20. Jealous?

30.1K 2.8K 91
                                    

Sunyi dan sepi itulah yang Hendra rasakan. Dua wanita yang selama ini ia bela, ia sayang setengah mati nyatanya malah tidak ada di sampingnya saat dia rapuh seperti ini. Malah gadis yang selama ini ia sia siakan, ia kecewakan berkali kali yang berada di sampingnya saat pertama kali ia membuka mata bahkan gadis itulah yang menyelamatkan nyawanya. Hendra sudah tau jika Lea lah yang mendonorkan darah untuknya.

Di tengah lamunannya tiba tiba pintu kamarnya terbuka secara kasar dengan sosok tuyul kecil itulah pelakunya.

"Halo kakek baik." Sapanya yang tak bukan dan tak lain adalah Ray.

"Udah di bilang jangan lari lari." Ucap seorang gadis cantik yang ikut masuk bersama Ray.

Hati Hendra menghangat. Aleanya datang.

Hendra tersenyum lebar pada Lea yang lagi lagi hanya di balas dengan tatapan datar.

Tak lama pintu kembali terbuka dan menampakkan seorang pria tampan dengan penampilan yang membuat siapa saja menahan nafasnya.

Lea terdiam sejenak menatap Rey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lea terdiam sejenak menatap Rey. Pria itu sama sekali tidak terlihat jika sudah berumur 30 tahun dan sudah beranak.

"Kalian sama sama menyebalkan."

"Lo aja yang lelet, kan Ray?"

Ray mengangguk dengan bibir mengerucut.

"Daddy lelet kek siput."

"Hish." Rey mendengus sebal.

Hendra memperhatikan perdebatan kecil di depannya dengan diam. Jadi seperti ini rasanya berada di sekitar Lea.

"Kakak kamu mana?" Tanya Hendra yang sedari tadi diam.

"Mati mungkin, ngga tau." Jawabnya asal. 

Hendra terkekeh kecil mendengar jawaban Lee yang menurutnya sangat nyleneh itu.

Ray menghampiri Hendra dan berusaha untuk naik ke brankar tapi karena tubuhnya yang terlalu pendek anak itu hanya bisa menggantung tidak jelas.

Rey yang melihatnya lantas membantu anak kelinci itu.

"Makanya makan yang banyak biar cepat tinggi. Dasar cebol." Jangan lupakan kata kata mutiara yang selalu ayah dan anak ini lontarkan.

Ray sudah duduk anteng di pangkuan Hendra.

"Mau tinggi itu olah raga. Kalo makan banyak itu biar cepat gendut. Bener kata mommy Daddy bodoh."

Darimana Ray mendapatkan kata kata manis itu? Tentu saja dari sang mommy tercinta.

Lea tergelak keras melihat Rey yang kembali ternistakan. Namun tawanya tidak lama tergantikan dengan wajah yang seperti menahan sesuatu.

Lea masih ingat jelas perkataan Leo tadi pagi. Gadis itu menatap Hendra yang tengah bermain dengan Leo di atas brankar. Ia sedikit ragu untuk mendekat.

Alea and her Stupid Widower [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang