Bagian 22

6.5K 675 75
                                    

Tari bertamu ke rumah Soraya tidak sendirian. Melainkan bersama seorang gadis muda yang masih berusia dua puluh tahunan. Wajahnya memang tidak asing lagi bagi Nela karena mereka memang pernah bertemu sebelumnya meskipun tidak bertegur sapa. Sebab gadis itu adalah anak kedua Tari.

Soraya memang meminta Nela untuk tetap beristirahat saja di dalam kamar. Tapi Nela menolak karena dia ingin tahu apa tujuan Tari mendatangi Mamanya malam-malam begini. Lagi pula Nela ingin mendengar penjelasan dari sisi Tari. Dia tidak akan membiarkan wanita itu pergi dari rumahnya sebelum memberikan penjelasan.

“Kamu pasti sudah mendengar dari Randi tentang apa yang sudah saya lakukan. Karena itu saya datang kesini untuk meminta maaf atas apa yang sudah saya lakukan, Aya. Saya mohon maaf karena sudah memaksa masuk ke dalam rumah tangga kamu. Sejak dulu saya sudah ingin jujur. Sungguh! Hanya saja saya tidak bisa melakukannya. Karena bagaimana pun juga Reno membutuhkan identitas.”

Nela tersenyum sinis. Dia memandangi Tari dan Tiara bergantian. Ibu dan anak yang memiliki sedikit kemiripan di wajah mereka itu menampilkan raut menyesal. Hanya saja itu sama sekali tidak menarik simpati Nela.

Sudah sejak dulu ingin jujur tapi tidak bisa melakukannya? Alasan seperti apa yang Tari berikan saat ini? Nela tidak bisa habis pikir dengan wanita itu. Jika memang dia membutuhkan identitas untuk anaknya, dia seharusnya tidak melakukan hal ini. Karena cepat atau lambat kebenaran juga akan terungkap. Sehingga anaknya juga lah yang akan menderita.

“Saya dulu sudah memaafkan Mbak Tari. Saat itu saya berpikir bahwa bukan keinginan Mbak dan Mas Randi sehingga kejadian ini terjadi. Hanya saja saya tidak tau bagaimana lagi saya harus menanggapi Mbak Tari setelah kebenaran ini. Karena saya tidak mengerti kenapa harus suami saya? Kenapa bisa Mbak berpikir untuk menjebak suami saya? Kenapa harus Mas Randi yang Mbak Tari letakkan dalam kehidupan yang dipenuhi dengan rasa bersalah selama bertahun-tahun?”

Air mengalir keluar dari mata Tari yang memerah. Di sebelahnya, Tiara mengelus punggungnya. Pemandangan yang terlihat itu membuat Nela segera membuang muka. Entah semua ini tulus berasal dari hati Tari atau bukan, Nela tidak akan peduli. Karena wanita itu sudah membuat keluarganya menjadi seperti ini.

“Papa kandung Reno tidak bisa bertanggung jawab karena sudah menggantungkan hidup kepada keluarga istrinya. Jika dia bercerai maka dia harus bersiap untuk kehilangan semua fasilitas termasuk pekerjaannya. Saya sudah meyakinkannya bahwa saya menerimanya yang tidak memiliki apapun karena saya juga memiliki usaha. Tapi dia menolak. Karena itu saya tidak punya pilihan lain selain mencari pria yang bisa menjadi Papa Reno.”

“Dan Papa saya lah orang yang bisa Tante manfaatkan?” tanya Nela dengan nada tajam. Wajahnya juga menunjukkan kejengkelan. Soraya yang duduk disebelahnya menegur Nela dengan menggelengkan kepala.

Definisi cinta itu buta ternyata sudah melekat erat kepada Tari. Dan Nela tidak akan segan-segan menyebut wanita itu sebagai wanita terbodoh yang pernah Nela lihat semasa hidupnya. Rasa cinta dengan laki-laki yang jelas terlarang untuknya membuat Tari kehilangan akal sehat.

Kepala Tari menggeleng. “Bukan Papa kamu yang ada dipikiran Tante saat itu, tapi Fuad. Kamu pasti juga mendengar kabar tentang kematian istri Fuad kan, Aya? Saat itu saya berpikir Fuad adalah orang yang tepat karena saya tidak akan mengganggu rumah tangga orang lain lagi. Sehingga malam itu saya menunggu Fuad lengah agar bisa mengambil kesempatan. Hanya saja semua tidak sesuai dugaan saya. Fuad yang memang dalam kondisi tubuh kurang baik sama sekali tidak ikut minum. Dia juga memilih pulang lebih awal. Saya sangat panik sehingga ketika saya melihat peluang pada Randi, saya langsung memanfaatkannya. Malam itu tidak terjadi apapun antara saya dan Randi. Kami memang tidur bersama, tapi memang dalam arti sebenarnya. Saya sengaja menjebaknya sehingga Randi berpikir kami sudah melakukan sesuatu terlarang. Maafkan saya.”

Perfect love Deal [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang