23. The Last Exam

72.5K 8.9K 689
                                    

Hari selasa, hari terakhir kedua sebelum kematian Haechan.

Matahari mulai menampakkan dirinya pagi itu. Cahayanya masuk melalui jendela kamar 2 insan yang masih berada dalam tidurnya.

Haechan membuka matanya perlahan. Tubuhnya terasa lemas dan sangat sakit.

Haechan melirik jam dinding.
"Jam 6." Haechan perlahan bangkit. Bertopangan panda dinding.

Lelaki itu mencoba berjalan ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Haechan menatap cermin. Penampilannya benar benar mengerikan. Bibirnya kering dan sangat pucat, matanya bengkak, ada lebam di pelipisnya, dan banyak luka lainnya.

Haechan menghidupkan shower. Air dingin itu membasahi tubuh Haechan. Sesekali dia meringis menahan sakit saat air itu mengenai lukanya. Setelah selesai mandi dan berpakaian, Haechan memasukkan buku bukunya.

Tampak Taeyong masih tidur dan belum terbangun. Haechan melangkah keluar kamarnya.

Disana, ada Taeil dan Johnny yang sedang membuat sarapan. Haechan tahu, sarapan itu pasti bukan untuknya.

Sementara Jaehyun sedang melamun di ruang tengah dengan televisi yang masih menyala. Melihat kedatangan Haechan, dia tersentak.

"Mau kemana kau?" Haechan menghentikan langkahnya saat mendengar suara Jaehyun.

"Mau sekolah."

Jaehyun membelalak kan matanya. Haechan masih mau sekolah, sementara dia hampir mati semalam?

Jaehyun menggeleng cepat.
"Kau jangan sekolah dulu..."

"Memangnya kenapa?"

"Lihatlah kondisimu..."

Haechan menatap Jaehyun sebentar lalu melenggang pergi begitu saja. Membuat Jaehyun dan Doyoung yang baru saja datang terlonjak kaget dan buru buru menyusul adik mereka itu.

"Jangan bertindak bodoh! Kau mau sekolah, sementara kau sekarat semalam?!!" Tanya Doyoung emosi.

Haechan menulikan pendengarannya dan masih berjalan melalui kedua orang itu.

"Haechan!!!" Teriakan Doyoung tak digubris oleh Haechan. Lelaki itu tetap melangkah menuju sekolahnya.

Haechan memasuki sekolah. Suasana yang tadinya ramaia, kini mendadak senyap bak kuburan ketika Haechan lewat.

Haechan langsung masuk dan duduk di bangkunya.

Tak ada yang berani menganggu pemuda itu. Auranya sudah sangat menyeramkan. Ditambah lagi wajah yang dipenuhi luka.

Haechan memaksakan diri untuk sekolah. Karena ini adalah ujian terakhirnya di sekolah.

Haechan tak ingin mengecewakan Taeil kali ini. Di sisa sisa terakhir hidupnya, dia akan mendapatkan hasil yang terbaik.

Park saem datang. Dia sedikit kaget dengan penampilan Haechan. Tetapi dia mencoba mengabaikannya dan pura pura tak melihat. Dia tak ingin mendapat masalah.

Ujian hari ini dimulai. Semua kertas dibagikan. Sebenarnya Haechan sedikit khawatir karena dia tak belajar apa apa semalam.

Tetapi untung saja. Haechan anak yang sangat pintar, dia sedikit lega karena bisa menyelesaikan soal dengan mudah.

Ujian telah selesai. Tampak wajah wajah lesu para murid yang tak bisa mengerjakan sekuat soal ujian tadi.

Guru itu sudah keluar. Semua murid lantas heboh karena pelajaran selanjutnya bebas. Sementara Haechan menatap jendela sambil termenung.

From Home || NCT 127 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang