Seokjin masih setia menunggu Jungkook saat ini, ia menunggu dengan khawatir dan sesekali melihat ke ponselnya untuk memastikan Jungkook menelpon atau memberinya pesan, namun tidak ada satu pun telepon atau pesan dari Jungkook.
Sementara Seokjin masih setia menunggu kedatangan Jungkook, di lain tempat Jungkook dan Jimin yang saat ini masih berdua dengan Jimin yang memeluk Jungkook dari belakang, Jungkook pun akhirnya melepaskan pelukan Jimin dari tubuhnya.
"Kau kenapa?" tanya Jungkook melihat raut wajah Jimin yang sedih.
"Aku tak apa2..maafkan aku sudah memelukmu sembarangan, padahal kita sudah tak ada hubungan apa2 lagi."
"Benar kau tak apa2?"
"Tentu." Jimin memaksakan senyumnya.
"Aku harus menemui seseorang dan aku sudah sangat terlambat untuk itu, kau tak apa jika kutinggal sendiri?"
"Aku tak apa2, sudah sana cepat temui orang itu."
"Baiklah kalau begitu. Ini bawalah payung ini bersamamu."
"Tapi kau-.."
"Sudah bawa saja." Jungkook pun akhirnya berlari menerjang hujan yang masih turun dengan lebatnya.
Jungkook berhenti sejenak di sebuah tempat untuk melihat ponselnya yang ternyata mati karena baterai dari ponselnya habis.
"Aish..kenapa mati sih?" kesal Jungkook dan ia memutuskan untuk kembali berlari menemui Seokjin.
30 menit Jungkook berlari akhirnya sampai juga di lapangan tempat yang telah mereka sepakati kemarin.
Seokjin yang masih setia menunggu Jungkook, akhirnya melihat sang kekasih sampai dengan tubuh yang basah kuyup menghampirinya dengan khawatir.
"Kookie.."
"Jinnie..akhirnya sampai juga. Kau masih menungguku?"
"Tentu saja, sudah ayo kita ke apartment ku. Keringkan tubuhmu dulu." Seokjin memayungi Jungkook dan mereka berjalan menuju apartment Seokjin.
Sampai di apartment, Seokjin langsung memberikan handuk pada Jungkook dan ia dengan segera membuatkan teh hangat untuk Jungkook agar tubuhnya tidak kedinginan dan akhirnya menjadi sakit.
Jungkook melihat sebuah tas bekal yang tergeletak di meja dapur Seokjin dan menanyakan apakah itu makanan yang telah dibuat Seokjin untuknya.
"Jinnie..apa ini kimbap dan sandwich itu?"
"Huum..mungkin sudah dingin jadi tak perlu kau makan." ucap Seokjin sembari menyiapkan teh hangatnya.
"Tak apa, kumakan saja kebetulan aku sedang lapar." Jungkook membuka tas bekal itu dan mulai memakan isinya.
"Hhmm..kimbap dan sandwich ini memang terbaik, terima kasih sayang."
"Sama2..ini minumlah dulu agar tubuhmu sedikit hangat." Seokjin memberikan teh yang sudah diseduhnya untuk Jungkook.
Jungkook menerimanya dan Seokjin duduk di sebelah Jungkook.
"Kau tidak membawa payung?"
"Aku lupa, payungku tertinggal di rumah."
"Aku khawatir padamu. Aku khawatir jika terjadi sesuatu padamu karena kau tak memberiku kabar sama sekali." Seokjin menatap Jungkook sendu dan bibirnya mengerucut saat mengatakannya.
"Maafkan aku sudah membuatmu khawatir." Jungkook mengusak rambut Seokjin dengan lembut dan menatapnya dengan lembut.
Keduanya pun saling menatap dan semakin mendekatkan wajah mereka satu sama lain hingga dering ponsel Seokjin membuat mereka menjadi canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny || KOOKJIN (Complete) ✔️
Fiksi PenggemarTakdir antara cinta dan impian di kehidupan Jungkook dan Seokjin. Akankah keduanya menjadi takdir yang baik untuk Jungkook dan Seokjin? Book Kookjin ke 2. Borahae 💜