TWOL 20 : Threat

11K 689 9
                                    

Jangan lupa vote dan komennya
Supaya aku tambah semangat ngelanjutin next chapter-nya ;))

Aku selalu konsisten kok namatin cerita yang aku buat meskipun..
yang baca cerita ini tuh sedikit bgt..

yang baca cerita ini tuh sedikit bgt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading


Setelah membicarakan perihal bisnis dengan Ayahnya, Marvell termenung seorang diri di meja makan. Sementara Francesco, kembali menjamu tamu yang semalam tidak bisa hadir di pesta.

Marvell teringat pada obrolannya bersama Agatha semalam, sebelum mereka tidur. Meski Marvell mabuk tapi Marvell ingat apa yang ia dan Agatha bicarakan.

“Kau bahagia bisa lepas dari ku?”

“Tentu. Karena bertemu denganmu adalah mimpi buruk bagi ku.”

Marvell tersenyum sinis. Mimpi buruk? Bertemu dengan ku adalah mimpi buruk?

“Jika saja melepas mu itu mudah, aku akan melepas mu detik ini juga,” gumam Marvell sangat pelan.

Marvell memanggil Serra yang kebetulan lewat tak jauh dari tempatnya berada.

“Apa dia sudah bangun dan menyentuh makanannya?” tanya Marvell penuh penekanan. Ia tahu sejak pagi kemarin saat Marvell meninggalkannya, Agatha belum memakan apapun.

Serra ingin menjawab namun ragu.

“Jangan membuatku khawatir Serra. Katakan saja apa yang kau tahu. Jangan tutupi apapun dari ku,” perintah Marvell.

“Nona... dia demam. Saya sudah memberikan obat pereda—”

“Apa? Demam?”

Serra mengangguk sebagai jawaban. Saat akan membuka mulutnya kembali, Serra mengurungkan niatnya karena Francesco tiba-tiba muncul di hadapannya.

“Sebelum Ayah kembali ke Palermo, ada hal yang ingin Ayah dan Alfonso kerjakan. Apa kau bisa ikut bersama kami?” tanya Francesco pada Marvell.

Tentu saja Marvell merasa tidak tenang jika harus meninggalkan Agatha yang sedang tidak baik-baik saja. Marvell berusaha mencari alasan yang masuk akal pada Ayahnya. Marvell meminta kode pada Serra agar pergi lebih dulu menemani Agatha.

The Waves Of Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang