Happy Reading-!
Haera menatap taman rumah sakit dengan tatapan yang gembira. Akhirnya ia masih bisa melihat indahnya dunia, tak tahu apa yang akan terjadi jika Tuhan berkehendak lain.
Intinya, Haera sangat bersyukur.
"Ra, gue mau ngomong sesuatu sama lo," kata Hyunjin sambil menghentikan kursi roda Haera. Haera menolehkan sedikit kepalanya ke belakang, bermaksud melihat Hyunjin sekilas. "Ngomong apa?"
Hyunjin berjongkok di hadapan Haera. Tangan lelaki itu memegang kedua tangan Haera. "Gue sayang sama lo, Ra. Gue cinta sama lo, kalau lo bersedia... lo mau ga jadi pacar gue?"
Haera mengerjapkan matanya. Ia tersenyum tipis pada Hyunjin, gadis itu mengulum bibirnya. "Lo pasti bohong kan? Ga mungkin lo suka sama gue."
"Gue serius, Ra. Gue begini karena gue ga mau liat lo tersiksa, gue ga mau. Gue mau bahagiain lo semampu yang gue bisa," jelas Hyunjin dengan keseriusan.
"Ta—tapi, Jin. Gue ga pantas sama lo, lo terlalu sempurna. Dan kita juga beda jauh." Haera menolaknya dengan halus.
"Ga usah minder gitu. Gue ga suka sama orang yang gampang minder, urusan sempurna atau kagak, lo juga terlalu sempurna, Ra. Gue ini cuma cowok biasa," balas Hyunjin. Tangannya menangkup kedua pipi Haera. Ia menatap manik mata Haera.
"Tatap gue."
Haera menatap Hyunjin dengan rasa gugup. Tak biasanya ia gugup seperti ini saat berhadapan dengan Hyunjin, apa mungkin dirinya juga sudah jatuh cinta pada Hyunjin?
"Ra, urusan sempurna atau enggak... kita bisa saling nyempurnain satu sama lain. Kita bisa saling melengkapi, aku... ga mau liat kamu sedih karena terpuruk. Aku mau bahagiain kamu," ucap Hyunjin lembut.
Seketika jantung Haera berdegup kencang, ini kah yang di namakan cinta? Ia baru merasakannya, saat ia menyukai Guanlin tak seperti ini, hanya sedikit gugup. Tapi jika bersama Hyunjin, nyaman memang ada. Itulah yang dirasakan oleh Haera.
"Kamu mau kan jadi pacar aku?" tanya Hyunjin.
Haera menatap sendal yang ia kenakan, kemudian mengangguk kecil. "I... iya. Aku mau."
Hyunjin tersenyum lebar, ia langsung memeluk tubuh Haera seraya berterima kasih karena sudah mau menjadi kekasihnya. Hyunjin berjanji, ia tidak akan membuat Haera terluka sedikit pun.
~~~
"Poster apa ini?" tanya Sungchan begitu datang ke sekolah murid-murid tengah memasang poster di mading.
"Ohh ini, Pak. Polisi lagi ngincar buronan, dan buronannya ada di sekolah kita," ucap Hyunjin sesopan mungkin.
Sungchan menyipitkan matanya guna melihat foto yang ada di poster tersebut dengan jelas, matanya terbelalak begitu mengetahui siapa buronan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. OUR HOME
FanfictionSebuah kehidupan dengan arti baru. Kehidupan yang berliku-liku bagaikan drama. Hidup Haneul dan Jaehyun yang telah berubah 180 derajat. Cerita ini akan membawa kalian ke masa-masa sulit, senang, dan sedih. Menceritakan tentang seorang gadis dengan...