Hari Rabu, hari terakhir ketiga sebelum kematian Haechan.
Lelaki itu berdiri mematunh sambil memandangi peti krematoriun yang ada dihadapannya.
Haechan tak menangis. Tidak sama sekali.
Haechan tersenyum tipis lalu mengeluarkan sebuah kertas yang telah dia lipat dari sakunya.̶1. ̶M̶e̶r̶a̶y̶a̶k̶a̶n ̶u̶l̶a̶n̶g ̶t̶a̶h̶u̶n.
2. Berpamitan pada semua orang.
3. ̶M̶e̶n̶d̶a̶p̶a̶t̶k̶a̶n ̶n̶i̶l̶a̶i ̶t̶e̶r̶b̶a̶i̶k ̶d̶i ̶u̶j̶i̶a̶n ̶t̶e̶r̶a̶k̶h̶i̶r.
̶4. ̶M̶e̶n̶g̶u̶n̶j̶u̶n̶g̶i ̶g̶e̶d̶u̶n̶g ̶t̶u̶a ̶t̶e̶m̶p̶a̶t ̶t̶i̶n̶g̶g̶a̶l ̶H̶y̶u̶n̶j̶i̶n ̶y̶a̶n̶g ̶k̶e ̶d̶u̶a ̶u̶n̶t̶u̶k ̶t̶e̶r̶a̶k̶h̶i̶r ̶k̶a̶l̶i.
̶5. ̶M̶e̶n̶g̶i̶r̶i̶m ̶s̶u̶r̶a̶t ̶p̶a̶d̶a ̶n̶e̶n̶e̶k ̶S̶o̶y̶e̶o̶n ̶u̶n̶t̶u̶k ̶y̶a̶n̶g ̶t̶e̶r̶a̶k̶h̶i̶r ̶k̶a̶l̶i.
̶6. ̶M̶e̶n̶g̶u̶n̶j̶u̶n̶g̶i ̶n̶i̶s̶a̶n ̶W̶i̶n̶w̶i̶n ̶h̶y̶u̶n̶g ̶u̶n̶t̶u̶k ̶y̶a̶n̶g ̶t̶e̶r̶a̶k̶h̶i̶r ̶k̶a̶l̶i.Haechan menatap lamat lamat kertas keinginannya itu.
"Hyung, aku tak bisa melakukan keinginanku yang kedua...." Ucap Haechan sedih.
"Aku ingin berpamitan, tetapi aku tak bisa melakukannya. Eotteoke?"
Haechan menatap nanar foto Winwin yang tengah tersenyum lebar seolah mengatakan semua akan baik baik saja.
Haechan menyelipkan kertas keinginannya itu ke dalam celah kaca peti krematorium Winwin yang tak rapat. Celah itu sangat kecil, tetapi Haechan tak ingin lagi menyimpan kertas itu. Dia ingin Winwin saja yang menyimpannya.
"Aku tak bisa melakukan permintaan yang kedua. Aku tak punya kesempatan untuk melakukan itu...." Haechan lalu berbalik dan pergi dari sana. Meninggalkan kertas permohonannya yang dia selipkan di peti krematorium Winwin.
Dddrrrttt..... Dddrrrrrtttt....
Ponsel Haechan bergetar. Lelaki itu mengambil ponselnya sebelum kembali berjalan keluar gedung krematorium.
"Yeoboseyo..."
"Apa kau yang bernama Lee Haechan?"
"Iya benar, ada apa?"
"Hahaha..... Kau ingin menyelamatkan Mark hyung mau tersayang?"
"Siapa kau?! Kau apakan dia?!!!!"
"Owhh, tenanglah sedikit. Kau hanya perlu menunggu telepon dari hyung mau yang lain saja. Atau...... Aku kirimkan saja alamat tempat Mark hyung mu ini disekap? Tetapi kau harus datang sendiri...."
"Kirimkan alamatnya padaku sekarang juga bedebah sialan!!!! Aku tak akan membiarkanmu!!!"
Tuuuuuttttt
Jantung Haechan berdetak 2 kali lebih cepat dari biasanya. Lelaki misterius itu sudah mengirimkan alamat yang akan Haechan tuju.
Dddrtrttt.... Drrrrttrt...
Baru saja Haechan ingin kembali melangkah, ponselnya kembali berbunyi. Mata Haechan lantas menbulat dan semakin ketakutan.
Taeyong is calling
Haechan segera mengangkat telepon itu dengan harap harap cemas.
"ANAK SIALAN, KAU ADA DIMANA??!!!!"
Haechan cukup kaget mendengar teriakan Taeyong disela telepon. Haechan tahu, Taeyong sedang sangat marah.
"Aku... Aku..."
![](https://img.wattpad.com/cover/245727493-288-k661973.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
From Home || NCT 127 [SUDAH TERBIT]
FanficSetiap cerita, pasti memiliki awal. Setiap cerita, pasti memiliki akhir. Setiap cerita.... Pasti memiliki alurnya masing masing. "Mulai sekarang, jangan ada yang berani beraninya memperhatikan Haechan!" "Jika aku sampai melihat salah satu dari k...