Chapter 2 Part 5

45 8 6
                                    

Pembaca yang baik hati, jangan lupa votes cerita dan bab sebelumnya yaa. Yuk saling support supaya penulis jadi semangat update setiap hari. Terima kasih^^
-Ryu Otosaka-

*

Di luar dugaan, rapat temu tadi siang ternyata berlangsung intim dan semua tim produksi malah kian mendekat untuk membahas project Clai're. Majalah yang sudah melalang buana dari setelah perang. Orang-orang biasa, selebriti, atau artis luar negri juga berpatok pada desain mode, kecantikan, popularitas dari majalah itu. Tak heran kalau masuknya Clai're ke agensi kecil yang hanya menempa satu model kelas atas seperti Ryu turut meluangkan waktu mereka.

Pool party yang diadakan teman Rin tempatnya tak jauh dari kantor. Setelah mandi dan berganti pakaian, Ryu langsung melengang ke City Hall. Gedung perkantoran milik ayah Senoo yang mengurus bisnis entertaiment. Di atasnya, gedung itu punya rooftop luas yang sering terlihat di jalan sekitar Shibuya. Lampu led menjulang-julang di sekitar gedung kotak itu, hingga malam terlihat seperti pohon natal, penuh gemerlap dan megah.

Ia memakirkan mobilnya di basement, tempat Rin mengarahkan untuk langganan VIP. Rin bilang ia hanya perlu ke atas menemui gadis itu. Sebelum benar-benar melakukan pekerjaannya, ia mengirim pesan pada Chelsea. Sekarang pukul sembilan malam. Harusnya gadis itu sudah di rumah. Yah, ia berharap begitu. Tapi tak ada balasan setelah lima menit menunggu. Ia menelpon, tapi tak di jawab juga. Tiba-tiba bibit kekhawatiran melesak dalam dadanya. Ponsel di tangannya gemetar. Ia segera mengangkat, tapi itu Rin.

Bahunya agak melesak lalu menjawab telepon.

"Apa kau tersesat?" tanya Rin.

"Tidak." Ryu menjawab pendek seraya berjalan masuk ke lobby. Ia memberi kode pada staff untuk menekan nomor lantai rooftop sambil memberi tanda pengenal--yang sebenarnya tidak begitu diperlukan--karena staff itu langsung mengenalnya.

"Kalau begitu ayo cepat. Aku hanya satu jam di sini. Senoo sedang bersemangat dan ia kelihatan luar biasa."

Ryu tidak punya ide soal Senoo, tapi dalam beberapa detik lift sudah tiba di lantai rooftop. Suara musik yang berdebam di bawah karpet lantai terasa keras di dada Ryu. Pintu lift terbuka, dan di situlah balkon rooftop yang luas di depan matanya.

Sekiranya ada lima puluh orang yang mengelilingi spot-spot tertentu. Sebuah kolam renang ditengah rooftop, yang diisi beberapa artis terkenal seperti Nanase Hazuki yang ternyata--pacaran dengan Kim Seung Ho--wah, bukankah itu aktor Korea yang sempat main film dan terkenal di Tokyo beberapa bulan yang lalu? Beberapa gadis dengan pakaian berkilau dalam gaun malam, para lelaki berjas dan berkemeja asal, seorang DJ di atas panggung kecil di dekat kolam, dan suara kecipak di air, semua itu berputar dalam pandangan Ryu dalam sekali kedip.

"Ryu-kun!" Seseorang memanggilnya, tapi bukan suara Rin. Ia menyapu pandangan di antara keramaian dan melihat seorang gadis pendek berbalut gaun malam rok di atas paha dengan glitter memenuhi kainnya. Ia melambai, barulah saat itu ia menemukan Rin duduk di bawah meja berpayung pantai tak jauh dari sana. Ryu tersenyum mengangguk lalu menghampiri mereka.

"Wah, aku tak sangka bisa bertemu dengan pria yang sedang hangat diperbincangkan seluruh Tokyo ini. Apa kau menyadarinya?" Senoo terus mencerocos begitu Ryu sampai, sementara Rin bangkit dari kumpulan pria di sebelahnya. Gadis itu berbalut gaun dengan kain model bulu--yang sepertinya ciri khas mode atau ia memang menyukainya--bewarna kuning terang seakan ingin mengeluarkan aura cerah gadis itu. Rambutnya di keriting dan ia tidak nampak kelelahan setelah rapat temu beberapa jam yang lalu.

"Perkenalkan, ini Senoo. Dia salah satu artis dari agensi kami, tapi sedang vakum. Dan ini ada Haru, Sam, dan Kitsuha. Mereka teman dekatku sejak serial--"

Tokyo Kiss 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang