Canggung.
Begitu lah suasana yang dirasakan Kiki sejak dia mulai masuk ke dalam kamar rawat di salah satu rumah sakit, memperkenalkan dirinya kepada Papa Nela hingga detik ini. Tapi setelah dia memperhatikan dengan seksama ketiga orang yang ada di ruangan yang sama dengannya, sepertinya bukan hanya dia saja yang merasakan kecanggungan ini.
Soraya duduk dengan gelisah di atas tempat tidur. Matanya sesekali memperhatikan suami dan putrinya bergantian. Nela sendiri hanya duduk di sofa dengan memusatkan perhatiannya ke arah pintu kamar. Seakan bersiap untuk keluar jika sesuatu yang tidak diinginkannya terjadi. Sementara Randi sesekali menatap putrinya dengan tatapan penuh kerinduan. Walaupun keberadaannya dianggap tidak ada oleh putrinya sendiri.
Kiki tidak pernah berpikir bahwa siang ini dirinya akan berada di posisi yang membingungkan seperti sekarang. Bahkan untuk membuka suara pun, dia seakan tidak tahu akan mengatakan kalimat apa. Seperti akan terjadi sesuatu yang mengejutkan jika dia salah bicara. Sehingga untuk beberapa saat ruangan ini hanya dipenuhi dengan kesunyian.
Soraya menghela nafas singkat. Kesunyian ini sedikit menyesakkannya. “Kamu pasti kaget sekali saat lihat Tante di sini ya?”
Sebenarnya itu bukan pertanyaan melainkan hanya sekedar basa basi dari Soraya. Raut wajah Kiki sejak masuk tadi sudah bisa menjawab pertanyaannya. Laki-laki itu seakan terkejut melihat dirinya di atas tempat tidur rumah sakit. Soraya tidak tahu, kenapa Nela bisa mengetahui tentang kondisinya sehingga datang berdua bersama Kiki.
Kiki mengusap tengkuknya dengan gugup. “Sejujurnya iya, Tante. Saat Tante menghubungi saya pagi tadi, saya tidak menduga Tante ternyata sedang dirawat. Jadi bagaimana keadaan Tante sekarang?”
Pagi tadi Kiki memutuskan untuk mengantar Nela pulang walau gadis itu bersikeras untuk jalan-jalan. Nela ingin menikmati waktu ketika untuk pertama kalinya dia bolos kerja. Dugaan Kiki jika terjadi sesuatu kepada Nela sepertinya memang benar adanya setelah Kiki mendapat sedikit gambaran.
Panggilan yang diterima Kiki dari Soraya setelah sholat subuh tadi jelas saja langsung membuat Kiki resah. Soraya menanyakan keberadaan Nela kepada Kiki karena Nela tidak pulang semalaman, tidak memberi kabar bahkan tidak bisa dihubungi. Untung saja Soraya tidak berpikir bahwa Kiki sudah membawa kabur putri kesayangannya.
Kiki pikir Soraya sudah kembali sehingga dia memutuskan untuk mengantarkan Nela pulang. Sekalian saja dia ingin membahas tentang rencananya bersama Nela kepada Soraya. Lagi pula jika memang ada masalah, Nela harus bisa menyelesaikannya dengan baik. Bukan pergi jauh tanpa pemberitahuan seperti kemarin.
Saat sudah memasuki batas kota, Nela menolak untuk pulang ke rumah langsung. Nela mengajaknya membeli parcel yang berisi buah-buahan sebelum meminta untuk di antarkan ke rumah sakit. Nela hanya memberi tahu bahwa mereka akan menjenguk seseorang yang mengalami kecelakaan lalu lintas tapi tidak menjelaskan siapa orang yang di maksudnya.
Dan menemukan Soraya di salah satu kamar rawat inap dengan wajah kaget sudah pasti membuat Kiki memiliki banyak spekulasi di dalam kepalanya. Apalagi dengan suasana yang tercipta diantara mereka. Sebenarnya, apa yang terjadi dengan anggota keluarga ini?
“Keadaan Tante sudah membaik. Setelah kecelakaan ada sedikit pendarahan di perut dan sudah di operasi juga. Selebihnya, Tante baik-baik saja. Harusnya Tante sudah boleh pulang dan rawat jalan saja. Tapi Papa Nela masih bersikeras agar Tante dirawat di sini dulu.”
Kiki tidak bisa menyembunyikan raut wajah leganya. Hal yang tidak luput dari perhatian Randi. “Syukurlah kalau begitu. Lebih baik Tante tetap di bawah pantauan dokter sampai benar-benar pulih.”
Soraya hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Tatapannya beralih kepada Nela. “Kamu kenapa tidak angkat panggilan Mama, La?”
Nela menatap Mamanya sekilas. “Mama sendiri gimana? Kenapa gak angkat panggilanku? Bahkan gak memberi tau kondisi Mama padaku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect love Deal [Tamat]
Любовные романыNela rasa sejak Mama nya mengetahui sahabat gadis itu bahagia dengan suami dan anak kembar, membuat Mama ingin Nela segera menikah. Sehingga dengan terpaksa Nela menerima kesepakatan yang diajukan oleh Kiki untuk menghindari dirinya dari segala hal...