitar makam putranya. "Ibu bukan orangtua yang baik untuk kalian. Ibu dan ayah ... tidak bisa memberi kalian yang terbaik. Sejujurnya, ibu tidak punya pilihan selain melenyapkan kalian bertahun-tahun lalu. Ibu tidak sanggup, Hyun Soo. Apa yang dilakukan ayahmu, apa yang menimpa hidup ibu semuanya terjadi secara bersamaan."

"Suatu saat nanti, di saat ibu sudah bisa merelakan ayahmu sepenuhnya, ibu janji akan membawanya ke tempat ini. Ibu janji akan membawanya kepadamu, Nak." Yoo Jung tersenyum patah. "Tapi untuk saat ini, tolong terima kehadiran ibu dulu."

||

Sudah menjadi satu kebiasaan, ketika Hyun Jae tidak ada kegiataan apapun di siang hari, maka dia yang akan menjemput putranya di sekolah.

Pria itu turun dari mobil sambil mengeratkan coat di tubuh tinggi tegapnya. Dia meringis, menatapi satu persatu murid yang keluar dari pintu taman kanak-kanak. Langit sedikit mendung saat Hyun Jae keluar dari rumahnya, dan sekarang, titik-titik air hujan mulai turun membasahi bumi.

Pria itu berlari masuk ke dalam TK. Ia mengibas-ngibaskan coatnya dari bulir air yang sempat menyentuh permukaan. Dia bersedekap, menunggu putranya keluar.

"Ibumu belum menjemput, Nak?"

"Tidak. Ibuku pergi kemarin. Jadi hari ini aku akan dijemput oleh paman."

After All This Time [REVISI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang