Bagaimana rasanya mengetahui apa yang kau genggam ternyata bukan milikmu sepenuhnya?
Happy shopping!
Petunjuk ketika membaca part ini;
• ; digunakan sbg pembatas adegan flashback
|| ; digunakan sbg pembatas adegan masa sekarang.
||
"Aku tau kau hanya berpikir negatif, Ji Eun." Hyun Jae menampik kalimat yang baru saja keluar dari bibir istrinya.
Ji Eun menggeleng. Dia menatap Hyun Jae penuh keseriusan. "Aku tidak bercanda. In So bukan milikmu."
Pegangan Hyun Jae pada gelasnya mengerat. Dia melepas rangkulan tangannya dan menoleh—menatap Ji Eun dengan pandangan menuntut penjelasan.
"Aku minta maaf," lirih Ji Eun. Matanya berkaca-kaca. Dan dia ingin sekali menangis sekarang. "Aku sudah membohongimu. Maafkan aku, Hyun Jae."
"...."
Ji Eun menarik napas. "Aku tidak bermaksud untuk menipumu, tidak sama sekali, demi Tuhan! Aku mengetahuinya ketika pemeriksaan darah 4 tahun yang lalu." Ji Eun menjelaskan, sedangkan Hyun Jae terdiam. Otak pintarnya seperti kehilangan fungsi. "In So bukan anakmu, melainkan anak mantan pacarku."
Ji Eun menangis.
"Siapa laki-laki itu?" Ada kesakitan di dalam suara Hyun Jae.
"Daniel. Daniel William."
||
Suara hingar bingar musik di dalam sebuah club di Itaewon masih terdengar jelas. Orang-orang di sana sibuk meminum minuman haram, bahkan berjoget ria di depan lantai dansa. Di pojok ruangan ada beberapa penari striptis yang sedang bergoyang di depan klien mereka.
Hyun Jae melipat kedua tangan dan menyimpan wajahnya di sana. Dia kalut. Pikirannya acak-acakan. Bayangan kalimat-kalimat yang keluar dari bibir Ji Eun kembali hadir dan menyakiti hatinya.
Bagaimana mungkin selama ini Hyun Jae merawat anak orang lain, sementara anaknya sendiri dia telantarkan? Bagaimana mungkin dia menjadi ayahnya versi kedua? Bagaimana mungkin— ah, Hyun Jae rasanya benci sekali pada dirinya.
"Tambahkan satu gelas lagi!" Hyun jae berteriak meminta bartender untuk menuangkan wine ke dalam gelas tinggi yang ada di tangannya.
Sang bartender menuangnya dan menatapi pelanggannya yang terlihat frustasi. Ini adalah botol ke 4 Hyun Jae dan laki-laki itu belum mau berhenti. Membuat si bartender, Reuben—laki-laki keturunan Korea - Indonesia—meringis menatapnya.
"Hei, berhentilah sebelum kau mati!" Kata Reuben.
Hyun Jae tersenyum sinis. "Itu lebih baik, daripada aku harus tinggal dengan kenyataan pahit ini."
"C'mon, man! Hidupmu terlalu panjang kalau pada akhirnya kau ingin mengakhiri hidupmu seperti ini!"
Hyun Jae tak menjawab. Laki-laki itu sibuk menegak habis wine dan beberapa saat kemudian, dia pingsan. Membuat Reuben menghela napas kasar dan mengantarkan Hyun Jae untuk naik ke dalam taksi.
"Kita akan pergi ke alamat mana, Pak?" Sopir taksi bertanya.
"Ke alamat sini saja," kata Reuben sambil menyerahkan secarik kertas berisi alamat yang ditemukan di kantung celana panjang Hyun Jae.
KAMU SEDANG MEMBACA
After All This Time [REVISI] ✓
Fanfiction"Nyatanya, waktu tak benar-benar menyembuhkan." -Han Yoo Jung [Sedang revisi]