Rindu Yang Mendalam

891 82 3
                                    

Aku tahu dalam setiap tatapanku
Kita terhalang oleh jarak dan waktu
Tapi aku yakin kalo suatu saat nanti
Kita pasti akan dapat bertemu lagi

Merindukanmu.......
Tanpa pernah bertemu denganmu
Sama saja dengan menciptakan lagu
Yang tak pernah ternyanyikan

Itulah sepenggal puisi yang ditulis oleh Gulf saat dia begitu kehilangan Mew dalam kecelakaan 3 tahun yang lalu. Saat itu Mew yang baru pulang dari Jepang saat menghadiri rapat penting itu pun, langsung bergegas mencari Gulf di kondonya untuk memberikannya kejutan, karena Mew telah melewatkan anniv mereka.

Saat itu Gulf yang sedang duduk menonton di ruang tamu dikagetkan dengan telepon dari Mew yang sedang menyetir. Saat mengangkat telepon dari Mew, Gulf mendengar suara rem yang berdecit & dentuman mobil yang bertabrakan. Spontan Gulf pun berteriak memanggil nama Mew. Sebelum benar-benar kehilangan kesadarannya, Mew mengatakan kalo dia sangat mencintai Gulf dan mengucapkan happy anniv.

Gulf yang saat itu tengah mencari dimana lokasi terjadi kecelakaan tersebut, menangis keras berteriak memanggil Mew untuk bangun & jangan pernah meninggalkannya. Saat menemukan lokasi terjadinya kecelakaan tersebut, Gulf menemukan mobil Mew yang sudah ringsek dan tak berbentuk lagi.

Seseorang yang diduga saksi mengatakan kalo Mew yang menyetir dengan kecepatan tinggi itu bermaksud menghindari kucing yang secara mendadak muncul di hadapannya, lalu menabrak pembatas jalan. Dari arah berlawanan muncul truk yang diduga sedang mengantuk dan menabrak mobil Mew sampai terpental jauh.

Saat melihat ambulance datang membawa Mew, Gulf pun ikut didalamnya. Dia memberikan semangat pada Mew untuk tetap hidup. Mew seakan tahu kalo Gulf telah datang & dia pun membuka matanya tanpa bisa bicara apapun. Hanya bisa meringis kesakitan. Saat diperiksa oleh petugas medis yang berada di ambulance tersebut menduga kalo kemungkinan patahnya tulang rusuk Mew menusuk paru-parunya sehingga membuat Mew susah bernafas & bicara. Walaupun Mew tidak bisa berbicara, tapi Gulf seakan tahu apa yang hendak disampaikan Mew kepadanya & air mata Mew selalu menetes dari sudut matanya, begitu juga dengan Gulf.

Setibanya di rumah sakit, Mew dibawa ke ruang UGD. Gulf pun menghubungi adik Mew, Perth yang tak lama kemudian tiba di rumah sakit & mereka pun berpelukan. Perth menenangkan Gulf yang kala itu menangis keras ketika menemani Mew di ambulance. Beberapa kali Gulf meminta maaf pada Perth kalo saja dia tahu kepulangan Mew dari Jepang, pasti dia akan langsung menjemputnya. Perth pun berusaha untuk mencoba menenangkan Gulf.

"P' Gulf bukan orang yang seharusnya minta maaf padaku atas apa yang terjadi pada p' Mew. Tapi supir truk itu yang sudah kabur entah kemana. Kita sama-sama gak tahu kapan p' Mew pulang dari Jepang. Aku tahunya p' Mew pulang saat p' telepon kalo p' Mew kecelakaan & supir baru pulang ke rumah naik taxi menyampaikan kalo mobil dipakai p' Mew pergi mencari p' Gulf" cerita Perth yang membuat Gulf lebih menangis lagi menyesali diri kalo seandainya saja dia tahu kepulangan Mew, dia tidak akan membiarkan Mew yang menyetir malam itu.

Hampir 2 jam dokter berada didalam & akhirnya keluar hanya untuk mengabarkan kalo keadaan Mew sangatlah gawat. Kalo pun Mew hidup, dia bisa cacat seumur hidup. Dokter menyarankan agar Mew dilepas saja, mengingat kondisi Mew yang sudah lumpuh sekarang walaupun Mew masih mempunyai semangat hidup yang tinggi.

"P' Gulf, lepaskan saja p' Mew" ujar Perth saat bersama Gulf melihat Mew dibalik kaca ruang ICU.

"Haruskah aku melepasnya, Perth?" Tanya Gulf dengan suara serak.

"Kalo memang itu yang terbaik untuk p' Mew, maka lakukanlah" jawab Perth.

Perth dan Gulf kala itu menjaga Mew diluar ruang ICU. Setiap pergerakan Mew & apa yang dilakukan perawat, selalu mereka perhatikan. Tak berapa lama datang mantan Mew, Art yang mengetahui berita kecelakaan Mew dari tv. Art pun memberikan bogem mentah ke wajah Gulf. Tapi Perth yang melihat itu menampar Art & mengusirnya keluar.

"P' Gulf tidak pa-pa kan?" Tanya Perth saat melihat Gulf duduk di lantai tidak beranjak.

"Itu yang seharusnya kamu lakukan pada p' tadi, Perth. Memukul p'." Ucap Gulf yang membuat Perth menarik Gulf untuk duduk.

"Tidak p'. Sudah kukatakan kalo p' tidak bersalah. Penabraknya bukanlah p'. Apa yang dilakukan p' Art tuh gila. Datang main pukul aja" kesal Perth.

Sudah 1 minggu ini Mew berada di ruang ICU tanpa menunjukkan tanda-tanda untuk sadar. Gulf yang selalu mengunjungi Mew, selalu mengajak Mew untuk sekedar berbicara. Saking lelahnya Kana yang bekerja dan selalu bolak balik ke rumah sakit itu pun tertidur di samping tempat tidur Mew. Kemudian Gulf bermimpi bersama Mew sedang berada di padang rumput dan Mew hanya tersenyum pada Gulf. Saat Gulf mengajaknya bicara pun, Mew hanya tersenyum. Lalu Mew pun pergi meninggalkan Gulf.

Gulf terbangun dan merasa lega saar melihat kearah pemacu jantung Mew yang masih menandakan kalo Mew masih hidup. Sebisa mungkin Gulf tidak memikirkan mimpi tersebut, walau sebenarnya dia tahu kalo dia harus melepaskan Mew. Tapi dia tidak rela.

Perth yang menggantikan Mew bekerja di perusahaan itu pun lelah melihat Gulf yang terus mempertahankan supaya Mew tetap hidup. Padahal dari hasil pemeriksaan dokter yang terbaru mengatakan kalo Mew sudah mengalami mati otak sejak 3 hari yang lalu. Jalan satu-satunya hanyalah melepas Mew. Tapi Gulf lebih memilih untuk mempertahankan Mew, karena Gulf merasa kalo Mew tidak akan meninggalkannya.

6 bulan kemudian akhirnya Gulf memutuskan untuk melepaskan Mew & dia pun menelepon Perth untuk mengatakan keputusannya itu. Perth pun langsung ke rumah sakit & bertanya kenapa mendadak Gulf memutuskan itu. Gulf menjawab kalo Mew datang ke mimpinya mengatakan kalo dia merasa sakit & meminta untuk dilepaskan. Tapi dia akan tetap hidup di hati Gulf.

"Beristirahatlah dengan tenang p'. Aku sudah mengikhlaskan p'. Tunggu Gulf di surga" ucap Gulf di telinga Mew & tak lama alat pemacu jantung Mew menandakan kalo Mew telah pergi untuk selamanya.

Sepeninggal Mew selama beberapa tahun kemudian, Gulf membuka gallery yang diberi nama M&G Gallery yang berisi semua foto-foto mereka yang Gulf gambar diatas kanvas dan dipamerkan di gallery tersebut. Dibawahnya Gulf tuliskan puisi tentang kerinduan nya pada Mew.

Saat pembukaan gallery, Perth hadir bersama seorang lelaki yang dia yakini sebagai pacarnya, Bass. Mereka terlihat sangat akrab. Saat ditanya Gulf, Perth hanya diam tersenyum.

Selang 3 hari pembukaan gallery datanglah seorang pria yang hendak membeli semua hasil karyanya tersebut. Menurutnya gambar itu sangat artistik & saat pertama kali melihatnya, hatinya sangat nyeri. Penjaga gallery itu pun menghubungi Gulf untuk menyampaikan apa yang dikatakan pria itu & tentu saja sosok pria tersebut membuat Gulf penasaran. Maka dia menyuruh penjaga gallery itu untuk menunggunya datang.

Sesampainya Gulf di gallery, betapa kagetnya dia saat melihat pria tersebut sangat mirip dengan Mew. Hanya saja pria tersebut memakai kacamata. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Tharn & bermaksud untuk membeli semua hasil karya Gulf tersebut. Tharn bercerita kalo dia juga kehilangan belahan jiwanya 3 tahun yang lalu karena kanker. Jadi puisi yang dituangkan oleh Gulf cukup bisa membuatnya merasakan apa yang dirasakan oleh Gulf yang lebih memilih untuk tidak menjual hasil karyanya tersebut kepada Tharn, karena hanya itulah satu-satunya kenangannya bersama Mew. Selain itu Gulf juga mengatakan pada Tharn jika dia ingin melihat hasil karyanya, maka pintu gallery terbuka untuknya. Setelah mengobrol lama, Tharn pun pamit pulang & tinggallah Gulf sendirian di gallery yang memandang Mew dengan air mata berderai.

One Shoot Story About MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang