22. Falling in Love

1.7K 125 16
                                    

"Orang-orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Orang-orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri."

🌺 Tere Liye 🌺


Ini adalah ide buruk. Joo Hyun tahu itu sejak detik pertama dia mendentingkan gelas dan membiarkan anggur merah dingin mengalir melalui kerongkongannya. Sudah berapa kali Joo Hyun ke tempat ini? Mungkin sudah lebih dari dua kali. Tapi ini adalah pertama kali bagi Joo Hyun merasa begitu resah duduk ditemani seorang pria di ruangan bergaya Eropa klasik itu untuk makan malam bersama. Apartemen mewah yang Joo Hyun yakini merupakan impian semua orang itu dengan masakan Suho yang sungguh nikmat dan juga jangan lupakan tatapan pria itu yang kini tengah menatap Joo Hyun dengan binar di matanya. Siapa yang tidak akan salah paham dengan apa yang Suho lakukan sekarang, semua perempuan yang mengalaminya pasti akan berpikiran sama seperti Joo Hyun. Malam ini? Apakah akan menjadi malam yang panjang untuk mereka berdua?

"Apa kau mau lagi?"

Pertanyaan tiba-tiba yang dilontarkan Suho sambil memberinya seulas senyuman hangat itu membuat pikiran Joo Hyun yang sudah melayang jauh seketika tertarik kembali ke dalam dunia nyata. Joo Hyun menelan ludah dengan susah payah, berusaha mencari kata-kata yang tiba-tiba saja menghilang sepenuhnya dari dalam otaknya.

Apakah hawa di tempat ini memang panas? Ataukah Suho salah mengatur suhu ruangannya? Rasanya saat ini entah kenapa udaranya semakin tidak nyaman dan panas. Joo Hyun bahkan tampak sibuk menarik-narik kerah kemejanya selama beberapa detik untuk membiarkan semilir angin dingin menurunkan suhu tubuhnya.

Joo Hyun dengan jelas terlihat bergerak gelisah, sedangkan Suho masih terus mengawasinya sambil melanjutkan makan malamnya. "Mau ku siapkan lagi steaknya?"

Kepanikan mulai membanjiri sekujur tubuh Joo Hyun, memaksanya menyingkirkan jauh-jauh semua pikiran membingungkan yang sejak tadi menguasai dua pertiga bagian otaknya, lalu dia buru-buru menggeleng cepat menjawab pertanyaan Suho sambil mengangkat gelas anggurnya. "Sudah cukup, aku sudah kenyang."

Melihat jawaban lugas yang di berikan Joo Hyun, meskipun dia merasa sedikit aneh, Suho tetap menganggukkan kepalanya sambil meletakkan garpu perlahan-lahan di samping piring makannya.

Suho tidak mampu menyembunyikan tawa kecil di wajahnya, ketika Joo Hyun menoleh ke arahnya dan jelas menunjukkan pipi merah padamnya. "Atau kau mau hidangan pencuci mulutnya sekarang?" ledek Suho.

Menyadari maksud dari perkataan Suho, Joo Hyun membenamkan wajahnya di kedua tangan dan lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Kenyataan bahwa pria itu kini terlihat begitu tenang membuatnya merasa malu setengah mati. Joo Hyun tidak tahu apakah dia harus menertawai dirinya sendiri atau sebaiknya dia memilih segera bersembunyi dari pria itu? Yang jelas saat ini adalah perasaan aneh yang menjalari dirinya itu membuatnya terlihat sangat konyol.

"Kau kenapa? Apa ada yang salah dengan makanannya?"

Di saat menanyakan hal itu Suho memberinya tatapan aneh. Dia bahkan berusaha mendekatkan kursi yang di dudukinya ke arah Joo Hyun lalu dengan mata hitam cemerlangnya itu menatap Joo Hyun lekat-lekat. Reaksi perempuan itu terhadap tatapan Suho begitu kuat, sampai-sampai Joo Hyun merasakan sekelebat keputusasaan karena baru kali ini dia mengalami sengatan seksual yang tidak bisa dia tahan ketika bersama dengan pria itu.

BRIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang