Lidia memperhatikan putranya yang sedang menikmati sarapan pagi lebih awal dibandingkan jam biasanya dengan seksama. Laki-laki berusia tiga puluh tahun itu terlihat menikmati sarapan pagi yang dibuat olehnya. Sepiring nasi goreng yang masih panas dengan telur dadar dan kerupuk.
Jika sebelumnya Kiki akan mengelilingi komplek perumahan di pagi akhir pekan untuk berolahraga sebelum sarapan, kali ini berbeda. Setelah mandi sebelum subuh dan ikut bersama Halim ke Masjid untuk sholat subuh seperti biasanya, Kiki langsung mengganti pakaiannya dan duduk dimeja makan, menanti Lidia selesai menyiapkan sarapan pagi untuknya.
Tadi malam Kiki meminta bantuan Mama nya untuk dibuatkan sarapan lebih awal. Karena dia harus menempuh perjalanan yang mungkin menghabiskan waktu hingga dua sampai tiga jam sehingga tidak ingin berhenti dijalan hanya demi sarapan disembarang tempat yang belum tentu terjamin kebersihannya.
Nanti malam acara resepsi pernikahan Andika. Sahabat Kiki yang merupakan gitaris rindu band itu baru melangsungkan acara akad nikah seminggu yang lalu dengan mempersunting seorang pemain ftv yang sering ditonton Lidia di siaran televisi.
Acara akad nikah dan resepsi pertama sudah dilakukan minggu yang lalu dikampung halaman istri Andika. Dan untuk resepsi kedua akan diadakan Andika secara tertutup, khusus untuk keluarga, teman dan sahabat dekatnya.
Karena itu lah Kiki mengajak Nela untuk menemaninya datang. Selain karena memang ingin bertemu, anggap saja Kiki menggunakan Nela untuk menghindari bertemu dengan gadis-gadis yang mungkin akan menggodanya seperti dulu. Mengingat pertemanan dari pihak Andika, Raksa, Wahyu, Adrian dan dirinya sendiri bisa saja dalam lingkungan yang sama mengingat tumbuh dewasa di kota yang sama. Jadi tidak menutup kemungkinan Kiki akan menemukan banyak wajah yang familiar disana.
Sayangnya ajakan Kiki belum mendapat respon apapun dari Nela. Sehingga Kiki akan mencoba peruntungannya dengan menjemput gadis itu. Apakah dia akan mendapatkan ejekan dari batinnya sendiri berupa kalimat anda belum beruntung dan coba lagi, atau mungkin dia memang mampu membawa Nela untuk menemaninya ke resepsi pernikahan Andika.
Hasil pastinya akan Kiki dapatkan dalam beberapa jam yang akan datang. Semoga saja dia tidak akan kecewa.
“Berarti Nela menginap kan, Ki? Jangan biarkan Nela menginap di hotel atau di apartemen kamu. Nela menginap disini aja ya,” pinta Lidia setelah Kiki menghabiskan sarapannya. “Nanti Nela tidur dikamar kamu, biar lebih rapi dan nyaman dibandingkan kamar tamu. Soalnya kamar tamu belum dibersihkan. Kalau dibersihkan sekarang, takutnya masih berdebu.”
“Kalau Nela tidur dikamar Kiki, berarti Mama minta kami tidur berdua? Yakin mau dapat cucu dari hubungan diluar ikatan pernikahan?”
Tanpa sadar Lidia melempar kotak tisu hingga mengenai kening Kiki. “Ya Allah, Astaghfirullah, setan mana yang merasuki anak hamba? Kamu pulang ke apartemen kamu setelah mengantar Nela kesini," teriak Lidia. Kemudian matanya beralih memperhatikan kening Kiki. "Kamu luka tidak? Maaf Mama reflek tadi. Untung saja bukan pisau yang ada ditangan Mama.”
“Aduh, kecewa. Aku kira Mama kasih ijin untuk tidur berdua dengan Nela.” Kiki meletakkan kotak tisu yang jatuh keatas pangkuannya sebelum mengusap keningnya. “Nanti benjol pasti, Mama sudah KDRT nih. Untung sayang, kalau gak Mama bisa dilaporkan ke komisi perlindungan anak.”
“Silakan lapor. Tapi sepertinya kamu yang akan Mama laporkan lebih dulu, Ki,” ucap Lidia sambil memperhatikan kening Kiki yang memerah. Gerak refleknya semakin hari semakin menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect love Deal [Tamat]
RomantizmNela rasa sejak Mama nya mengetahui sahabat gadis itu bahagia dengan suami dan anak kembar, membuat Mama ingin Nela segera menikah. Sehingga dengan terpaksa Nela menerima kesepakatan yang diajukan oleh Kiki untuk menghindari dirinya dari segala hal...