TWOL 23 : Closer

12.1K 632 16
                                    

Happy Reading••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

“Nic, bagaimana? Apa permintaan ku sudah kau selesaikan dengan baik?”

“Tentu saja sudah, sesuai permintaan mu Bos Marvell.”

“Bagus. Kau siapkan saja, siang nanti aku akan meminta Cesc mengambilnya ke kantor.”

“Hei, kenapa kau tidak mengambilnya sendiri? Jangan bilang hari ini kau tidak ke kantor lagi?”

“Aku ada urusan dengan wanitaku. Ku rasa itu lebih menarik daripada menghabiskan waktuku di kantor bersamamu dan Enrico.”

“Hei, bukankah sore nanti kau akan ke pertambangan untuk memastikan—”

“Aku sudah meminta Enrico menggantikan ku sementara.”

“Marvell kau tidak bisa—”

“Kau cerewet sekali. Aku bos nya di sini.” Marvell terkekeh. “Yasudah aku tutup.” Marvell pun mengakhiri panggilan telponnya.

Marvell menyunggingkan senyum termanisnya pada Agatha yang sedang memperhatikan nya.

Agatha menyenderkan punggungnya pada dinding dan menyilangkan kedua lengannya di depan dada. “Kau tidak perlu melakukan hal ini, Marvell. Kau bisa pergi ke kantor tanpa perlu—”

“Anggap saja aku sedang cuti, jadi tidak ada alasan bagiku untuk datang ke kantor,” sela Marvell.

Agatha memutar bola matanya jengah lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Marvell hanya sendirian saja di dapur. Ia heran tidak seperti biasanya Mansion terlihat sepi seperti ini. Biasanya akan ada beberapa pelayan yang berlalu lalang.

Marvell mengikuti arah tatapan Agatha.

“Aku meliburkan mereka hari ini. Kurasa mereka butuh Refreshing. Hanya pengawal bagian depan yang tidak mendapatkan jatah libur,” ujar Marvell seolah mengerti apa yang ingin Agatha tanyakan padanya.

“Apa? Dalam rangka apa kau meliburkan mereka? Ini tumben sekali.”

Marvell memicingkan matanya, “Dalam rangka...” Marvell menjeda ucapannya membuat Agatha penasaran. “Aku ingin berdua saja dengan mu tanpa gangguan.”

“Hah?” Agatha tak percaya hanya untuk berduaan dengannya Marvell sampai harus meliburkan pekerja segala.

“Agar aku lebih leluasa melakukan apapun berdua denganmu.” Marvell menambahkan. “Kau hanya akan berdiri di situ, tanpa membantu ku baby?”

Agatha menghela nafas. “Apa yang bisa aku bantu Tuan muda Marvell?”

Agatha pun menghampiri Marvell yang sedang sibuk seperti sedang membuat sesuatu.

“Tidak ada, hanya...”

Cup...

“Aku membutuhkan ini,” ucap Marvell setelah mengecup bibir Agatha sekilas. “Sebagai penyemangat ku.”

The Waves Of Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang