2

15 4 9
                                    

||Happy Reading
[5-11]

Satu hari yg sangat melelahkan, seharian jadi babu sekolah ini baru sehari, masih 2 hari lagi. Gibran duduk di kantin sekolah bersama 5 temannya, mereka berbicara tentang masa lalu yg lucu, indah, penuh tawa. Daniel melihat Gibran hanya diam, melambai-lambaikan tangan di depan wajahnya.

"jan lamun luu, kesambet roh halus ntar."
"pengen cepet wisuda tanpa belajar."
"gimana caranya anj-."lanjut Vela.

Gibran tertawa, dia mengingat kembali dimana masa Vela sering mengejeknya.

"plesbek gw vel ma lu."
"dih, gosah inget bg."
"ya knpa?."

Vela tidak menjawab pertanyaan Gibran, dia lanjut meminum minumannya yg sudah di pesan 5 menit yg lalu.

"Vania."

Daniel menoleh ke arah tangan yg di julurkan gadis yg duduk di depannya.

"Daniel."

"cih, El kek tolol sumpah."bilang Vela mengejeknya.

"gua Gibran."
"dan tau."jawab vela.
"kgak ada yg nanya bg."bales El.
"gua bilang ke 3 human, bkn ke lu bedua."
"Zia."jawabnya.
"Vania."jawab Vania.
"Agatha."jawabnya.
"oke jadi ada Zia, Vania, sma Agatha."

Mereka bertiga mengangguk.

"kelas yok, dikit lagi pasti bel."bilang Vela.
"nanggung minuman gua masih ada."bilang El.
"ya di bawa lah dodol."balas vela sambil menjitak jidat El.
"mampus, singa ngamuk."bilang Gibran sambil berdiri, lalu berjalan lebih dulu di ikuti Zia di belakangnya.
"woi lu bedua tungguin gw."bilang Vania.

Merekapun berjalan menuju kelas, di perjalanan sangat ramai, banyak yg bermain, di lapangan terlihat kakak kelas yg bermain basket, sisi lain parah cewek histeris melihat mereka bermain.

"gk maen basket lu?."tanya El.
"panas."jawab Gibran.
"cowok takut panas si anying."bilang Zia.
"ya lu aja sono maen."
"gk lh su."

Perdebatan mereka berakhir karena ada sekelompok osis yg bertanya pada mereka. Mereka melanjutkan kegiatam mereka sepanjang terik matahari.

"dateng putih pulang buluk gua."kesal Vania.
"dateng sebagai putri pulang sebagai pengemis."lanjut Vela.
"dateng-dateng langsung jadi babu."lanjut Zia.

Daniel dan Gibran hanya mendengar ocehan mereka bertiga yg mengeluh sepanjang waktu, Di terik panas itu mereka di suru oleh osis tadi untuk mencabut rumput sepanjang sekolah, karena telat masuk ke kegiatan selanjutnya. Bukannya masih jam istirahat?dan masih banyak siswa/i lain berada di luar kelas. Ya mereka ber-6 kabur pas kegiatan pertama di lakukan, kemana?Ya mengisi perut mereka. Dasar, anak muda jaman sekarang udah kayak gitu semua, MAKAN TEROS.

°°°
Masa SMP masa yg membuat kita lebih mengerti apa kata dewasa, apa kata dari larangan, perintah, ataupun perkataan yg di anggap serius. Mereka menjalani hidup mereka masing-masing dengan sukacita, bahagia, penuh dengan keindahan. Sampai dimana mereka harus meninggalkan sekolah itu, lalu berpindah di jenjang yg lebih tinggi. Entahlah, mereka akan tetap bersama atau berpisah sampai disini.

Daniel dan Gibran masih 1 sekolah dengan Zia dan Vania, Vela bagaimana?Kami belum tahu dia memilih bersekolah dimana, kata orangtuanya dia akan melanjutkan sekolahnya di luarnegri, Ya itu hanya tunggu keputusan dari dia.

Sekarang beralih ke Daniel, dia semakin dewasa tidak ada lagi yg menurut Danirl itu salah, seharusnya dia bisa melakukannya sendiri.

Gibran?Dia lebih memilih untuk diam, membuat dirinya tertutup agar tidak ada brengsek yg mengganggunya.

Zia?Dengan yg satu ini, selalu terlihat heboh jika melihat yg lain bermain basket di lapangan, ya itulah dia. Sangat ramah, membuang duitnya sendiri demi kita, bukan yg lain.

Vania?Dia seperti Gibran, lebih memilih untuk diam, agar hidupnya tenang, tapi sesekali dia bisa membuat Mereka ber-6 tertawa terbahak-bahak, Dia berbeda dari yg lain, pandai tentang Ilmu Seharah, dan Kimia, sangat payah di bidang Matematika Peminatan.

Agatha sangat lucu, menggemaskan kalau di lihat terlalu lama, dia bisa membaca pikiran org lain dalam jangka waktu 5 detik, hebat dia sangat jago dalam olahraga Volly banyak yg tergila-gila padanya, tapi dia menolak hanya karna masih belum bisa berpacaran.

Vela sangat ceria seperti Zia, mereka bisa di bilang saudara kandung karena sifatnya sama semua, Dia jago dalam Bidang menerjemahkan bahasa orang asing, keluar negri gk pake translate gpp.

°°°
Mereka kini tumbuh dewasa bersama,mereka melewatinya bersama. Di sekolah yg sekarang, mereka di tempatkan di kelas yg sama, dan yah tidak ada Zia dan Vela tak ada keceriaan di antara mereka, tak ada Daniel, tak ada juga seseorang yg bisa menjaga mereka, tak ada Gibran tak ada seseorang yg bisa mereka jahili bersama, tak ada agatha tak ada seseorg yg suka memarahi mereka, tak ada Vania tak ada kulkas yg berjalan.

Sepertinya mereka harus bersama, entah apa yg akan terjadi selanjutnya aku tidak tau, aku hanya menginginkan mereka baik-baik saja.

"Aku harap begitu."

Ucap Daniel yg sedang duduk di balkon rumahnya menghadap pemandangan yg indah. Dia sesekali tersenyum mengingat semuanya, yg telah di lalui bersama.

"Aku harap, tak ada yg berubah."

Ucap Daniel sekilas lalu kembali memainkan HP-nya.

[5-11]
Vote|Comment
:D

Our Journey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang