09 ; GUGUP

967 203 71
                                    

+ PERMISI ADA INFO DULU SEBENTARRRR~

Kalian suka Teenfiction ga?! Cerita anak SMA biasa gitu, setuju ga kalau aku buat? Kalau sepi ya oks tydack akan buat🤗🙆🏻‍♀️

Ceffattt, komen yaa~😰💔
Sekalian klo punya ide, sini lempar hehehe

Sekian, terima Mas Doyoung☺️❤️

Sekian, terima Mas Doyoung☺️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading-!

"Kok udah masuk? Kan kata papa kamu suruh diam di rumah," ujar Sungchan begitu keluar ruangan melihat Haera sedang berjalan bersisian bersama Hyunjin dan Hyewon.

"Err, Ara yang minta pengen sekolah. Bosen di rumah," balas Haera di akhiri cengiran. Sungchan menggelengkan kepalanya pelan, tangannya mengelus surai Haera. "Jangan kecapean ya, kalau ada Wonyoung langsung aduin aja, ga usah di lawan. Kondisi kamu lagi down."

Haera mengangguk pelan. "Iya, Om."

"Kalau gitu om mau ke kantin dulu," balas Sungchan dan di angguki oleh Haera, Hyunjin juga Hyewon.

"Tuh dengerin, om lo sendiri aja nyuruh diam di rumah." Haera menoleh ke samping, Hyunjin mengomel karena Haera tidak mendengarkan ucapannya dan ucapan papanya.

"Gue gabut banget," balasnya seraya menghembuskan nafasnya kasar.

"Jangan terlalu kecapean ya, gue juga khawatir," kata Hyewon mengingatkan. Haera mengangguk. "Haha, iya-iya."

"Ya udah, yok ke perpustakaan. Tadi katanya mau ke sana," ajak Hyewon kemudian di angguki keduanya.

~~~

Wonyoung melipat kedua tangannya di depan dada, ia menatap ibunya penuh amarah.

"Ya terus gimana dong, Bu?" kesal Wonyoung. Rose memutar kedua bola matanya malas. "Kita harus jauhin Haera dari kedua orang tuanya, dia itu anak kesayangannya, tau kan gimana bacotnya Haera waktu papanya gini gitu."

"Iya-iya, Wonyoung tau. Tapi ga sekarang juga dong, ribet nih. Kapan-kapan gitu waktu dia udah masa-masa kambuh, ga bisa ngelawan kan?" usul Wonyoung membuat Rose berpikir.

"Hmmm, kayaknya kita harus buat rencana lebih kejam deh. Kita harus bawa pergi Haera, terus ngebuat dia semakin kambuh, terus mati deh, hahahaha," tawa Rose pecah begitu saja.

Wonyoung yang awalnya tak paham langsung paham begitu mencerna semua perkataan ibunya. "Bener-bener, pinter deh."

"Pinter dong, nah kalau gitu ibu pergi dulu ya. Takut ada yang curiga," pamit Rose dan diangguki Wonyoung.

2. OUR HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang