Berusaha menggenggam apa yang sedang digenggam. Kendati rasa ingin melepas juga hadir di tengah-tengah logika yang bermain.
Happy reading!
||
1 unread message from Kim Dae Jung
Kim Dae Jung
Maaf untuk semalam.Yoo Jung menghela napas begitu membaca pesan yang dikirim laki-laki itu padanya. Dia berdecak pelan, kemudian menggigit bibir.
Semalam setelah laki-laki itu memberanikan diri untuk menciumnya, Yoo Jung menyuruhnya untuk pulang. Yoo Jung rasa ... hal itu terlalu lancang. Bagaimanapun juga, Dae Jung tidak seharusnya melakukan itu padanya.
Dia hanya ... tidak suka.
Jangan tanyakan apa alasannya. Karena Yoo Jung tidak tahu.
"Kau kenapa?"
Yoo Jung mengalihkan tatapan ke arah ibunya yang sedang membawa tas sekolah Hyun Joo ke ruang tengah. Yoo Jung tersenyum, dia berdiri dan mendekat ke arah ibunya. Mengambil alih tas dan membawanya.
"Biar ibu saja! Kau bersiaplah, Nak." Ibunya mengejar Yoo Jung sampai ke sofa, tempat di mana putrinya duduk dengan sepasang kaus kaki di tangan.
"Aku hanya tinggal berganti pakaian, Bu. Ini masih pagi." Ada kekehan di akhir kalimatnya.
Hyun Joo keluar dari kamarnya dengan seragam taman kanak-kanak menggemaskan. Dia bergoyang sepanjang kakinya melangkah ke arah ibunya.
Tangan Yoo Jung mengikuti gerakan Hyun Joo lantas mereka tertawa bersama.
"Anak ibu enerjik sekali!" Katanya.
Hyun Joo terkikik. Dia duduk di atas kursi kayu kecil, menunggu ibunya memasangkan kaus kaki di kaki mungilnya. "Aku senang sekali hari ini!"
"Hm? Kenapa?" Yoo Jung bertanya. Sebelah kaki anaknya sudah terpasang kain berwarna putih dengan motif kelinci di tengah-tengahnya.
"Ani. Aku hanya senang saja, Ibu!"
Yoo Jung menatap jahil putrinya sebelum menarik hidung anak itu dengan gemas.
||
Yoo Jung bersumpah, hari ini adalah hari paling menyebalkan baginya. Pertama, dia sedang dalam mood yang tidak baik ketika mendapat pesan perminta maafan dari Dae Jung. Kedua, ketika moodnya sudah kembali karena anaknya, dia harus bertemu dengan masa lalunya yang ... demi Tuhan, ingin dia lupakan.
Tubuhnya semakin panas kala dia melihat putrinya berlari menghampiri Hyun Jae dan meminta laki-laki itu untuk menggendongnya.
Heol, sejak kapan mereka dekat?!
"Turunlah, Hyun Joo."
Anak itu menurut. Setelah melepaskan diri dari kungkungan om kesayangannya, Hyun Joo berdiri kembali di samping Yoo Jung. Menggengam telunjuk ibunya dengan erat.
Alis Yoo Jung terangkat begitu mendapati sosok Ji Eun yang mengapit lengan Hyun Jae. Seolah-olah dia akan kehilangan laki-laki itu jika tidak mengapitnya.
Dalam hati Yoo Jung tertawa. Drama sekali, pikirnya.
Sementara itu, Hyun Jae berdiri dengan tidak nyaman di depan masa lalunya. Dia hanya ... masih merasa aneh ketika harus mendapati Yoo Jung melihat kebersamaan dia dengan Ji Eun.
Ya ... bagaimanapun juga, Hyun Jae berkhianat padanya.
"Kita bertemu lagi, Yoo Jung."
Suaranya seperti setan.
"Hm. Iya. Sudah lama sekali, bukan?" Yoo Jung menanggapi.
Ji Eun terkekeh. Dia mendongak, menatap Hyun Jae dengan lekat, kemudian menatap Yoo Jung kembali. "Ya. Sudah lama. 7 tahun setelah perpisahan itu terjadi." Yoo Jung berusaha biasa-biasa saja kendati dirinya ingin sekali menceburkan Ji Eun ke dalam bak mandi. "Bagaimana kabarmu? Kabarku dan suamiku sangat baik."
"Baik-baik saja. Kau bisa melihatnya sendiri bukan?"
"Syukurlah. Aku pikir ... kau akan mengalami dep—"
"Ji Eun, sudahlah. Ayo kita pulang." Hyun Jae menengahi. Dia tahu apa yang akan dikatakan istrinya pada Yoo Jung. Dia tidak ingin ucapan Ji Eun menjadi boomerang bagi mantan istrinya.
"Sebentar dulu. Lagipula anak kita belum masuk ke kelasnya." Ji Eun menunduk, menatap putranya. "Bukankah begitu, In so?"
Anak itu menggeleng. "Ani. Aku akan masuk sebentar lagi. Jadi, ibu dan ayah pulang lah. Aku akan masuk bersama Hyun Joo." Anak itu melepaskan diri dari kedua orang tuanya, kemudian berjalan beriringan dengan Hyun Joo di sampingnya.
Sementara itu para orang tua,
"Aku terkejut mendapati anakmu dekat anakku. Bukankah itu sesuatu yang keren? Dia secara tidak sengaja bertemu dengan saudaranya." Ji Eun terkekeh.
Yoo Jung menarik napas. Berusaha untuk tidak menanggapi perempuan setengah gila di depannya.
"Aku tidak mengerti apa maksudmu bertanya banyak hal padaku. Kau tahu, rasanya begitu aneh mendapati kau seramah ini pada orang yang kau hancurkan hidupnya," kata Yoo Jung. Dia menatap Ji Eun dan Hyun Joo bergantian. "Kau tidak perlu khawatir. Aku tidak mau kembali bersama dengan Hyun Jae, pun seandainya kalian pisah. Jadi, santai saja."
Setelahnya, Yoo Jung berbalik pergi meninggalkan sepasang suami istri itu.
Yang tidak Yoo Jung sadari adalah, dia berhasil berkata hal menyakitkan itu di depan Hyun Jae. Hati kecilnya bersorak gembira ketika mendapati mimik kesakitan di wajah laki-laki itu.
•••
Jangan benci orangnya karena visualnya aku pakai di sini ya wkwkwk.Anw kalau ada gratisan WiFi nanti aku usahain double update. ((((Nggak janji))))
—mie soto spesial—
KAMU SEDANG MEMBACA
After All This Time [REVISI] ✓
Fanfiction"Nyatanya, waktu tak benar-benar menyembuhkan." -Han Yoo Jung [Sedang revisi]