—BATAS KETAMPANAN JAEHYUN—
udh lama gk buka wp. ada kabar gmbira, klo cover HOME lgi dlm proses, mybe. krna kakak desain nya udh chat aks, tunggu aja. mmmmaaffff ku jarang up!!! ku punya 1 cerita, tpi gk bisa di publish, so sad:(
maaf klo sy msih kurang becus jdi author yg di harapin....
:: Happy Reading ::
5 tahun kemudian...
"Asu!"
"Bahasa mu!"
"Iya maaf, Ra," lirih Guanlin. Haera menggelengkan kepalanya, matanya menangkap sesosok gadis cantik yang tengah melambaikan tangannya pada dirinya. Dengan senyuman yang lebar, Haera berdiri dan menghampirinya. "Hai, apa kabar?" tanya Haera basa basi.
Gadis itu terkekeh, menjawab pertanyaan Haera dengan lembut. "Baik, lo gimana?" Lantas Haera tersenyum, dituntunnya gadis cantik tersebut untuk duduk bersama yang lain. "Baik juga, gimanaa kuliahnya? Lancar kan?"
Wonyoung--gadis itu mengangguk seraya tersenyum. "Lancar dong! Berkat semangat dari lo dan yang lain, gue awalnya pesimis. Tapi bokap gue bilang, lebih baik optimis." Hyewon, Hyunjin, dan Guanlin yang mendengarnya hanya tersenyum.Tak di sangka, mereka kini berteman. Padahal dulu sering sekali berdebat dan bahkan menjadi musuh, tidak dengan Guanlin. Fyi, Guanlin dan Wonyoung resmi berpasangan sejak 1 bulan yang lalu, berbeda dengan Haera dan Hyunjin yang langgeng.
(klo ada salah alur komen sj, ku lupa alur iyyyy)
"Tumbenan kalian jam segini masih di luar?" tanya Wonyoung yang kebingungan. Haera menanggapinya dengan senyuman, lalu menjawab. "Guanlin yang minta. Karena kangen lo katanya," celetuk Haera sembari menyenggol lengan lelaki yang ada di sebelahnya.
Tidak dengan Guanlin yang menahan emosinya di dalam hatinya, ia kesal jika Haera beraninya hanya membuka kartu. Apa kabar harga diri Guanlin yang akan bersikap menjadi lelaki gagah di depan Wonyoung? Nyatanya Guanlin ini memang seperti bayi, manja.
Wonyoung terkekeh, tangannya menggenggam tangan lelaki yang tak lain adalah kekasihnya. "Ku pergi sebentar kok," kekehnya. Hyewo berdehem kencang. "ASUU!! HARGAI YANG NDIRIAN ATUH!" teriaknya mengagetkan keempat orang tersebut.
Hyunjin refleks menggeplak kepala belakang Hyewon. "Dongo, berisik goblok." Hyewon menyengir lebar, sedangka Haera mengelus dada karna saking terkejutnya dengan teriakan Hyewon. "Untung gue penyabar bukan pendendam."
Hyewon menatap Haera sinis. "Jahat lo kalau dendam sama gue, huh," kesalnya.
~~~Pukul 22.10, Haera membuka pintu rumahnya. Di lihat sekeliling rumah yang sudah sepi, ia berpikir mungkin kedua orang tuanya sudah tertidur pulas. Dengan langkah hati-hati Haera berjalan menuju tangga, tak lupa juga ia mengunci pintu rumah sangat hati-hati.
"Ekhem," deheman bariton tersebut menghentikan pergerakan Haera yang hendak menaiki tangga, ia berbalik badan, menatap sang papa yang sudah bersedekap sambil menatap serius.
"Janji kamu jam 9, kenapa baru pulang?" tanya Jaehyun. Haera meundukkan kepalanya, gadis mungil itu memainkan jari jemarinya. "Tadi pergi makan dulu, Pa. Ujin juga keliatannya kecapean," jawab Haera sebagai alasan, tapi memang benar.
"Om Doyoung udah nanya ke papa kenapa Ujin belum pulang, emang Wonyoung datang jam berapa?" tanyanya lagi. Haera menghela nafas panjang, ia harus ekstra sabar jika sudah berhadapan dengan papanya ini. "Jam setengah 9, terus kita ngobrol dulu, udah lama juga kan gak ketemu," balas Haera.
Jaehyun mengangguk, mencoba mengalah. Akhirnya ia menyuruh putri kesayangannya itu untuk pergi tidur, jika bukan karna menunggu Wonyoung pulang dari Amerika, seharusnya putri kesayangannya itu sudah berbaring di ranjangnya. Tanpa ada pembahasan lagi, Haera mulai menaiki satu persatu anak tangga untuk menuju kamarnya.
Haera mengernyit heran selama menaiki tangga, tak biasanya juga Jaehyun jam segini belum tidur. Biasanya sudah bermanjaan denga bundanya, ngomong-ngomong... bundanya sudah tertidur. Haera ingin sekali memeluknya, tapi ia juga takut mengganggunya.
"Besok saja deh, ku mau tidur."
~~~Hari ini weekend. Hari yang paling Haera tunggu sepanjang masa. Walau memang hanya 1 hari untuk weekend, setidaknya ia punya banyak waktu untuk menghabiskan seharian ini di rumahnya. Pukul 08.30, Haera sudah selesai membersihkan dirinya. Ini waktu yang pas untuk menonton marathon drakor kesukaannya. Ia lumayan banyak menyetok drakor di laptopnya.
Tiada hari tanpa drakor, 11 12 seperti 1 hari tanpa Hyunjin.
Bulol? Biarkan saja.
"Ujin suruh sini, bakal datang gak ya?" pikir Haera. Gadis itu memutuskan turun dari kasurnya dan berjalan ke dekat nakas, bermaksud mengambil ponselnya. Jari lincahnya menscroll mencari nama kontak yang begitu ia sayangi. Hyunjin.
Setelah menemukan kontaknya, ia langsung mengetikan pesan dan mengirimkannya pada Hyunjin. Selagi menunggu balasan, Haera berniat pergi ke bawah untuk mengambil seporsi sarapan. Tanpa ba-bi-bu, Haera pergi keluar kamar dan langsung berjalan menuju dapur.
"Pagi sayang, mau sarapan apa?" tanya Haneul dengan senyuman yang begitu indah. Haera membalas senyuman bundanya, lalu duduk di kursi meja bar. "Pagi juga bunda, Ara makan apa yang bunda masak aja. Ngomong-ngomong, papa kemana?" tanyanya karena ia tak melihat sesosok Jaehyun.
Haneul yang sibuk memasak menyempatkan untuk menoleh sekilas ke arah Haera. "Ada urusan mendadak di kantornya, harus di urusi, katanya penting." Anggukan dari kepala Haera membuat Haneul memutuskan untuk lanjut memasak. "Ara mau ngajak Ujin ke sini, nanti Ara main sama Ujin di dekat kolam, enggak di kamar," izin Haera pada Haneul.
Haneul mengangguk, tersenyum. "Iya sayang, ayo di makan. Pelan-pelan makannya."
~~~
Jaehyun membelalakan matanya ketika tau jika kantornya di korupsi. Doyoung, dan Yuta pun tak habis pikir dengan si pelaku yang tega mengorupsi kantor milik sahabat sejolinya ini. Doyoung berdecak, membuyarkan suasana tegang. "Gue gak habis pikir deminya, Jae."
Jaehyun sontak menatap Doyoung. "Ya lo kira, lo doang? Gue juga lah," balasnya dengan nada emosi. Pria bertubuh tinggi itu mondar-mandir di depan meja kerjanya, hal itu jelas membuat Doyoung risih. "Lo kalau mondar-mandir kayak orang tolol kagak akan nemuin si pelakunya."
"Sabar anjing, gue bingung. Pasalnya ngekorupsi sebanyak ini, gue rugi, Doy," jelas Jaehyun pada Doyoung. Doyoung mengangguk paham, ia menyuruh Jaehyun untuk tetap tenang dan berusaha menyelesaikannya dengan kepala dingin. "Tenangin diri lo, Jae. Kalau cuma emosi lo gak akan membuahkan hasil," tegur Yuta yang berdiri dibelakang Doyoung.Doyoung menjentikka jarinya. "Valid, sabar adalah kunci segalanya. Jadi, lo tetap sabar, perlahan kita bakal tau pelakunya." Jaehyun hanya mengangguk saja, jujur ia sangat muak dengan si pelaku yang tega berbuat seperti ini padanya. Apakah ia harus melaporkan pada polisi?
"Gue sama Yuta bakal bantu lo, lo tenangin diri aja," pesan Doyoung lalu pria itu duduk di salah satu sofa bersama Yuta dengan ponsel yang ada di genggamannya. Doyoung menatap Yuta, begitu juga sebaliknya. "Apa mungkin ini ulah wanita itu?"
~~~
OKE, AKHIRNYA T_T
NEOMU MIANHADA....
klo bosen karna nunggu updatean, bisa unfoll saja huhu, agyan ku egk becus jg, blm bisa jdi author yg diharapin. voted dan komen ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. OUR HOME
FanfictionSebuah kehidupan dengan arti baru. Kehidupan yang berliku-liku bagaikan drama. Hidup Haneul dan Jaehyun yang telah berubah 180 derajat. Cerita ini akan membawa kalian ke masa-masa sulit, senang, dan sedih. Menceritakan tentang seorang gadis dengan...