The Waves Of Life [END]

TWOL 16 : Promise?

Happy Reading
•
•

Marvell dan Agatha sudah tiba di sebuah gedung megah, tinggi menjulang yang tak lain merupakan perusahaan milik Marvell.

Sebelum turun dari mobilnya tadi, Marvell berganti pakaian terlebih dahulu dengan kaus krem di padukan dengan jas berwarna mocca, sementara Agatha masih menggunakan hoodie dan kacamata hitamnya. Marvell belum memperbolehkan Agatha melepaskannya.

“Ahh jadi ini kantor mu?” tanya Agatha ketika mereka berada di dalam lift menuju ruangan Marvell yang berada di lantai tertinggi gedung ini.

“Apa sudah mengobati rasa penasaran mu tentang pekerjaan ku?”

Agatha hanya membalasnya dengan senyuman.

Genggaman tangan Marvell tak pernah lepas dari Agatha.

Ketika masuk ke dalam ruang kerja Marvell, Agatha kaget karena di sana sudah ada Enrico dan Nic. Agatha masih mengingat pertemuannya dengan mereka waktu itu saat Marvell merendahkannya. Sejujurnya Agatha masih canggung dan juga malu bertemu mereka berdua.

“Dasar bos besar, datang sesuka hatimu sampai melewatkan meeting penting pagi tadi. Kau darimana saja?” dengus Nic karena tak hanya sekali ini saja Marvell absen menghadiri meeting penting. Tak terhitung lagi jumlahnya Marvell absen selama kurang lebih empat tahunan berdirinya perusahaan ini. Memang sudah kebiasaan yang mendarah daging.

Marvell hanya mengendikkan bahunya acuh menanggapi protesan Nic padanya. Sementara bagi Enrico, wanita yang datang bersama Marvell lah yang lebih menarik perhatiannya.

“Apa dia wanita baru mu lagi? Dimana gadis Asia itu?” tanya Enrico menilai penuh selidik.

Ahh ya, Marvell lupa Agatha masih menggunakan hoodie dan kacamata hitam. Agatha benar-benar menuruti perintah Marvell untuk tidak membukanya jika belum diperintah.

Agatha hanya diam karena Marvell, Enrico dan Nic mengobrol dengan menggunakan bahasa Italia. Sungguh! Ia tak mengerti apa yang mereka bicarakan.

Marvell melepas kacamata hitam yang Agatha kenakan dan membuka penutup hoodie di kepalanya.