Pagi hari yang cerah.
Haechan bangun lebih awal pagi ini.
Semua masih tidur tentunya.
Bahkan matahari belum menampakkan sinarnya.Kenapa?
Karena masih jam 4 pagi.
Entah apa yang membuat Haechan bangun terlalu pagi untuk usia anak sekolahan. Haechan segera mandi dan bersiap untuk pergi sekolah.
Haechan turun ke bawah dengan perlahan. Dia berusaha untuk tak menimbulkan suara sekecil apapun. Haechan melangkah menuju pintu depan, dan keluar dari mansion mewah itu.
Haechan berjalan menelusuri jalanan kota Seoul yang sangat sepi. Haechan pun sedikit menyesal karena berangkat sepagi ini. Jika dia pergi ke halte, bus mana yang akan menjemputnya? Bus terakhir jam 12 malam. Dan bus pertama pagi itu jam 7 yang biasa Haechan naiki.
Srek!
Sontak saja Haechan menghentikan langkahnya. Dia merasa seperti ada seseorang yang mengikuti Haechan dari belakang.
Haechan melirik pelan orang yang ada dibelakangnya tanpa memutar badan. Haechan melihat ada seseorang yang mengenakan hoodie hitam. Tetapi Haechan tak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena dia memakai topi.
Haechan mempercepat langkahnya. Dan Haechan dapat merasakan bahwa orang asing itu juga mempercepat langkah untuk mengikutinya.
Haechan mulai ketakutan. Dia bahkan sengaja memasuki gang gang dan jalanan kecil untuk menghindari orang asing itu. Tetapi orang asing itu selalu dapat mengikutinya.
Haechan sangat ketakutan. Bahkan dia berlari kini. Sampai sampai dia tak sengaja menabrak seorang preman berbadan besar yang sedang mabuk.
Bruk! Keduanya terjatuh. Haechan kini tampak sangat ketakutan melihat preman yang ada dihadapannya ini.
"Wow... Kau berani denganku rupanya..." Ucapnya dengan nada menyeramkan.
"Ma... Maafkan a... Aku..." Ucap Haechan terbata bata.
Haechan semakin ketakutan saat preman yang dia tabrak tadi tampak sangat marah.
"Dasar bocah sialan!!!" Preman tadi segera melayangkan tinjunya pada Haechan. Haechan segera menutup matanya dengan wajah tegang.
Tapi tunggu.
Haechan tak merasakan apapun. Tak ada rasa sakit ataupun pukulan yang mendarat di tubuhnya.
Perlahan, Haechan membuka matanya. Haechan sedikit terperanjat melihat seseorang menahan tangan preman itu.
"Doyoung hyung...." Gumam Haechan pelan.
Ya, Doyoung datang. Dia juga lah yang mengikuti Haechan dari rumah. Doyoung tadi hanya ingin berlari pagi, namun saat dia memakai sepatunya di ruang tengah, matanya menangkap sosok Haechan tengah berjalan mengendap endap keluar dengan seragam sekolah.
Doyoung pun memutuskan untuk mengikuti Haechan pergi dan inilah yang terjadi.
Dengan mudahnya, Doyoung menahan tangan preman itu dan melayangkan sebuah tinju mentah pada preman itu.
Preman itu tersungkur di tanah, namun tak lama dia bangkit lagi. Wajahnya benar benar marah. Dia ingin menukul Doyoung, tetapi lelaki manis bak kelinci itu dengan cepat mengalahkannya.
Setelah perkelahian yang tentu saja dimenangkan oleh Doyoung dengan mudahnya, preman yang sudah babak belur itu segera menjauh dan pergi.
Haechan berbalik menatap Haechan datar. Haechan hanay menunduk ketakutan saat Doyoung menatapnya serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Home || NCT 127 [SUDAH TERBIT]
Fiksi PenggemarSetiap cerita, pasti memiliki awal. Setiap cerita, pasti memiliki akhir. Setiap cerita.... Pasti memiliki alurnya masing masing. "Mulai sekarang, jangan ada yang berani beraninya memperhatikan Haechan!" "Jika aku sampai melihat salah satu dari k...