1. Alea Helena Richardson?

93.3K 5.4K 263
                                    

Tangannya terkepal kuat mendengar lontaran kalimat dari bibir iblis di depannya.

"Fine!"

Lea. Gadis itu adalah Alea Helena Richardson.

"Lea apa maksudmu."

Tatapan sinis Lea melembut saat menoleh pada sang kakak. Tersenyum tipis sebelum menjawab.

"Dari pada Lea terus di sini makan ati terus kak Leo"

Pria paruh baya di depan mereka hanya menatap mereka datar, seolah tidak peduli dengan apa yang mereka akan lakukan.

"Silahkan, silahkan pergi dari rumah ini." Datar Hendra yang tak lain adalah ayah kandung dari Lea san Leo.

Leo menatap tidak percaya pada sang ayah. Ia menggeleng pelan kemudian tersenyum sinis.

"Oh, jadi ayah lebih milih keluarga jalang itu daripada anak kandung ayah sendiri?" Bentak Leo menunjuk dua wanita berbeda umur yang berdiri di samping ayahnya yang tengah terisak. Tapi Leo tau, itu hanya sandiwara belakang.

"Leo jaga ucapanmu. Mereka ibu dan adikmu juga!"

Leo tertawa sumbang mendengarnya, ia menatap tajam sang ayah sebelah tangannya menarik pinggang Lea mendekat ke arahnya seolah menegaskan hanya Lea adiknya.

"Bundaku sudah meninggal, dan adikku hanya Alea."

Lea tersenyum mengejek pada Elly, saudara tirinya yang sama sekali tidak Lea akui. Ia lebih senang menyebut Elly dengan sebutan ular. Lea tau, Elly sangat ingin bisa berdekatan dengan Leo tapi tidak akan Lea biarkan. Sudah cukup hanya ayahnya yang ia ambil jangan Leo karena Lea hanya memiliki Leo saat ini.

"Sekarang aku tanya sama ayah, ayah pilih siapa? Kami atau mereka."

"Istri dan anak ayah." Lea tersenyum kecut mendengarnya. Anak yang ayahnya maksud adalah Kelly. Padahal Hendra dan Kelly tidak memiliki hubungan darah. Sakit dan sesak menghimpit dada Lea, ia mati matian menahan air matanya agar tidak tumpah di hadapan ibu dan kakak tirinya.

"Oke kalo itu mau ayah. Leo akan bawa Lea pergi dari sini, dari kehidupan ayah." Tegas Leo dengan menarik tangan Lea untuk keluar dari neraka ini.

Sebelum pergi Lea sempat melemparkan tatapan kecewa pada Hendra.

"Aku yakin, bunda pasti kecewa sama ayah di atas sana." Ujarnya lalu pergi mengikuti Leo meninggalkan Hendra yang mematung dengan rasa sakit di dadanya.

Ini seperti beberapa tahun yang lalu, rasanya sangat sakit saat melihat punggung kedua anaknya yang perlahan menjauh lalu hilang di balik pintu. Menyesakan seperti melihat tubuh istrinya yang di masukan ke dalam liang kubur. Belum lagi tatapan kecewa yang Lea berikan untuknya, entah mengapa Handra seperti melihat mendiang istrinya yang menatapnya dengan tatapan sendu, kecewa, dan penuh luka. Hendra berlalu begitu saja dari ruang keluarga.

Di dalam mobil Lea menumpahkan tangisnya di dada sang kakak, sudah cukup Lea berpura pura selama ini, ia tidak bisa lagi berpura pura di depan kakaknya. Runtuh sudah pertahanan Lea. Leo membiarkan saja Lea menangis ia hanya bisa mengusap lembut punggung sang adik dengan memberikan kecupan kecupan ringan di puncak kepalanya. Lea semakin menenggelamkan wajahnya di dada Leo untuk meredam suara tangisnya yang meraung-raung.

Hingga beberapa saat tangisan Lea berubah menjadi dengkuran halus dengan nafas yang sudah mulai teratur. Leo melepas pelukannya pelan dan menyenderkan adiknya pada sandaran kursi. Ia menghapus sisa air mata di pipi sang adik lalu mencium kedua matanya yang tertutup.

"Kakak sayang Lea." Ucapnya pelan dengan menatap sendu wajah sembab sang adik.

Ia melihat ke arah bangun megah di sampingnya dengan tatapan benci dan penuh dendam. Seringaian lebar muncul dari bibirnya. Leo mengambil ponselnya lalu menelpon seseorang.

Alea and her Stupid Widower [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang