23. Between Love and Fear

2.5K 154 39
                                    

"Sejak bertemu dengannya, aku tidak pernah merasa tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sejak bertemu dengannya, aku tidak pernah merasa tenang. Dia telah membuatku berayun di antara harapan dan ketakutan."

🌺 Hitori Nakano 🌺


Seul Gi berada di minibar kamar hotel ketika Sehun mengetuk sekali pintu kamarnya, lalu melangkah masuk. Sebenarnya Seul Gi ingin sekali meleleh di dalam pelukan begitu melihat pria itu, tetapi entah bagaimana caranya dia mampu mempertahankan harga dirinya. Dia masih merasa sedikit shock, tak yakin apa yang harus dilakukan dan bagaimana harus bersikap di hadapan pria itu setelah apa yang terjadi diantara mereka. Seul Gi ingin sekali lari namun dia tidak bisa. Jika dia lari sekarang, Seul Gi tahu Sehun pasti akan menangkapnya dan menahannya disini untuk penjelasan panjang nan menyebalkan.

Kemarahan yang semalam membakar diri Seul Gi, kembali menyeruak dan menyebar ke seluruh tubuh. Jantung Seul Gi bergemuruh di dadanya. Dan itu terasa sangat menyakitkan. Dia begitu terluka karena Sehun berani memikirkan perempuan selain dirinya. Pada akhirnya tidak ada yang bisa Seul Gi lakukan untuk menghindar, jadi perempuan itu memilih untuk menjatuhkan tatapannya pada Sehun dengan canggung untuk waktu yang cukup lama.

"A...apa yang kau lakukan disini?" tanya Seul Gi, sambil memegang gelas air erat-erat. Bersiap kalau-kalau dia harus membanting gelas itu di hadapan Sehun.

"Aku mau mengajakmu sarapan bersama."

Sehun mengenakan kemeja katun putih dengan lengan yang digulung sampai ke siku, dia juga mengenakan celana jins pudar yang membuatnya tampak kelihatan luar biasa. Jujur saja jantung Seul Gi saat itu mencelus ketika melihat Sehun, apalagi ketika pria itu berjalan mendekat lalu berhenti di dekatnya. Namun hal itu justru semakin membuat Seul Gi marah. Dia merasa tidak percaya dengan dirinya sendiri yang begitu lemah ketika dihadapankan oleh pria itu.

Kali ini dengan cengkraman lebih kuat di gelas kaca, sampai buku-buku jarinya memucat—Seul Gi berusaha menahan diri. Degup jantungnya kembali normal dan seketika kepalanya penuh emosi siap untuk meledak, amarahnya menderu karena dia kembali mengingat bagaimana Sehun yang telah begitu kejam memperlakukannya tadi malam. Seul Gi terdiam sesaat, lalu melipat tangan di depan tubuh untuk memperlihatkan seberapa keras dirinya. "Aku tidak mau." ujarnya Seul Gi tegas.

Sehun menghembuskan napas kecewa. "Tadinya aku pikir kau sudah pergi dari sini."

"Bagaimana aku bisa pergi tanpa membawa barang-barang."

Sehun mengangguk. "Aku tahu itu, makannya aku kembali ke sini dan akhirnya menemukanmu."

"Bagaimana dengan Bae Joo Hyun?"

"Kenapa kau mengungkitnya lagi?" Setelah menyahut begitu, tatapan Sehun bergerak-gerak ke sekeliling ruangan—lebih memilih untuk menghindari menatap langsung ke arah mata Seul Gi yang kini menyala.

Seul Gi mengerjap. Itu sama sekali bukan respons yang diantisipasinya. "Kau mulai menyukainya kan?"

Sehun kembali memusatkan mata kepada Seul Gi begitu mendengar pertanyaannya. "Kenapa kau bertanya hal itu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BRIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang