III

537 53 2
                                    

Hari sudah mulai siang, meeting hari ini di restorant di salah satu mall semarang. Evans berangkat bersama sekretarisnya. Evans singgah ke pom bensin untuk mengisi bahan bakar dan menambah angin mobil, ia keluar dari mobil memasuki mini market. Membeli berapa camilan dan minuman. Ia keluar menunggu mobilnya selesai di isi angin. Saat ia menuju mobilnya, tiba-tiba ada mobil tepat berhenti di depannya. Sontak Evans memberhentikan langkahnya, melihat sosok keluar dari kursi kemudi.

**

JOYSEPHIEN GERALDINE NAYLA, wanita itu bersiap untuk menemui salah satu CEO perusahaan di Semarang untuk melakukan kerjasama, Perusahaan bahan baku mesin. Ia sendiri adalah CEO dari perusahaan kendaraan bermotor. Ia siap dengan cardigan formal berwarna cream, celana panjang senada, dan high heels 4 cm nya. Diambilnya tas slempang dan beberapa berkas, ia bersama sekretarisnya. Nayla melajukan mobilnya, singgah untuk mengisi bahan bakar mobilnya. Setelah selesai dengan urusannya, ia bergegas untuk pergi. Tiba-tiba ada laki-laki yang hendak melintas di depannya. Sontak Nayla menginjak rem mendadak. Nayla keluar dari mobilnya, melihat orang itu.

"Mas? Kalau jalan liat-liat dong" protes Nayla kepada laki-laki tersebut. "Untung saya sempat buat rem dadakan kalau nggak udah ciuman mobil saya sama mas" timpal Nayla.

"lah? Mba kok nyolot si? Ini kan area pejalan kaki. Area isi angin, mba kalo mau isi angin ya antri. Jangan asal nge gas" jawab pria tersebut. "Udah saya gaada waktu berurusan sama anda" ucap nya lalu meninggalkan Nayla.

**

Evans sudah berada di mobilnya. Ia mengingat-ingat perlakuan wanita itu kepadanya, nyolot. Evans memilih memfokuskan dirinya kepada jalanan semarang, memasuki kemacetam Semarang. Setelah bermacet-macet ria di jalanan Semarang, Evans beserta sekretarisnya, Lidya, tiba di restorant tempat nya untuk berjanjian meeting siang ini. Evans duduk tenang didalam ruangan tertutup itu sambil mengutak-atik handphone nya. Tak lama partner meeting nya memasuki ruangan, Evans menyimpan handphonenya.

"lahhh apanih? Kokk dia?" Batin Evans bertanya-tanya dengan apa yang ia lihat. "Bisa-bisa nya gua bakal kerja sama sama manusia kek dakjal ginii" tambahnya.

"nama saya Joysephien Geraldine Nayla, pemilik PT. Gemilang Jaya. Dapat dipanggil Nayla" ucap wanita itu memperkenalkan diri.

"nama saya Evans Geraldo Atmaja, pemilik PT. Saka Indah. Dapat dipanggil Evans" ucap Evans bergantian memperkenalnkan dirinya.

Rapatpun dimulai. Pandangan Evans dan Nayla tidak pernah bertemu, mereka harus bersikap profesional dalam hal perkerjaan. Evans sudah melupakan kejadian di pom bensin tadi, begitupun Nayla. Yang paling penting sekarang adalah bagaimana caranya untuk menghilangkan rasa jengke di hati masing-masing, pasalnya mereka akan bekerjasama untuk waktu yang cukup lama. Evans hanya diam, mendengarkan penjelasan Nayla panjang lebar.

"Baik, perihal perjanjian kerjasama sudah di setujui kedua belah pihak. Sudah ada tanda tangan diatas materai, menandakan menyetujui apapun yang ada di perjanjian tersebut. Semoga kami dapat bekerjasama dengan baik" ucap Nayla lantang, lalu menyalami Evans sekejap.

**

Evans, pria itu mondar mandir seperti menyetrika ruangannya. Pikirannya semakin kacau karena masalah itu sempat tertunda. Kali ini ia bertekat untuk menanyai perihal nominal itu kepada sekretaris dan juga badan keuangan perusahaan. Ia meraih telepon dan memerintahkan sekretaris beserta kepada keuangan untuk segera ke ruangannya. Tak butuh waktu lama, dua wanita yang Evans maksud mengetuk pintu, lalu memasuki ruangan setelah dapat perizinan dari Evans tentunya. Evand mempersilahkan 2 wanita itu untuk duduk.

"Ini apa?" Ucap Evans lantang sambil meletakkan laporan keuangan didepan wanita tersebut. "Tolong jelaskan".

"Ini data keuangan perusahaan pak, bulan April 2020" ucap Kepala Keuangan tersebut, Sasa. "Ada yang salah pak?".

"Itu beneran perihal lain-lain nominal sebesar itu?" Ucap Evans serius. "Saya bukan masalah nominalnya, hanya saja mengapa tidak dijabarkan untuk apa saja uang sebanyak itu".

"perihal lain-lain itu.. adalah keperluan mendadak perusahaan pak.." jawab Lidya sang sekretaris dengan cepat.

"kamu siapa? Saya tanya ke sasa kepala bagian keuangan. Kamu kenapa ikut campur? Itu bukan bagianmu.. kenapa kamu bisa tau?" Ucap Evans lantang menatap Lidya tanpa jeda.

"Maaf pak.." ucap Lidya menunduk.

"Pengeluaran itu untuk keperluan mendadak perusahaan pak, seperti meeting di luar kantor, dan lain-lain" tutur Sasa.

"Hari ini kalian pulang awal, jam 1 siang kalian sudah pulang. Jangan ada yang menunda jam pulang, kalau saya masih liat kalian di kantor lebih dari jam 1.. jangan salahkan saya" ucap Evans lantang. "Sekarang kalian boleh kembali".

Evans memilih memulangkan mereka berdua, karena ada satu dan lain hal. Pertama ia tetap akan mencari kebenaran kertas kecil itu, kedua Evans tidak yakin alasan yang diberikan kepala bagian itu karena pasalnya bulan April meeting diluar kantor hanya sekali, dengan PT. Gemilang Jaya tempo hari. Setelah kedua karyawannya meninggalkan kantor, Evans menghubungin kedua saudaranya.

     "Hallo.. bry ke kantor sekarang ya lo gak ada kelas kan?"
     "Gaada ko"
     "Ke kantor sekarang ajak Jason ada yang mau gue omongin dan minta tolong"
     "Iyaa"
     "Cepet ya"

Evans menutup Telponnya. Menunggu kedua saudaranya sampai ke Ruangannya. Evans kembali membuka CCTV dan kembali melihat rekaman itu, tidak ada kata bosan melihatnya. Tak lama, sekitar 30 menit Jason dan Bryan datang dan memasuki ruangannya. Jason dan Bryan duduk di sofa.

"kenapa ko? Kok mendadak banget? Jual tahu bulat lo?" Ucap Jason memandang Evans yang masih mondar mandir. "Diemm gituu bisa ga?".

"Bantuin gue.. nyari kertas yang kemarin di CCTV dimeja Lidya sama sasa" ucap Evans lalu berhenti didepan Bryan dan Jason.

"lahh mereka kan diruangan ko, gimana mau geledah coba? Ntar ketahuan" ucap Bryan dibalas anggukan oleh Jason.

"Lo pikir gue bego? Ya nggaklah, udah gue pulangin mereka berdua. Makanya cuma sekarang waktunya, kapan lagi coba? Gakmungkin gue liburin mereka tanpa sebab apalagi deadline kantor baru banyak banget" ceramah Evans panjang lebar.

"Tulahh.. untung lo pinter sih ko wkwk, gak sia sia lo belajar 12 tahun" ucap Jason diakhiri tertawa. "Hahaha mau kapan nih?".

"Sekarang lahhh gila apa nanti-nanti" jawab Evans melepas Jas nya. "Gacorr slurr~".

Evans, Bryan, dan Jason keluar dari ruangan Evans. Bryan dan Jason mengikuti Evans menuju ruangan di sebelah ruangan Evans, ruangan para tangan kanannya. Meja Sekretaris nya, Lidya menjadi objek utama. Evans mulai membuka-buka laci meja sekretarisnya, diikuti Bryan dan Jason. Tidak ada hasil, mereka tidak menemukan apapun dimeja itu. Akhirnya mereka menuju ruangan bagian keuangan, ditujunya meja Sasa. Evans, Jason, maupun Bryan kembali menggeledah meja Sasa. Bryan, membuka laci paling bawah, yang berisi beberapa kertas. Ia cek setiap lembar kertas itu. Ada surat dokter, check up kandungan, surat hari perkiraan lahir. Tiba-tiba ada secarik kertas lusuh jatuh.

Tbc.
Haihai, enjoy ya aku tunggu votement nya-!
love selaut

loveable.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang