Happy Reading
•
•Setelah berkonsultasi dengan Dokter pribadinya mengenai luka-luka nya, Marvell dianjurkan untuk bed rest dan juga tidak boleh berhubungan seksual terlebih dulu, semua itu karena luka jahitan diperutnya. Dokter khawatir jika Marvell banyak bergerak, jahitannya akan kembali robek.
Hampir setiap hari nya Dokter akan datang untuk mengecek kondisi Marvell dan mengganti perban di perut Marvell. Selama itu pula lah Agatha tak pernah lelah merawat Marvell. Bahkan untuk makan pun Marvell meminta Agatha yang menyuapinya. Tidak biasanya Marvell bersikap seperti ini padanya.
Agatha pun menurut saja sebagai pembuktian janjinya pada Marvell yang akan menuruti apapun yang Marvell inginkan.
Malam harinya sambil mengupas buah-buahan segar, Agatha menemani Marvell yang tengah asyik bermain PlayStation. Marvell akan membuka mulutnya memberi kode pada Agatha untuk menyuapinya lagi.
"Agatha, buahnya mana?" tanya Marvell namun tatapan matanya fokus pada layar televisi.
Tidak ada jawaban selain dengkuran halus yang terdengar. Marvell pun menghentikan aktifitasnya dan menoleh ke arah Agatha yang ketiduran.
"Astaga! Aku benar-benar membuatmu kelelahan," gumam Marvell.
Marvell mendekatkan wajahnya dengan wajah Agatha lalu mengecup sekilas bibir Agatha.
"Di saat aku tak bisa menyentuh mu karena luka sialan ini, bibir dan mulut ini lah yang selalu berhasil memberikan kenikmatan padaku. Kau sudah sangat memahami apa yang aku inginkan."
Marvell tak mengerti entah kenapa hanya dengan mulut Agatha saja, ia bisa sampai klimaks beberapa kali.
"Setelah ini aku akan memberi mu bonus. Terima kasih sudah sabar merawat ku hingga aku benar-benar pulih," ucap Marvell sembari menyunggingkan senyum di hadapan wajah Agatha. Marvell mengamati wajah damai Agatha yang tertidur. Biasanya Marvell paling anti mengatakan terima kasih pada siapapun. Namun sepertinya Agatha pengecualian.
Marvell pun memanggil Jose untuk menggendong Agatha ke kamarnya karena Marvell tak tega membangunkan Agatha. Marvell akan menyusul kemudian, ia masih ingin melanjutkan bermain PlayStation.
***
Marvell menunggu Agatha di meja makan untuk sarapan bersama sebelum Marvell pergi bekerja. Untung saja ada Enrico yang menghandle semuanya selama kurang lebih seminggu lamanya Marvell bed rest. Enrico memang paling bisa diandalkan.
"Bagaimana, apa gadis itu percaya?" tanya Marvell pada Cesc yang baru tiba.
"Ya.. dia bahkan sudah membalas email nya." Cesc menyodorkan tab berlogo apel pada Marvell supaya Marvell membaca email balasan itu.
Marvell menanggapinya hanya dengan senyuman miring. "Bagus! setidaknya gadis itu tidak lagi mengkhawatirkan Agatha karena Agatha akan baik-baik saja jika dia bersamaku," jelas Marvell meski ia tidak tahu sampai kapan Agatha akan bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Waves Of Life [END]
RomanceAgatha Miyazaki, gadis cantik berusia 20 tahun, keturunan Jepang yang lahir dan menetap di Indonesia, berprofesi sebagai pramugari salah satu perusahaan penerbangan Indonesia. Hidupnya yang damai pun berubah setelah Agatha di culik dan saat ia sada...