25 ; LIKE DREAMS

1K 187 76
                                    

Happy Reading-!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading-!

Suara monitor di dalam ruangan memecah keheningan. Haneul menatap putrinya yang terbaring di ranjang rumah sakit dalam keadaan yang kritis.

Perkataan Hyunjin di telfon seakan-akan mustahil dan tidak mungkin terjadi. Tapi, ini bukan lah mimpi, ini nyata. Haneul sendiri yang merasakan jika dirinya pun bisa mendengar tangis dari Hyewon saat tadi.

Sekarang pukul 22.30 malam. Jaehyun sudah menyuruh Haneul untuk segera tidur, tetapi Haneul menolak, ia ingin menatap putrinya dulu sebentar saja. Saat ini, Jaehyun sedang pergi ke rumah untuk membawa beberapa baju, karena Haneul yang meminta.

Sekalian bicara pada Sungchan untuk tetap menjaga rumah. Walau memang ada satpam dan juga pembantu, tapi Jaehyun lebih percaya pada sepupunya itu, lagipun Sungchan jarang berpergian selain ada acara bersama kepala sekolah yang lain.

Haneul menggenggam tangan Haera, menciumnya. "Cepet bangun ya, bunda kangen sama kamu."

Tidak ada jawaban, hanya suara monitor saja.

Ceklek

"Sampai kapan kamu gak bakal tidur, Han?" tanya Jaehyun yang baru saja datang. Pria itu menaruh tas yang ia bawa ke dekat sofa lalu duduk menghadap punggung Haneul.

"Aku belum ngantuk," balasnya tanpa ada semangat. Jaehyun menghembuskan nafasnya berat. "Besok aku bakal cari orang yang berani nabrak Ara, kamu gak usah khawatir."

"Cari kemana, Jae? Bahkan kita aja gak tau orangnya siapa," jawab Haneul. Jaehyun bangkit dan berjalan mendekati Haneul, tangannya mengelus kedua pundak Haneul. "Kamu gak usah khawatir, aku bakal cari."

"Hm, iya."

Jaehyun mengangguk, telapak tangannya mengusak rambut Haneul. "Ayo tidur, udah malam, gak baik buat kesehatan kamu."

Haneul mengangguk, lalu berjalan ke sofa dan mulai membaringkan tubuhnya. "Eh, kamu di mana tidurnya?"

Jaehyun melirik Haneul sebentar, pria tampan itu terkekeh. "Aku bawa karpet dari rumah hehe, minjem ke Sungchan. Dia juga udah jarang pake karpet di kamarnya."

Haneul ikut terkekeh, kepalanya mengangguk. "Kalau dingin pake selimut ya," katanya mengingatkan. Jaehyun tersenyum. "Iya sayang."

~~~

"Alin!"

Guanlin menepis kasar lengan Wonyoung. Tatapannya semakin menajam, nafasnya naik turun. "Mau lo apaan sih?! Puas lo ngebuat Haera gak sadar?!"

"I—itu bukan gue! Tapi ibu gue!"

"Tapi lo ada hubungan darah sama dia! Anak sama ibu gak ada bedanya, sama-sama busuk! Lo gak usah ngerasa paling beruntung karena gue selalu perhatian dan selalu ada di samping lo, gue begitu karena gue gak bodoh!" jelas Guanlin sambil menunjuk Wonyoung dengan murka.

2. OUR HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang