64.Sandaran

28 7 0
                                    

Anya mencari Eldan yang tak tau dimana, bahkan ia berlarian untuk mencari keberadaan nya di sekitaraan Restoran, karena ia yakin Eldan tak akan pergi jauh, karena Eldan menggunakan mobil bareng dengan keluarganya dan mobilnya masih terpakir.

Ia sempat bertemu di jalan dengan keluarga Eldan, dan ijin untuk mengejar Eldan.

"Huh huh..." Nafas Anya tersenggal senggal

"Di mana sih kamu El?" Tanya Anya pada diri sendiri sambil mata nya mencari di sekeliling. Zafran yang mengikutinya dari belakang hanya melihat adiknya itu kecapean.

"Eh? Itu Eldan?" Ujar Anya saat melihat cowo sedang menunduk di tepi kolam ikan yang berada di taman dekat restoran.

Anya berjalan hati hati, takut ia salah orang.

"El?" Tanya Anya saat sudah sampai di belakang cowo tersebut

Eldan melihat ke Anya tanpa Ekspresi, lalu tak lama menunduk lagi. Ia sedang kesal dan marah.

Anya duduk di samping Eldan, Anya menatap lurus ke arah bulan yang terang.

"Terkadang saat kita rindu pada orang, namun karena ada kejadian buruk yang membuat kita emosi. Rindu itu tertutup oleh Emosi. Hingga membuat kita selalu marah bertemu orang itu" Ucap Anya

"Anya tidak tahu detail perasaan Eldan saat ini, namun Anya mengerti perasaan Eldan. Rindu, Marah, kesal, dan kecewa dalam satu rasa"

"Tapi jika perasaan itu kita pendam sendiri akan terjadi sesuatu yang buruk bagi fisik dan batin"

"Sekarang Eldan luapkan apapun saat ini. Anggap Eldan hanya sendiri disini dan sedang berada di puncak gunung tertinggi" Ujar Anya. Eldan menatap Anya, dan Anya mengangguk untuk meyakini

Eldan menutup matanya, lalu tak lama ia berteriak

"AKH!!!!"
"KENAPA HARUS GUA YANG NGALAMIN!!!"
"KENAPA?!"

"KENAPA GUA GAK BISA TENANG SAAT KETEMU MAMAH!!! KENAPA?!"
"GUA UDAH BERUSAHA NERIMA MAMAH DARI DULU, TAPI KENAPA SUSAH?!!!!"

"AKH!!!!" Teriak Eldan. Anya menutup matanya menahan sedih yang Eldan rasakan

"Lega?" Tanya Anya saat Eldan menatapnya

Eldan langsung memuluk Anya, Anya hanya diam.

Hening.

Tak lama Anya merasakan ada air menetes, apa benar Eldan menangis? Ah sudahlah tak apa.

"Aku tau kamu kuat!" Ucap Anya sambil menepuk punggung Eldan

"Keluarkan semuanya, Aku tak masalah menjadi sandaran mu" Ucap Anya

10 menit sudah berlalu,Eldan sudah melepaskan pelukan nya.

Eldan tersenyum
"Makasih" Anya ikut tersenyum

"Udah baikan?"

"Sedikit" mereka sama sama memandang bulan

"Aku gak tau kenapa aku sangat kecewa dengan mamah, padahal aku sangat rindu dan menyanyanginya" Ucap Eldan

"Wajar aja, karena kamu belum bisa nerima apa yang terjadi"

"Aku harus bagaimana? Aku udah siap kan mental untuk suatu saat bertemu mamah. Tapi apa?" Ujar Eldan

"Perlahan lahan, pasti kamu bisa" Ucap Anya

"Mana nih Eldan yang katanya Orang ganteng, mana nih? Kok jelek" Anya ingin merubah suasana nya agar tak sedih

Eldan tersenyum
"Ih nambah jelek" Ucap Anya

Online Friends Chek's (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang