Bagian 5

7K 720 21
                                    

Ruangan luas disalah satu gedung itu sudah diubah menjadi layaknya sebuah taman. Serba hijau dan penuh dengan bunga. Nela tebak, kedua pengantin mungkin menginginkan pesta outdoor, dengan memimpikan pesta di kebun misalnya. Tapi mengingat resiko terjadinya hujan atau cuaca buruk lainnya, ide membuat taman didalam ruangan pada akhirnya timbul.

Nela menyukai aroma yang memasuki hidungnya sejak pertama kali memasuki tempat pesta. Aroma wangi yang berasal dari bunga asli. Walau sepanjang penglihatannya, tidak semua tumbuhan yang ada disini berasal dari tanaman hidup. Tetap saja, sensasi berada di kebun bunga lah yang dia rasakan.

Suasana acara resepsi pernikahan itu terkesan kekeluargaan. Tidak ada pelaminan yang sengaja disediakan untuk membuat tamu undangan berbaris hanya demi mengucapkan selamat. Kedua pengantin yang tengah berbahagia itu berbaur dengan tamu undangan. Berpindah dari satu orang ke orang lainnya dan menyapa mereka dengan ramah. Tidak ada ribuan tamu undangan yang memadati ruangan. Melainkan hanya mungkin lebih kurang seratus lima puluh orang tamu undangan.

Dan yang paling penting, tidak ada kamera dari wartawan yang meliput acara. Tidak ada public figure yang menarik perhatian masyarakat diundang. Andika memang mengkhususkan acara resepsinya untuk teman-teman dekatnya yang berasal dari kalangan non artis.

Nela tadi sudah sempat berbincang dengan kedua pengantin, Andika dan istrinya. Walau tidak menjadi penggemar berat dari Rindu Band, setidaknya Nela tahu bagaimana wajah salah satu dari personil band itu. Jadi ketika memperhatikan penampilan Andika yang terlihat berbeda dibandingkan saat tampil didepan publik seperti biasanya sempat membuat Nela terpana. Laki-laki itu tampan, ramah dan rupanya cukup humoris. Jauh berbanding terbalik dengan istrinya yang terlihat cantik dan sedikit pendiam.

Sebenarnya semua yang ada disini tidak Nela kenal baik kecuali Kiki dan Raksa. Raksa pun hanya sebentar berada dipesta dan sudah pulang kerumah setelah bertemu dengan pemilik acara. Karena itu lah, Nela mengikuti langkah Kiki dengan patuh ketika Kiki memperkenalkannya kepada teman-teman laki-laki itu.

“Ayo kita makan. Aku lapar,” ajak Kiki sambil menarik tangan Nela agar dia mengikuti langkah kaki laki-laki itu. Tanpa menjawab pun Kiki seharusnya tahu bahwa Nela memang sudah sangat lapar.

Kiki tidak pernah meninggalkannya berdiri sendirian ditengah pesta. Dan Nela juga bersyukur karena laki-laki itu tahu terima kasih sehingga tidak mengabaikannya. Walau Kiki terlihat menikmati berbincang dengan teman-temannya. Setidaknya Kiki tidak membuat Nela seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

“Masakan Padang semua?” tanya Nela heran sambil memperhatikan satu persatu makanan yang tersaji ditempat makan. Rendang, ayam lado hijau, dendeng dan lainnya.

Kiki mengangguk. “Andika memang pecinta masakan Padang. Setiap kali ikut kumpul, dia sering mengajak makan masakan Padang. Ada rumah makan Padang yang udah jadi langganannya. Kami sebagai teman-temannya jadi udah terbiasa. Gak heran menu dipesta nya ini semua. Kamu mau apa?” jelas Kiki panjang lebar.

Nela menggelengkan kepala. “Entahlah, aku jadi bingung,” gumam Nela. Semua makanan itu menggugah seleranya. Jarang-jarang dia makan makanan Padang. Kira-kira jika dia mengambil satu persatu lauk yang ada disana, apa dia akan terlihat rakus?

“Kenapa harus bingung? Kamu kan suka daging sapi, jadi kita makan rendang atau dendeng aja. Keduanya terlihat menggiurkan. Gimana?”

Nela menatap Kiki beberapa saat sebelum menganggukkan kepala. “Boleh deh. Sepertinya memang seenak kelihatannya.”

Keduanya duduk dipojok ruangan karena disana tersisa meja dan kursi yang tidak ditempati. Nela menikmati makanannya dalam diam. Sesekali matanya memperhatikan Kiki yang makan dengan lahap.

Perfect love Deal [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang