TWOL 9 : First touch

18.6K 828 11
                                    


Happy Reading••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Setelah tiba di sebuah ruangan yang merupakan kamar Agatha, Marvell menyeret Agatha ke kamar mandi dan dengan paksa mendudukkannya di bathtub.

Marvell menyalakan shower yang langsung membasahi tubuh Agatha. Air mata Agatha yang terus jatuh membasahi pipinya menyatu sudah dengan aliran air.

"Hentikan tangisanmu!" bentak Marvell geram tapi Agatha tak mengindahkan perintahnya. Marvell semakin emosi karena tangisan Agatha tak kunjung mereda. Ia tidak ingin bercinta dengan mendengar suara tangisan.

"Jika kau terus seperti ini maka aku tak akan segan-segan menghancurkan hidup Rachel mu. Kau sepertinya amat sangat menyayanginya," ancam Marvell lagi yang membuat tangis Agatha perlahan mereda hingga tak terdengar lagi selain bunyi gemericik air.

Marvell tersenyum sinis. Ia kini tahu, Agatha akan menurut padanya jika diancam seperti ini.

"Kau tahu bagaimana caranya melindungi Serra, Cesc dan Rachel mu dari ku?" tanya Marvell sembari mematikan shower.

Agatha hendak menggeleng namun ia urungkan. Dengan tubuh gemetar dan bibir yang bergetar Agatha terpaksa membuka mulutnya.

"Tidak, Mr. Marvell," ucapnya. Nada suaranya pun terdengar penuh ketakutan.

"Menurut padaku. Hanya itu yang aku inginkan darimu," jelas Marvell sambil menatap dalam sorot mata hitam pekat Agatha.

Agatha membuka mulutnya untuk mengatakan tidak namun dengan gerakan yang sangat cepat, Marvell membungkam bibirnya dengan ciuman. Melumatnya dengan rakus bahkan tidak membiarkan Agatha barang sedikit pun mengambil oksigen. Marvell terlalu gengsi untuk mengakui bahwa sesungguhnya sudah sejak lama ia ingin melakukan hal ini namun baru terwujud malam ini.

Marvell berharap Agatha seperti ini. Diam, pasrah dan tunduk pada kuasanya, pada apapun yang ia perintahkan.

Setelah puas dengan bibir Agatha, Tidak! RALAT, Marvell belum puas dengan bibir itu. Ia hanya memberi Agatha kesempatan untuk menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

Marvell membawa Agatha untuk berdiri dan menjauh dari bathtub. Ciuman Marvell pun turun ke leher dan semakin turun ke bawah dan berhenti di bagian dada dan bermain-main di sana. Tangannya tak tinggal diam, melepaskan pakaian Agatha yang basah kuyup hingga tubuh Agatha polos tanpa sehelai benang pun.

Agatha menahan tangisnya agar tidak pecah. Ini semua ia lakukan demi orang-orang yang tidak bersalah yang kini hidupnya penuh ancaman karena dirinya. Agatha yakin Marvell tidak main-main dengan ucapannya.

Agatha hanya diam, tidak memberikan perlawanan. Sungguh! ia tidak menikmati apapun yang Marvell lakukan pada tubuhnya. Ia terlalu takut untuk kembali melawan apalagi pada ancaman Marvell dengan membawa serta Rachel ke dalam masalah mereka. Agatha hanya menunggu apa yang akan Marvell lakukan padanya selanjutnya.

The Waves Of Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang