3

18 3 5
                                    

||Happy Reading
[5-11]

Drtttt..drrttttt..

Suara telpon dari Vela muncul di layar depan HP Zia. Dia mengangkatnya dengan malas, karna itu masih jam 5 pagi.

"hmm, ngp lu telpon gua sepagi ini."
"gua gk jadi brangkat ke jepang."
"gua mau disini, bareng kalian."
"hmm."
"haa?."
"gua gk-
"GAK JADI KAN?."
"YES ANYING YUHU, GUA KESANA YA."
"budek telinga gua su."
"jangan bg, masih jam segini."
"nant kalo udh jam 9 lu pada kerumah gw."
"OKEEEEEEE."

Telpon di tutup seketika, seketika juga kamar yg tadinya sepi kini sudah ribut karna teriakan Zia yg menggelegar. Dia senang bahwa Vela gk jadi bersekolah diluarnegri.

"HARUS TELPON EL FIX, TELPON GIBRAN, OKE TELPON SEMUANYA."

Zia mengambil ponselnya lagi, lalu menelpon salah satu yg disebutnya tadi.

Drttt..drttt..drttt..

Getaran dari HP El membangunkannya dari tidurnya. Dia melihat sekilas HP-nya dan terlihat nama Zia yg menelponnya, Dia mengangkat telpon dari Zia dengan malas, Toh masih jam segitu dia telpon buat apa coba.

"ha-
"ELLL, VELA GK JADI BRANGKAT."
"anj telinga gua."
"ha apa apa?."
"VELA GK JADI BERANGKAT."
"yg bener lu?."
"MANA ADA GUA BOONG ANJ."
"Bentar pagi jam 9 kita kesana ya."
"telpon Gibran, dia ikut gw gitu."
"gk asik lu anj."
"dh mo tidur lg gw, gangguin lu anj pagi-pagi."

Telpon di matikan sepihak oleh Daniel, lalu dia melanjutkan tidurnya.

Di rumah lain, Gibran tertidur pulas dengan lagu yg di putar sejak sebelum dia tidur.

Drtt..drtt..drttt..
Drtt..drtt.drttt..

"angkat Gibran, kebo bet si anj."

Ucap seseorang di sebrang sana.

Drtt..drtt..drttt..

Gibran terbangun dari tidurnya lalu membuka matanya malas. Dia melihat sekilas layar hp-nya yg tergeletak nama Vela disana, Dia menjawab panggilan itu.

"Hmm, apa?."
"Lama bet lu angkat telponnya."
"lu bg liat jam sana, baru lu telpon gw."
"iya iya salah."
"hmm.."
"gua gk jadi sklh di sana."
"hmm, ha?."
"gk jadi sekolah di jepang."
"hmm, bgs babu gw masih ada."
"dih, ngeselin su."
"lu kerumah gw ya."
"ngapain, mending gua di rumah tidur."
"si anjj, ke rumah gua yg lain jg gitu."
"hm iya iya ah."
"nah gitu dong su."
"hmm, dh mo lnjut tidur."

Telpon dimatikan sepihak oleh Gibran, lalu dia melanjutkan tidurnya, dia berharap tak ada yg mengganggunya lagi.

Drtt..drtt..drttt..

Gibran melihat ponselnya lalu terlihat nama Zia tergeletak disana. Dia menjawabnya dengan malas.

"ma-
"GIBRAN VELA GK JADI KE JEPANG."
"eh su telinga gua."
"maap maap, ntar dateng kerumah Vela ya."
"hmm."
"hmm berarti iya, OKE YES."
"jan teriak, ntar setan dateng kerumah lu."
"GIBRAN ANJ."

Telpon mati sepihak, di matikan oleh Gibran. Dia tidak mau terganggu lagi, Dia mematikan daya ponselnya, agar tidurnya kembali tenang.

Di tempat lain seorang gadis tertidur pulas di kasur kingsizenya dengan berbagai buku di atasnya.

Drttt..drttt..drttt..

Dia terganggu dari tidurnya, lalu melihat siapa yg menelponnya sepagi ini, dan terlihatlah nama Zia dan Vania tergeletak disana. Dia menjawab dengan malas panggilan itu.

"hm, kenapa lu bedua telpon gua swpagi ini."
"Thaaa thaaaa, lu udh tau belom?."
"belom, ap?."
"Vela gk jadi ke jepang."
"ha?."
"iya thaaaaa."
"AGATHA LU TAU GUA SENENG BET."
"anj kuping gua ziiiaaa."
"eh maap."
"bener?."
"iya thaaa mana ada kita boong ma lu."
"ywdh, sn sn tidur."
"thaaa ntar jan 9 gua jemput lu."
"kemana?."
"NERAKA JAHANAM."
"anj."
"kerumah Vela."
"ok."
"si anying kambuh kulkasnya.

Telpon di matikan oleh Agatha, dia sangat teeganggu oleh 2 siluman manusia yg menelponnya barusan.

Vania, Zia POV
[masih dalam panggilan]
"Agatha dajjal."
"jan bilang gitu su, ntar rohnya kebangun."
"serem juga."
"anj."
"jadi bentar lu yg jemput gua, atau gua jemput lu?."
"gua aja jemput lu."
"sip ok."
"dah."
"ya, dah."
OFF POV

°°°°
Daniel terbangun karna suara alrm yg menggelegar di kamarnya. Dia mengambil ponselnya yg tergeletak di meja samping tempat tidurnya, lalu menekan sebuah nomor.

Nomor yg anda tujui sedang sibuk, mohon coba kembali.

"tumben panggilannya sibuk."

Dia mencoba menelponnya lagi.

Nomor yg anda tujui sedang sibuk, mohon coba kembali.

"ANJ GIBRAN."

Daniel berlari keluar kamar, menuju gerbangnya, lalu berjalan menuju mansion Gibran yg berada tepat di samping mansionnya. Daniel masuk tanpa pamit, Ayah dan Bunda Gibran melihat Daniel bingung.

Daniel berlari ke arah kamar Gibran, lalu membukanya secara paksa. Pintunya terbuka, dan terlihatlah Gibran yg tertidur pulas di kasur kingsizenya.

"GIBRAANNNNN."

Dia terbangun dari tidurnya lalu membuka matanya perlahan dan terlihatlah Daniel dengan piyama yg masih di kenakkannya.

"Ehhh anj, kek maling lu suu."ucap Gibran kaget.
"gua kirain tadi lu mati."
"ponsel lu gk aktif."

Gibran mengambil ponselnya lalu menyalakan kembali ponselnya yg tadinya dia matikan.

"mau mau juga lu gua mati."
"ya ya ya."
"ANJ LU."
"sana pulang lu, mo tdr lagi gua."
"lu kek Vela aja gangguin gua."
"Vela gk jadi ke jepang kan?."
"iya, gua aja tau dari Zia."
"dia telpon gua jam 5 pagi su."
"sama."
"kek setan su dia."
"bhaks."
"sana lu pergi."

Gibran mengusir Daniel dari kamarnya lalu mengunci kembali pintunya. Daniel berjalan santai menuruni tangga, lalu melihat ke arah Ayah dan Bunda Gibran.

"MAKAN OM."
"BIAR KUAT EL."

Daniel keluar dari mansionnya sembari tertawa, karna jawaban dari Ayah Gibran.

Dia kembali masuk kedalam kamarnya, lalu membersihkan badannya.

[5-11]
Vote|Comment
:D

Our Journey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang