Apa yang lebih sial dari melihat masa lalu di depan mata kita?
Happy reading!
||
Syuting pertama sudah dilakukan oleh para pemain, cru, dan segelintir orang-orang yang terlibat dalam proses pembuatan drama Korea Sight tersebut. Yoo Jung sudah mendapatkan scene pertama dan ke duanya bersama dengan Kim Dae Jung.
Satu bulan bekerja dengan Dae Jung sedikit membuat hidup Yoo Jung menjadi lebih berwarna. Pria 36 tahun itu selalu membuat suasana lokasi syuting menjadi menyenangkan. Sama seperti sekarang, Dae Jung bahkan repot-repot membelikan Yoo Jung kopi untuk dia minum. Padahal sekitar 15-20 menit lagi mereka pulang, tapi Dae Jung—yang sudah menyelesaikan scene-nya tak kunjung pulang—malah menemaninya di sini.
"Kau tak pulang?" Yoo Jung bertanya. Tangannya menggenggam gelas kertas yang berisi kopinya.
Dae Jung tersenyum menoleh menatap Yoo Jung. "Nanti aku akan pulang. Kau pulang dengan siapa? Mau 'ku antar?"
"Ah. Aku pulang dengan Kakakku. Mungkin 30 menit lagi dia akan datang. Jadi, terima kasih tawarannya." Yoo Jung tersenyum.
"Baiklah," Dae Jung terkekeh pelan. Kemudian matanya menangkap satu sosok pria yang sedang berdiri di samping mobil dengan bersandar pada kap mobil.
Alis Dae Jung berkerut melihat itu. Siapa yang tak terkejut ketika melihat hallyu star nomer 1 di Korea Selatan berdiri di lokasi syuting mereka? Wow. Dae Jung bertanya-tanya, untuk apa dia kemari?
"Yoo Jung," panggilnya.
Yoo Jung bergumam, kedua tangannya sibuk menggengam gelas, sedang matanya menatapi salju yang turun dan menutupi kaki beralas sepatunya.
Belum sempat bertanya, rupanya pertanyaan Dae Jung sudah terjawab. Ia melihat Ji Eun, rekan kerjanya yang lain yang kini sedang menghampiri pria itu. Mereka sempat terlibat beberapa kali pelukan dan juga ciuman. Diam-diam, Dae Jung mendesis dalam hati.
Bisa-bisanya mereka melakukan itu di tempat umum.
"Aigoo."
"Kau kenapa?" Yoo Jung bertanya. Matanya mengikut arah pandang mata Dae Jung yang kini menatap dua orang di depan kap mobil itu.
Jantung Yoo Jung seperti berhenti untuk beberapa saat ketika dia menatap punggung lebar pria itu. Punggung yang dulu selalu dia peluk setiap malam. Punggung yang dulu pernah menjadi sandaran ketika dirinya lelah menghadapi segala macam rintangan dalam hidupnya. Punggung yang pernah ia gosok ketika mandi bersama dengan pria itu dan tawa khasnya menguar begitu saja.
Punggung yang kini tak bisa lagi dia gapai.
Yoo Jung mengerjap pelan. Berusaha menghalau air mata di pelupuk mata. "Biarkan saja mereka," kata Yoo Jung. "Kalau kau ingin, menikahlah." Ada kekehan kecil yang Yoo Jung keluarkan sambil menunduk—untuk diam-diam menghapus air matanya.
"Kau bercanda." Dae Jung tergelitik. "Aku bahkan tidak ingin terlihat dalam keadaan seperti itu di depan publik."
"Kenapa?"
"Menurutmu kenapa?"
Yoo Jung mengangkat bahu. "Aku tak tahu."
"Itu tidak pantas dilakukan di depan umum. Aku bukan tipikal pria seperti itu."
||
Ji Eun selesai dengan adegannya setelah sutradara berteriak cut padanya. Wanita 35 tahun itu berjalan ke arah kursi miliknya dan meneguk sebotol air putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
After All This Time [REVISI] ✓
Hayran Kurgu"Nyatanya, waktu tak benar-benar menyembuhkan." -Han Yoo Jung [Sedang revisi]