Chapter 2 Part 2

59 9 4
                                    

Setelah turun dari teikiken, Chelsea menyebrang jalan memasuki kawasan kampus. Gerbang kampus dengan dua pilar bata merah membentang papan nama Universitas Tanon. Hamparan rumput hijau yang dipangkas pendek mengapit jalan-jalan setapak. Pohon-pohon besar yang daunnya menutupi sinar matahari musim semi juga menaungi kepala Chelsea yang menunduk.

Sejak kejadian kemarin, ia jadi waspada dengan kemunculan Kato. Siapa tahu, anak itu tiba-tiba memergoknya lagi. Dari yang ia dengar dari Honomi, Kato cukup untuk diwaspadai karna nampaknya pemuda itu punya masalah serius soal Ryu. Padahal ia tidak minta antar Ryu sekalipun untuk ke kampus, tapi tahu dari mana Kato soal Ryu?

Hari ini ia hanya ada dua mata kuliah. Sambil menunggu Honomi karena kelas pertama sekelas dengannya, Chelsea berdiri bawah pohon rindang dekat gedung utama. Di sekitar pohon itu ada kursi kayu yang banyak di duduki mahasiswa. Ia beranjak ke sudut kursi kosong dan hendak duduk, tapi tangannya dicekal lebih dulu oleh seseorang.

"Asuka Matsumoto."

Chelsea tersentak menoleh dan mendapati seringai Kato di depannya.

"Ohayou?" Pegangannya mengeras. Kato memiliki rahang keras dengan mata cekung yang kecil. Hidungnya mancung dan potongan rambutnya mirip anak band. Poninya seperti di cat warna cokelat, highlight lebih tepatnya. Ia juga sering memakai jaket kulit dan sepatu bots besar.

"Sakit..." Chelsea melirih sementara Kato menarik pegangan itu hingga menyentak Chelsea lebih dekat ke arahnya.

"Perkenalan kita belum selesai, anak baru. Dengar-dengar kau dari Indonesia, bukan?" Matanya menyipit, seraya tersenyum, kantung matanya juga ikut tersenyum.

Chelsea tak pernah ingin menjawab pertanyaan itu, tapi semua orang jelas langsung mengenali garis wajah Indonesianya dalam sekali lihat.

"Bukan urusanmu. Lepaskan--"

Kato makin mengeratkan pegangannya sampai Chelsea meringis kecil. "Beritahu aku kalau kau adalah kekasih Ryu Otosaka. Kau pikir aku bodoh? Ayahku adalah Takamura Genji alias Gilbert. Kau kenal dia? Oh tentu kau kenal. Dia adalah artis senior yang sekarang sedang waspada karena keberadaan pria muda sok tampan itu!"

Dalam sekali gerakan, Kato menghempaskan genggamannya dan Chelsea terlempar mundur. Ia merasa cengkraman Kato masih terasa di pergelangan tangannya meskipun sudah dilepas. Ia menatap Kato yang mendekat. Berusaha menghindar, Chelsea berjalan mundur dan kakinya terantuk di ujung kursi. Ia jatuh terduduk dan Kato terus mencondongkan tubuhnya hingga wajah mereka mendekat.

"Kalau kau pacar pemuda sialan itu, setidaknya beri aku ruang untuk bertemu dengannya dan menghajar wajahnya habis-habisan. Sepertinya empuk sekali untuk makanan para senior seperti ayahku."

Apa maksudnya? Para senior siapa yang dimaksud? Chelsea berusaha mungkin untuk tak terkejut, tapi ia tidak bisa membohongi jantungnya yang berdebar tak teratur. Siapa Kato ini? Kenapa ia tiba-tiba mengancamnya begini? Chelsea sudah berjanji pada dirinya sendiri sampai project Ryu dengan Rin selesai, ia akan membiarkan hubungannya muncul di publik. Tapi bukan ancaman ini yang ia ingin dengar. Tak boleh ada satupun orang yang membuat Ryu jatuh di masa berjuangnya. Menjadi model junior yang penuh rintangan meski sudah menginjak popularitas, tetap saja bukan hal yang mudah. Ia tak mungkin membiarkan orang asing merusak rencananya begitu saja.

"Pergi dari hadapanku!" Chelsea berusaha menekan suaranya sedalam mungkin. Ia menatap tajam, tak membiarkan satu sentipun Kato menyentuh wajahnya.

"Wah, kau ini benar-benar mau melindungi dia, ya? Kau tahu, ayahku artis senior. Mudah sekali mencarimu setelah pulang nanti dan bimsalabim! Ryu ketemu." Mata Kato memicing puas, senyumnya lebar tapi mengejek.

"Aku tidak kenal--Ryu. Atau siapapun yang kau bicarakan itu. Lepaskan aku, atau aku akan berteriak sekarang."

Kato tertawa keras, hampir membuat orang yang lewat dan duduk di sekitar situ menoleh ke arahnya. Tapi tak ada satupun dari mereka yang berani melepaskannya. Chelsea mulai membeku, tenggorokannya tercekat. Lupa kalau Kato adalah penguasa di sini.

"Lihat? Kasihan sekali tak ada yang peduli sekalipun aku memerkosamu sekarang kecuali kau menelepon Ryu Otosaka. Bagaimana?"

Dengan amarah yang tak terbendung lagi, Chelsea mengumpulkan liur di dalam mulutnya, lalu dalam satu detik, ia meludah ke depan wajah Kato sampai  pemuda itu berteriak mundur. Melihat ada celah, saat itu juga Chelsea langsung berlari menjauhi pemuda yang masih menggeram jijik. Tanpa sadar, ia sudah dikelilingi orang-orang, menjadikan kejadian tadi seperti hiburan semata. Chelsea menembus keramaian dan sesekali menoleh ke belakang. Cemas jika Kato masih mengikutinya. Begitu ia melihat pintu gedung, ia langsung lari secepat mungkin sambil menahan sesak dalam dadanya.

***

Yaaa guys kalian lihat mulmed di atass? Yap itu adalah Kato. Hehe. Mukanya jahat jahat gemesin ga sih? Pas foto itu lewat di TL pinterest aku, langsung aja kepikiran Kato. Hehe cocok ga?

Btw, selamat hari senin! Semangat terus buat jalanin hari ke depan. Ditemenin Ryu, semangat dong? Hehehe. Tunggu kelanjutannya besok yaw!💕

Tokyo Kiss 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang