Kemarin kelas AP 1 yang jadi korban julid Bu Cindy, hari ini kelas sebelah yang bakal jadi korban.
"Ibu mah ga nyangka sekolah ini bakal ada kasus kaya kemarin. Ngapain sih ya pada pergi-pergi kaya gitu, kalo ibu mending diem di rumah tiduran. Ini mah pake segala malu-maluin sekolah lagi. Lebih dari 30 motor turun ke jalanan, bikin warga resah. Anak cowok kalo ga bikin masalah ga tenang kali ya hidupnya?"
Anak cowok di kelas AP 2 langsung saling liat liatan.
"Anak sekolah udah pake acara begituan. Konvoi konvoi di jalanan, biar apa sih? Biar keliatan jantan?" Bu Cindy masih lanjut ngomong.
Satu anak cowok angkat tangan, "Bu! Maaf, kita bukan konvoi, kita berangkat dari rumah masing-masing sendirian tidak bersama-sama,"
"Oh cowok di sini juga pada ikutan?"
Anak cowok di kelas pada buang napas kasar, udah kesel banget sama Bu Cindy dengan tingkah so' paling benarnya.
Bu Cindy emang ga tau atau pura-pura ga tau sih?!
"Bu! Lagian kemarin Bang Namjoon udah klarifikasi gimana kejadian sebenarnya. Dia bicara di depan semua warga sekolah, ibu ga tau? Atau ibu ga ada di tempat waktu lagi upacara? Oh mungkin ibu gak disiplin makanya gak tau apa yang dibicarakan Bang Namjoon." kata San sarkastik.
Bu Cindy ga ngomong apa-apa, mukanya masih songong. Emang bener kemarin Bu Cindy ga ikut upacara.
"Perlu saya ulang kembali pembicaraan Bang Namjoon kemarin?" Ini Guanlin yang ngomong.
"Saya tegaskan kembali, bahwa kami seluruh siswa SMK Lintang Neptunus tidak mengadakan acara konvoi. Kami hanya mengadakan acara photo studio yang melibatkan seluruh siswa." Hendery mengulang kembali omongan Namjoon kemarin.
"Dan saya, Kim Namjoon, mewakilkan teman-teman saya meminta maaf atas ketidaknyamanannya. Juga saya ucapkan terima kasih kepada orang yang sudah mendengarkan saya dengan baik." lanjut Hendery.
"Owh that's my twins!" San bangga sama temennya.
"Shut up your mouth or died!" kata Hendery yang ga rela disebut twins sama San.
"Jadi, bagaimana Bu? Sudah bisa dipahami?" Guanlin nanya.
"Sudah jelas kami tidak konvoi. Guru lain sudah tidak mempermasalahkan itu lagi, mereka percaya kepada kami. Ibu saja yang mempermasalahkannya sampai sekarang, apa tidak malu? Tidak mencampuri urusan orang sehari saja hidup ibu tidak tenang?"
"Jaga bicaramu, Choi Yeonjun!"
•_•_•_•_
Arin keluar kelas, niatnya mau nyusul temen-temennya ke kantin. Dia liat ke kanan.
"Oh shit! Kenapa harus ngumpul di luar kelas?!"
Arin liat di depan kelas AP 2 Yeonjun sama temen-temennya ngumpul di situ. Akhirnya dia muter jalan:)
Sampe kantin dia ga liat temen-temennya. Dia liat sekeliling kantin tapi dia ga merasa aura bobrok temen-temennya ada di sini.
"Arin!"
Arin nengok ke sumber suara. Yuqi berdiri ga jauh dari tempatnya.
Arin nyamperin Yuqi. "Sendirian? Temen lu mana?" tanya Yuqi.
"Ini gue lagi nyari mereka, tapi ga ketemu daritadi." jawab Arin.
"Sini sini," kata Yuqi sambil narik Arin buat duduk di kursi kantin.
"Gue juga lagi nyari temen tapi ga keliatan daritadi," kata Yuqi.
"O-ohh... Iyaa,"
Arin ngedarin pandangannya sekali lagi buat nyari temennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sibling || KPOP IDOLS
Fanfiction"Gue ga akan bisa liat adek gue terpojokan kayak dulu," -Jeje ... "Telinga sama mata gue dimana-mana," -Chanu ... "Gue pengen hidup pake nama gue sendiri," -Arin ... "Apapun yang terjadi, Arin tanggung jawab gue." ... "Oh! Jadi lo anak bungsu kelua...