Chapter 4 Part 5

33 8 0
                                    

"Jangan!!" Chelsea menjerit dengan mata tertutup dan ia langsung terduduk dari tidurnya.

Napasnya terengah-engah seakan mimpi barusan terasa nyata. Gilbert menerjangnya ke atas kasur, sentuhan panas di pipinya dan ketika ia menyentuhnya, nyeri itu terasa nyata. Dari sebelahnya, tiba-tiba ia direngkuh seseorang.

"Asuka," gumam Ryu yang menyelimutinya dengan perasaan hangat seketika. Punggung Chelsea melesak jatuh dan ia langsung bersandar dalam dada cowok itu.

"Asuka," panggil Ryu lagi, merekatkan dekapannya hingga Chelsea merasa sakit tapi itu sangat menenangkannya.

Itu bukan mimpi. Dia ingat kejadian itu hanya akan terjadi beberapa detik di depan matanya jika ia tidak ditampar oleh Gilbert. Ia tidak tahu apa yang sudah Gilbert lakukan terhadap dirinya tapi waktu mendapati Ryu di sebelahnya, jantung Chelsea berdebar lega. Ketakutan yang menyiksa mimpinya seketika hilang waktu mendapati ini semua. Ryu yang menyentuhnya, Ryu yang memanggil namanya, Ryu yang melindunginya, itu semua cukup.

"Ryu, aku.."

"Aku tidak akan membiarkanmu sendirian lagi. Aku tidak akan," ia melepaskan dekapan itu dan langsung memberenggut wajah Chelsea dalam satu tangkupan tangannya. Di mata cokelat itu, Chelsea bisa merasakan marah, takut, panik dan khawatir menjalar menjadi satu. Chelsea tahu sebenarnya Ryu menyembunyikan ini berharap ia bisa menghadapi para senior itu seperti ia menghadapi Yakuza di masa lalu. Tapi kali Ryu salah. Mereka harus menghadapinya bersama.

"Maafkan aku," kata Ryu pelan sambil mengusap pipi Chelsea lembut. Ia menarik wajahnya mendekat hingga kening mereka saling bertumpu. Chelsea menahan hidungnya yang beringsut, tapi waktu Ryu terus mengusap tangannya yang hangat ke sekujur leher belakangnya, rasa itu membentuk sebuah dinding penguat dalam dirinya. Seakan sentuhan itu memang sudah menyatu di dalam sana dan tinggal dihidupkan kembali.

Memikirkan ketakutan yang terasa diujung jemarinya tadi saja sudah membuatnya gemetar sampai sekarang. Ia tak tahu bagaimana bisa Ryu datang, tapi ia merasa sesak pada sesuatu. Tanpa sadar, air mata jatuh di pipinya. Ryu langsung mengusapnya lembut.

"Katakan kau membenciku, katakan kau menyesal telah mencintaiku."

Chelsea bergeming sejenak, ia menatap mata Ryu yang penuh keraguan dan penyesalan. Sentuhannya mengendur dan entah untuk berapa lama Chelsea ingin meyakinkan hatinya. Ia maju sedikit dan memiringkan wajahnya untuk mencapai bibir Ryu. Dengan lembut mengecupnya pelan.

"Aku tidak membencimu, aku akan terus mencintaimu. Kelalaianmu menjagaku itu bukan salahmu. Aku sendiri yang mendatangi rumah Kato." Chelsea menjelaskan seraya Ryu melonggarkan pelukan itu.

"Kenapa, Asuka?"

Chelsea menggigit bibirnya, ia ragu untuk mengetahui rencana Kato yang ia miliki. Ia takut Ryu malah salah paham dan rencananya dengan Kato bisa berantakan. Ah, benar juga. Kato. Apa yang terjadi dengan anak itu?

"Kato, anak dari Gilbert yang selama ini sering mengancam keberadaanmu itu mengajukan perjanjian padaku."

"Perjanjian?" tanya Ryu tak sangka.

Chelsea mengangguk samar. "Dia bilang, dia akan memberitahu alasan kenapa selama ini para artis senior mengejarmu. Aku berpikir itu bisa membuat celah untukku mencari tahu. Karena semakin hari, aku semakin merasa hal ini terasa mustahil..."

Ryu merengkuh tangan Chelsea. "Asuka, jangan pernah dekati Kato lagi."

"Kenapa?" Kenapa? Chelsea menyadari pertanyaan itu terlontar tanpa ia pikir. Kenapa juga ia harus bertanya? Kato anak Gilbert, dan Gilbert cukup berbahaya untuk siapapun terutama Ryu.

"Aku tidak akan mundur dari dunia ini. Gilbert memanfaatkan semua orang. Ia mengambil separuh penghasilan artis pendatang baru supaya namanya bisa bertahan di balik layar dan ia tetap menjadi legenda. Apa kau pernah mencari tahu soal Gilbert?"

Chelsea menggeleng. Diam-diam ia memikirkan mp3 yang Kato berikan padanya, juga soal perjanjian yang mereka miliki. Sejujurnya, Chelsea ingin mengatakan itu, tapi lidahnya kelu seakan ia tahu apa yang akan Ryu lakukan jika Chelsea memberitahu semuanya. Ia pasti akan mengkhawatirkannya lebih dari dirinya sendiri. Dari saku, Ryu mengeluarkan ponsel dan menunjuk wikipedia yang menjabarkan segala macam prestasi dan ketenarannya lima tahun lalu.

"Aku baru saja bertemu Hidari, dia adalah fotografer dari Clai're. Ia menceritakanku banyak hal," Ryu mulai menceritakan kisah ironi adik Hidari. Bagaimana perlakuan dibalik layar yang dilakukan Gilbert kepada artis di agensinya, dan bagaimana semua orang bahkan pemerintah juga tunduk atas namanya.

Chelsea jadi tidak percaya kalau ia sempat memahami Kato. Meski duduk di kamar dan merasakan emosi yang berbeda setelah kejadian di kampus, ia merasa Kato, seakan-akan mengerti ketakutan itu. Kato seperti membimbing kemana Chelsea tidak boleh lupa kalau ia masih memiliki keberanian.

"Apakah semua artis tahu hal ini?"

Ryu mengangguk samar. "Gilbert itu presiden di balik layar. Dia memiliki kendali untuk banyak hal. Bahkan Yakuza."

Kepala Chelsea langsung tersontak. Ia menatap Ryu seakan menghidupkan masa lalu itu. "Ya--yakuza? Apakah mereka juga bagian anggota--?"

"Tidak. Kato mungkin anggota Yakuza. Tapi dia bukan anak Gilbert."

Kali ini Chelsea memelotot bingung, keningnya berkerut dalam. "Bagaimana bisa? Tapi aku melihatnya memanggil ayah--"

"Apa kau tahu nama panjang Kato?"

Chelsea mendapati dirinya menggeleng. Ia teringat selama ini tidak pernah tahu nama asli Kato. Semua orang di kampus hanya memanggil nama belakangnya, jadi Chelsea juga tidak peduli terlalu jauh.

"Nama anak Takamura Genji atau Gilbert itu Takamura Senzu. Kato sama sekali tidak ada di media manapun."

Seketika mulut Chelsea terasa pahit. Ia yakin seratus persen Kato anak Gilbert. Dari cara Kato memanggil nama ayahnya, cara ia bersikap, cara Kato membuka pesan suara di mp3nya dan cara Kato menepati janjinya... apakah itu semua palsu? Tiba-tiba kepercayaan untuk menjaga rahasia Kato sirna.

"Asuka," panggil Ryu pelan.

"Dari mana kau tahu Kato anak Gilbert yang sebenarnya?"

Mulut Chelsea terbuka tapi ia membeku. Satu kampus tahu itu. Semua rumor yang meledak setiap hari bagai lendir di seluruh nama Kato itu mencirikhas kan dia. Cerita-cerita Honomi, cerita Atsuki dan semua orang di lorong, bahkan Kato sendiri mengatakan itu.

"Dia menipumu, Asuka."

***

Tokyo Kiss 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang