TWOL 17 : Rape drug

12.2K 652 25
                                    

Happy Reading••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Lusa yang Marvell janjikan hanya lah omong kosong belaka karena Marvell tak kunjung kembali membuat Agatha kian khawatir. Agatha semakin penasaran sebenarnya pekerjaan apa yang Marvell dan Ayahnya kerjakan di Palermo karena tak hanya sekali ini saja Marvell seperti ini, pergi ke luar kota selama berhari-hari dan kembali sesuka hatinya.

Agatha duduk di sofa di balkon kamarnya dengan memeluk kedua lututnya, memandangi langit malam yang bertabur bintang-bintang. Entah Agatha sedang beruntung atau apa, ia melihat sebuah bintang jatuh. Tanpa membuang kesempatan, Agatha pun segera memejamkan matanya dan menyebutkan keinginannya di dalam hati. Ia berharap Tuhan akan mengabulkan apapun yang menjadi keinginannya.

"Nona... anda belum tidur? Apa ada yang mengganggu pikiran anda?" tanya Serra saat masuk ke kamar Agatha dan mendapati Agatha masih termenung di balkon padahal malam sudah sangat larut.

Agatha menggeleng. "Aku tidak bisa tidur Serra. Aku teringat pada Marvell. Aku takut sesuatu hal buruk terjadi padanya."

Serra menghampiri Agatha lalu berlutut dihadapan Agatha. "Tuan Vittorio akan baik-baik saja. Tidak perlu mencemaskan nya Nona," ucap Serra seolah mengetahui sesuatu.

Agatha memicingkan matanya menatap tajam Serra. "Kau mengetahui sesuatu mengenai pekerjaan Marvell di luar kota? Maksudku di Palermo, Genoa, dan kota lainnya?"

"Tidak. Aku tidak mengetahui apapun selain perusahaan berlian di Roma. Aku—"

"Serra. Jangan bohong padaku. Ku mohon ceritakan apapun yang kau ketahui tentang Marvell," mohon Agatha pada Serra.

"Nona, Aku tidak tahu pasti namun yang jelas..." Serra mengedarkan pandangannya ke sekeliling, lalu berbisik di telinga Agatha. Serra harus memberitahukan apa yang ia ketahui pada Agatha. Ia yakin Agatha akan bisa menjaga rahasia ini.

"Aku dengar dari Ibu ku bahwa Tuan besar Francesco, memiliki bisnis yang tidak biasa. Dan karena keberhasilan bisnis ini, minggu ini Tuan besar akan mengadakan pesta di Mansion ini," bisik Serra dan memberi kode pada Agatha agar menutup mulutnya rapat-rapat.

Agatha mengerjap setelah mendengar penuturan Serra. Entah kenapa ia merasa bisnis yang di geluti Francesco terdengar menakutkan dan legal. Agatha harus menanyakan semua ini langsung pada Marvell agar semuanya jelas.

***

"Jadi wanita ber-hoodie yang pergi bersama mu tempo hari bukanlah siapa-siapa bagimu?" Sekali lagi Francesco menanyakan perihal Agatha pada Marvell.

"Bukan Ayah, wanita itu hanya wanita bayaran yang—"

"Kau tahu akibatnya jika kau membohongi Ayah mu sendiri?" ucap Francesco penuh penekanan.

"Ya, aku tahu Ayah. Aku tidak akan berani membohongi mu," balas Marvell meyakinkan.

"Anak-anak dan wanita akan menjadi sumber kelemahan kita dan Ayah tidak ingin kau memiliki keduanya yang hanya akan membuat mu lemah di mata lawan. Kau tahu, bisnis yang Ayah rintis puluhan tahun lamanya ini adalah satu-satunya yang paling kuat dan tersohor di daratan Italia. Ayah tidak ingin hanya karena wanita kau menjadi lemah dan kau lupa pada misi dan tujuan utama kita." Francesco mengingatkan akan posisinya pada Marvell.

The Waves Of Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang