Happy Reading
•
•Setelah mengobrol di ruang kerjanya bersama Jose seputar pekerjaan dan juga mengenai Agatha, Marvell memutuskan kembali ke kamarnya.
Marvell tersenyum kala melihat Agatha berada di balkon kamar sedang memperhatikan bintang-bintang di langit yang bersinar terang malam ini. Marvell tak mengerti belakangan ini ia selalu seperti ini, mudah tersenyum hanya karena melihat Agatha.
Marvell memeluk Agatha dari belakang kemudian mengecup puncak kepala Agatha. Tinggi Agatha hanya sebatas bahunya saja.
"Marvell..." Agatha pikir Marvell masih marah padanya karena pertengkaran kecil yang terjadi kemarin malam. Sungguh! Agatha bingung mood Marvell tak bisa di tebak dan mudah sekali berubah. Bahkan seharian ini Marvell terlihat acuh padanya.
"Apa ada yang ingin kau tanyakan padaku?" tanya Marvell seperti tidak terjadi apapun kemarin malam diantara mereka.
Agatha menggeleng. "Tidak ada," jawabnya cepat.
"Sungguh?" Marvell merasa tidak yakin.
Agatha menggigit bibir bawahnya. Ia ragu jika ia menanyakannya mood Marvell akan berubah lagi.
"Katakan, sebelum aku berubah pikiran," tegas Marvell sambil memainkan rambut panjang Agatha.
"Sebenarnya aku penasaran kau pergi—"
"Pergi kemana aku selama hampir satu bulan lamanya? Itu yang ingin kau tahu?"
Agatha memutar tubuhnya lalu mendongakkan dagunya menatap Marvell. Dari mana Marvell tahu ia ingin menanyakan hal ini? Ah.... Agatha baru ingat di Mansion ini baik pengawal maupun pelayan, mereka begitu setia pada Marvell. Kesetiaan mereka tidak diragukan lagi. Hal apapun yang terjadi maka akan sampai ke telinga Marvell. Mungkin dinding-dinding di sini pun jika memiliki mulut akan melakukan hal yang sama.
"Aku pikir urusan ku di Genoa tidak perlu memakan waktu yang lama tapi nyatanya aku salah. Hampir dua pekan aku di sana. Lalu terjadi masalah di Cagliari dan Napoli yang mengharuskan ku untuk tetap stay di sana."
Ahh pantas saja Marvell pergi begitu lama. Tapi tunggu! Agatha masih penasaran Marvell mengurus masalah apa saja di sana sampai harus mendapatkan luka tembak segala?
Marvell tahu Agatha belum puas dengan jawabannya, masih ada pertanyaan yang mengganjal di hatinya tapi Agatha juga segan untuk bertanya padanya.
"Kau membantu Ayahmu di sana?" Agatha menerka-nerka.
"Ya."
"Kenapa kalian tinggal terpisah. Kenapa tidak—"
"Aku tidak akan menjawab untuk itu."
"Lalu luka tembak mu?"
Marvell menggeleng sebagai tanda agar Agatha berhenti bertanya. Tidak seharusnya Agatha tahu semuanya karena Marvell mengganggap hubungan mereka hanya untuk sementara. Mungkin setelah ia bosan pada Agatha, ia akan segera menghempaskan nya meski Marvell tidak tahu kapan saat itu tiba. Jadi untuk saat ini, ia tidak ingin terlalu terbuka pada Agatha. Akan sangat berbahaya jika pihak luar seperti Agatha mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Waves Of Life [END]
RomanceAgatha Miyazaki, gadis cantik berusia 20 tahun, keturunan Jepang yang lahir dan menetap di Indonesia, berprofesi sebagai pramugari salah satu perusahaan penerbangan Indonesia. Hidupnya yang damai pun berubah setelah Agatha di culik dan saat ia sada...