Pertemuan Pertama

11.1K 400 32
                                    

Saat itu di rumah sakit ada acara kecil-kecilan yang dibuat untuk anak-anak yang berulang tahun. Gulf Kanawut diundang ke acara itu untuk menghibur anak-anak, entah itu hanya sekedar bernyanyi ato bermain biola. Turut diundang juga seorang photografer handal, Mew Suppasit. Entah mengapa pandangan mereka selalu beradu & kamera milik Mew selalu mengarah padanya sampai acara selesai.

"Sini aku bantu" ujar Mew yang berniat membantu Gulf memasukkan biola ke tas nya.

"Thanks" jawab Gulf berterima kasih.

"Mew. Namaku Mew Suppasit" ujar Mew memperkenalkan dirinya.

"Gulf Kanawut" jawab Gulf memberi wai.

"Boleh aku memanggilmu Kana?" Tanya Mew.

"Boleh. Semua perawat disini memanggilku Kana" jawab Gulf.

"Boleh aku mengantarmu pulang?" Tanya Mew.

"Hari ini aku tidak pulang. Karena besok aku harus menjalani kemo. Jadi tolong antarkan aku ke kamarku no 356" jawab Gulf.

"356? Kamar kita berseberangan aja. No kamarku 360" jawab Mew.

"Oh ... kamu sakit?" Tanya Gulf.

"Iya. Leukimia. Kamu?" Tanya Mew kembali.

"Kanker hati. Sudah memasuki stadium akhir" jawab Gulf.

"Kamu harus banyak istirahat. Ayo kuantar ke kamarmu" ujar Mew sambil mendudukkan Gulf ke kursi rodanya, karena Gulf tidak bisa berjalan jauh lagi.

"Aku iri karena kamu masih bisa berjalan. Sedangkan aku sudah harus duduk di kursi roda ini. Bahkan terkadang untuk bangkit dari kursi roda ini saja harus dibantu perawat lain" tukas Gulf menunduk yang membuat Mew berhenti di sebuah taman rumah sakit.

"Hei Kana ... lihat aku. Kehidupan setiap orang berbeda-beda. Tadi aku juga sedikit iri padamu melihat kamu masih bisa tertawa & tersenyum. Sedangkan aku hanya bisa menangisi hidupku yang hanya tinggal 6 bulan dari sekarang" ujar Mew.

"Menurutku kamu jauh lebih baik karena hidupmu tinggal 6 bulan. Aku....tinggal 4 bulan lagi. Tapi ya sudahlah. Kita nikmati saja hidup ini bersama-sama, walau singkat" jawab Gulf menguatkan Mew yang disambut senyuman dari Mew.

Mew & Gulf semakin hari semakin dekat. Para perawat & dokter di rumah sakit tempat mereka berobat, selalu saja menjodohkan mereka.
Saat hari valentine tiba, Mew melamar Gulf menjadi istrinya yang dibantu perawat lain. Saat itu keadaan Gulf tidaklah begitu baik. Gulf pun menyambut baik lamaran Mew & dalam waktu 2 minggu mereka menikah.

Pernikahan mereka yang diadakan di kapel rumah sakit sangatlah sederhana. Hanya dihadiri dokter & perawat sebagai saksi, serta pendeta untuk memberkati pernikahan mereka. Mew adalah anak dari seorang pemilik rumah sakit tempat dia berobat, sedangkan Gulf adalah anak dari pengusaha terkenal yang mempunyai beberapa anak perusahaan di seluruh dunia.

Saat pernikahan selesai, kesehatan Gulf sedikit memburuk & harus dimasukkan ke ruang ICU. Mew sangat mengkhawatirkan kesayangannya itu & meminta pada dokter untuk terus berusaha mengobati Gulf. Memang saat itu keadaan Gulf sudah sangat  memburuk dari hari ke hari. Tapi karena Mew, Gulf tetap bertahan untuk hidup.

Setelah tahu Gulf hidup, Mew sangat bahagia & membuat rencana membawa Gulf tinggal di villanya yang dekat dengan pantai disisa-sisa akhir hidup mereka. Dokter juga sudah angkat tangan dengan kondisi mereka, maka dokter pun mengijinkan Mew membawa Gulf.

Di rumah pantai itu setiap pagi Mew menggendong Gulf ala bride untuk berjemur di pagi hari. Padahal keadaan Mew sendiri juga tidak begitu baik. Setiap malam Mew selalu keluar kamar untuk menahan rasa sakit & Gulf tahu akan hal itu, karena pernah sekali sewaktu Gulf terbangun di tengah malam hendak ke dapur, dia mendengar suara orang sedang menahan kesakitan yang arah suaranya dari dapur. Gulf pun membuka pintu untuk melihat. Betapa kagetnya dia saat melihat Mew berguling-guling di sofa menahan sakit.

Ada rasa sakit di hati Gulf mengetahui Mew yang sakit, tapi dia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya bisa berada di kursi rodanya saja. Pernah sekali saat ditaruh Mew untuk berjemur, dia bangkit dari kursi rodanya hendak memijak kan kakinya ke pasir. Tapi dia malah terjatuh & tidak bisa bangkit kembali karena tubuhnya yang lemah, ditambah kakinya tidak punya tenaga lagi. Seperti orang lumpuh.

"Sayang ... kamu gak pa-pa?" Tanya Mew saat mengetahui Kana jatuh dari kursi rodanya.

"AKU SUDAH CACAT ... AKU TIDAK BERGUNA LAGI. UNTUK APA KAMU NIKAH DENGAN ORANG CACAT SEPERTIKU, MEW SUPPASIT" teriak Gulf.

"Aku menikah denganmu karena aku mencintaimu sayang" ungkap Mew.

"Tidak. Saat kamu menahan sakit sampai berguling-guling di lantai, aku bahkan tidak bisa membantumu. Istri macam apa aku ini" teriak Gulf yang membuat Mew memeluknya.

"Sudah ... sudah ... sssstttt ... jangan pernah bicara seperti itu lagi. Aku yang akan menjadi kakimu, Kana. Aku rela membawamu kemana saja yang kamu inginkan" ujar Mew mengelus halus punggung Kana.

Keesokan harinya adalah hari dimana Kana akan di kemo & mungkin hari itu adalah hari dimana Kana menghembuskan nafas terakhirnya. Saat Mew hendak membangunkan Kana untuk kemo ke rumah sakit, Kana membuka matanya.

"Sayang, ayo bangun. Bukankah hari ini jadwalmu untuk kemo?" Tanya Mew.

"Mew, bisakah hari ini aku tidak kemo? Hari ini aku hanya ingin berduaan denganmu" jawab Kana dengan mata sayu yang diangguki Mew.

"Iya sayang. Hari ini kita tidak pergi. Aku akan menelepon rumah sakit untuk mengganti jadwal kemo mu jadi besok. Gimana?" Tanya Mew.

"Yaaa ... baiklah" jawab Gulf dengan suara lemah.

"Sayang, sepertinya hari ini kamu sangat lemah. Apa kamu tidak mau cek ke rumah sakit?" Tanya Mew penuh kuatir.

"Tidak Mew. Kana baik-baik saja. Kana hanya perlu Mew memelukku disini sambil melihat indahnya pantai. Bisa gendong aku untuk duduk di pasir?" Tanya Gulf.

"Apapun itu untukmu sayangku" jawab Mew sambil menggendong Gulf ala bride untuk duduk di pasir melihat birunya pantai.

"Peluk aku Mew ... lihat pantainya indah bukan?" Tanya Gulf sesudah Mew mendudukkan dia di pantai & minta untuk dipeluk.

"Sangat indah sayang" jawab Mew sambil membaringkan Gulf di dadanya.

"Mew, thanks ya sudah hadir dalam hidupku. Sudah menjadi suamiku tanpa melihat keadaanku yang sewaktu-waktu bisa meninggal. Aku bahagia menjadi istrimu & kamu tahu, setiap malam aku selalu berdoa agar di kehidupan selanjutnya kita yetap menjadi suami istri" tukas Gulf yang menyendengkan kepalanya ke dada bidang Mew.

"Aku juga berterima kasih Kana mau menjadi istriku. Aku juga bahagia karena Kana sudah hadir dalam hidupku, walau singkat saja waktu yang kita miliki. Chan rak khun" jawab Mew yang mencium bibir kenyal Gulf.

Ciuman mereka merupakan ciuman yang terakhir saat Mew mengetahui Gulf tidak ada reaksi lagi untuk membalas ciumannya tersebut. Mew pun menangis keras di pantai memanggil nama Kana. Mew pun mengangkat tubuh Kana untuk masuk ke villanya & menidurkannya di tempat tidur. Mew pun berbaring di sebelahnya & tertidur sambil memeluk tubuh Kana yang sudah dingin itu. Mew bermimpi Kana mendatanginya dalam mimpi.

"Sayang, boleh aku ikut denganmu?" Tanya Mew.

"Boleh saja. Tapi apakah kamu bisa meninggalkan semuanya termasuk orang tuamu?" Tanya Kana yang diangguki Mew.

"Aku hanya mau ikut denganmu sayang. Aku hanya bisa bertahan hidup jika ada kamu disisiku" jawab Mew.

"Kalo begitu, ikut aku" ujar Kana memberikan tangannya untuk digenggam Mew yang meninggal dalam tidurnya bersama sang istri, Gulf.

One Shoot Story About MewGulfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang