Chapter 25

693 97 102
                                    

Noted:

Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian minum air putih, dan siapin makanan sebanyak mungkin.

Mungkin kalian bakalan kesel sama aku juga atau mungkin bakalan leave cerita ini, but its ok.

Aku cuma mau share ini:

Aku cuma mau share ini:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:)

Hope you enjoy this story :)

Happy reading :)

||

Han Yoo Jung Point of View

"Aku pulang dulu, ya."

Aku tersenyum, kemudian berdiri menghampirinya dan memberi dia kunci mobil yang tadi dia taruh di atas nakas.

"Jangan lupa kabari aku jika sudah sampai rumah," pesanku.

Laki-laki di hadapanku tersenyum manis. Tangannya mengusap puncak kepalaku dengan lembut. "Kau baik-baik di rumah, okay? Kalau terjadi sesuatu, telfon aku saja."

"Baiklah."

Dae Jung mengusap rambutku sekali lagi sebelum membuka pintu dan keluar dari apartemenku.

Jangan salah kaprah dengan hubungan kami. Aku dan dia hanya sebatas teman. Dae Jung sangat baik padaku dan juga Hyun Joo. Laki-laki itu selalu mau direpotkan oleh Hyun Joo dan melakukan semua yang anakku mau dengan senang hati. Aku nyaris tidak pernah mendengar penolakan dari bibirnya.

Mataku menyisir seluruh ruangan yang terlihat berantakan. Ada banyak mainan berserakan di atas lantai, di depan televisi, dan di bawah sofa. Aku menggelengkan kepala, kemudian terkekeh pelan begitu mengingat apa yang dilakukan Dae Jung dan Hyun Joo.

Sebetulnya laki-laki itu sudah pantas menjadi seorang ayah, tetapi kenapa dia masih mempertahankan kesendiriannya?

"Ah, ayolah, Yoo Jung ... kenapa kau malah memikirkan kesendirian lelaki itu?" Aku berbisik pelan pada diriku sendiri dan mulai merapikan mainan dan mengembalikannya ke tempat mainan itu berasal.

Sepuluh menit berlalu dan aku pun mendesah lega begitu mendapati ruangan ini sudah rapi seperti sedia kala. Aku baru akan duduk di atas sofa ketika mendengar bel apartemen berbunyi.

Apakah itu Dae Jung?

Seingatku, tidak ada barang apapun milik laki-laki itu yang tertinggal di rumahku. Lantas, mengapa dia kembali lagi?

Demi menjawab rasa penasaranku, aku membuka pintu dan mataku melebar begitu menyadari siapa orang yang memencet bel apartemenku malam-malam seperti ini.

After All This Time [REVISI] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang