First Sight

1K 91 6
                                    

Pria berkulit Tan sedang berada di depan cermin untuk memakai baju kemejanya & celana hitam. Setelah itu, dia pun ke meja belajarnya memasukkan laptop & pekerjaan yang dia kerjakan sampai tengah malam tersebut ke dalam tasnya.

"Kana, udah siap belum? Ayo sarapan" teriak papanya, Perth.

"Iya pa. Bentar" jawab Kana yang mengecek dulu kira-kira ada yang tertinggal lagi di meja belajar.

Kana pun keluar dari kamar, kemudian turun ke bawah untuk sarapan bersama papanya. Kana pun membantu papanya untuk menyiapkan sarapan karena keterbatasan papanya yang cacat sejak Kana duduk di bangku kuliah.

"Kana, gimana kerjamu di rumah sakit selama 1 minggu ini? Betah?" Tanya papanya.

"Yaa ... lumayan betah sih pa. Kalo gak betah ya harus dibetah-betahin dong" jawab Kana sambil memakan rotinya.

"Ada masalah? Katakan sama papa" ucap Perth.

"Gak pa-pa, pa. Cuma kalo orang baru di bully udah biasa kali ya" jawab Kana sambil tertawa.

"Kalo Kana memang gak betah, papa punya kenalan di rumah sakit lain & Kana bisa langsung masuk kesana" ucap Perth.

"Kana gak mau pindah ke rumah sakit lain pa. Papa kan tahu kalo Kana mengincar rumah sakit ini sudah sangat lama sekali" jawab Kana.

"Iya ... iya. Terus bos Kana gimana orangnya? Baik ama Kana?" Tanya Perth.

"Sudah 1 minggu Kana bekerja disana belum dipanggil bos secara langsung. Ada yang bilang bos sedang cuti. Ada yang bilang kalo bos udah dipecat & pihak rumah sakit lagi nyari penggantinya. Macam-macam pa" jawab Kana.

Selesai sarapan Kana pun mengantar Perth ke tempat temannya di panti jompo. Setelah itu Kana langsung ke rumah sakit, walau agak sedikit macet karena anak sekolah & bus pekerja pabrik yang berhenti sembarangan. Jam 9 Kana pun sampai di rumah sakit & masuk ke ruangannya untuk menyerahkan pekerjaan nya pada dokter senior, Krist.

"Thon chau khap p'." Wai Kana.

"Hmm ... masuklah. Ada apa Kana?" Tanya Krist.

"Ini pekerjaan yang sudah Kana selesaikan p'. Kana letakin disini saja?" Tanya Kana.

"Coba p' lihat ... hmm ... nah, bawa saja ke ruangan bos & berikan pekerjaan kamu ke dia" jawab Krist setelah puas melihat hasil kerjaan Kana.

"A-apa?! Taruh ke ruangan bos? Tapi Kana gak tahu dimana riangan bos" ucap Kana.

"Dari sini Kana keluar naik lift ke lantai 8. Jumpa sama sekretarisnya yang bernama Xin. Katakan kalo kamu mau ketemu bos untuk urusan pekerjaan. Nanti langsung dikasih masuk" jawab Krist memberikan penjelasan.

"Baik p'. Kana kesana sekarang" ujar Kana berdiri & hendak keluar.

"Kana tahu siapa nama bos?" Tanya Krist.

"Yang kudengar banyak orang memanggilnya khun Suppasit" jawab Kana.

"Tidak. Jangan panggil dia khun Suppasit. Tapi panggil dia dokter Mew. Karena dia adalah seorang dokter yang sama denganmu. Hanya saja dia....nanti kamu juga tahu" ujar Krist.

"Ok p'. Khap khun na khap" wai Kana sambil berlalu pergi.

Setelah Kana keluar dari ruangan Krist, dia mengikuti apa yang dikatakan Krist kalo dia harus menaiki lift ke lantai 8 untuk bertemu dengan sekretaris bos nya, Xin. Lift berhenti di lantai 6 yang masuk seorang pria yang terbilang ganteng, tapi sayang pria itu memakai tongkat penyanggah pada kakinya & agak kesusahan masuk ke lift. Kana pun membantunya untuk masuk ke lift.

"Thanks mo" sapa pria itu ramah sambil tersenyum.

"Mai pen rai khap. P' mau ke lantai berapa?" Tanya Kana.

"Rooftop" jawab pria itu dengan datar.

"Baiklah" jawab Kana sambil memencet lantai 20.

Setelah sampai di lantai 8, pintu lift pun terbuka & Kana pun keluar setelah memberi wai pada pria tersebut. Kana pun mencari Xin & menemukannya sedang bertelepon dengan seseorang di hp nya. Kana pun menunggu. Di sela-sela menunggu, tak sengaja Kana menguping kalo Xin membicarakan masalah sex di telepon. Setelah puas bertelepon, Xin pun mematikan telepon nya.

"Mau cari siapa?" Ketus Xin dengan tatapan tajam pada Kana.

"Dokter Mew. Ada?" Tanya Kana.

"Oh .. si pincang itu? Gak ada. Hari ini dia gak masuk lagi" jawab Xin.

"Si pincang? Maksud kamu?" Tanya Kana.

"Hah?! Jadi kamu belum tahu kalo bos kita itu seorang yang pincang. 2 tahun yang lalu dia kecelakaan & sekarang dia pakai tongkat penyanggah" jawab Xin.

"Oh .. boleh kutitipkan pekerjaan ini untuk diserahkan pada dokter Mew?" Tanya Kana.

"Aku tidak tahu kapan dia akan kembali. Lebih baik kamu kesini lagi besok. Kalo jodoh kemungkinan kamu bisa jumpa dengannya" jawab Xin.

"Baiklah. Aku pergi" ucap Kana.

Kana pun kembali ke ruangannya & Krist sudah menunggunya sejak tadi. Kana bertanya-tanya apalagi yang dilakukan Krist di ruangannya. Kana pun menghampiri Krist.

"P' Krist, ada apa mencari Kana?" Tanya Kana.

"Sudah bertemu dengan dokter Mew?" Tanya Krist kembali.

"Belum p'. Xin mengatakan kalo dokter Mew tidak berada di ruangannya. Bahkan tadi Xin menyebut dokter Mew si pincang" jawab Kana.

"Semua orang di rumah sakit ini memang selalu memanggil dia dengan panggilan itu. Padahal dia masih bisa sembuh, hanya dia harus selalu rutin mengikuti terapi saja. Dalam waktu 1 tahun dia sudah bisa berjalan kembali" ujar Krist.

"Begitu ya?" Ujar Kana termangu.

"Justru itu p' kemari mau Kana yang menangani dokter Mew" ucap Krist

"A-apa?! Kana yang menangani dokter Mew? Gak p'. Kana masih terhitung sebagai dokter baru. Kana gak mau ambil resiko sebesar itu. Kalo Kana gak berhasil gimana?" Cicit Kana.

"P' yakin kamu pasti bisa. Buktinya pekerjaan yang kamu kerjakan itu membuat p' langsung tertarik & memilihmu sebagai dokter untuk merawat dokter Mew. P' juga sudah bicara dengan dokter Mew & besok dia akan datang untuk berkonsultasi denganmu" ujar Krist.

"Tapi Kana takut tidak bisa menyembuhkan dokter Mew" ucap Kana.

"Jangan takut. P' percaya Kana pasti bisa" jawab Krist sambil berlalu dari ruangan Kana.

Kana pun mulai membuka buku-buku yang pernah dipelajarinya di kuliah tersebut, kemudian menuliskannya di buku sebagai pengingat dia. Kana juga menanyakan soal kecelakaan yang menimpa Mew 2 tahun yang lalu & mempelajarinya.

Tanpa disangka waktu dari siang sudah berganti menjadi malam. Kana sangat kaget karena dia janji pada Perth untuk menjemputnya di panti jompo sore hari. Kana pun langsung keluar menuju basement & mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju panti jompo untuk menjemput Perth yang sudah pulang ke rumah sedari tadi.

Karena kuatir, Kana pun menelepon Perth yang membenarkan kalo dia sudah dirumah dari siang tadi. Kana pun merasa lega. Dalam perjalanan pulang Kana membeli makanan untuk makan malam dia & Perth. Sesampainya Kana di rumah, dia dikejutkan dengan kehadiran seorang pria yang begitu akrab dengan Perth yang dikenalkan sebagai pacar yaitu Bass. Kana hanya termangu.

Selesai makan & mengobrol bersama Perth serta Bass, Kana pun memasuki kamarnya untuk melanjutkan belajarnya yang sempat tertunda tadi.
Keesokan harinya pagi-pagi sekali Kana bangun & membuatkan sarapan untuk Perth.

"Tumben Kana bangunnya pagi" goda Perth.

"Iya pa. Kana mau masuk pagi karena bos mau berkonsultasi sama Kana soal kakinya" jawab Kana.

"Hmm ... apa papa bilang. Kana anak hebat kan. Papa bangga punya Kana. Kalo saja daddy kamu masih hidup, pasti bangga sama Kana" ujar Perth.

"Daddy?" Heran Kana.

One Shoot Story About MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang