10. I want a younger brother

37.8K 3.8K 438
                                    

Setelah selesai menyuapi Ray, Lea memutuskan untuk mengajak anak itu jalan jalan di sekitaran taman rumah sakit. Lea menghentikan kursi roda Ray di samping bangku yang menghadap langsung ke danau. Lea duduk di bangku taman sebelah Ray dengan melipat tangannya di sandaran kursi roda Ray.

"Ray kenapa diem terus sih?"

"Daddy mana mom?"

"Daddy kan kerja, nanti pulangnya cepet kok."

Ray kembali mengangguk dan mengalihkan tatapannya pada danau di depannya, Lea juga sama mereka terdiam dengan pikiran masing masing hingga sebuah tangan besar menutupi mata Lea.

"Woy, siapa sih iseng bet dah!"

"Om jangan gituin mommy!"

Orang itu hanya terkekeh kecil dan melepaskan tangannya, ia memilih duduk di depan Ray, Ray memandangnya garang.

"Kakak?"

Leo hanya tersenyum menanggapinya. Ia kembali menatap Ray dengan menumpukan dagunya di atas lipatan tangan yang berada di atas paha kecil Ray.

"Om berat." Keluh Ray seraya menyingkirkan tangan Leo.

Leo terkekeh, tidak salah jika Lea sangat menyayangi Ray, anak itu begitu menggemaskan di mata Leo. Lihat saja mata bulatnya yang menatap Leo garang, bibir yang walaupun terlihat sedikit pucat itu tetap terlihat imut, belum lagi pipi Ray yang gembul dan ada sedikit rona merah menambah kadar kegemasan Ray.

"Halo Raymond." Sapa Leo.

"Kok Om tau nama Ray?" Tanya Ray menatap Leo dengan kepala yang sedikit miring.

"Oh ya lupa, Om itu kakaknya mommy Lea kamu."

"Wooah."

Sepasang kakak beradik itu terkekeh melihat reaksi Ray.

"Om ganteng."

Kekehan Leo semakin menjadi jadi saat Ray mulai mengagumi wajahnya.

"Kakak ih, malu maluin."

"Iya iya. Ray mau ngga panggil Om, papa."

Ray mengangguk antusias tapi berbeda dengan Lea yang malah memandang Leo tidak percaya.

"Coba panggil papa."

"Papa!"

Leo tersenyum gemas dan mengangkat Ray kepangkuannya, mereka menghabiskan waktu bertiga untuk saling bercanda hingga jam makan siang tiba baru mereka kembali ke ruang rawat Ray

Ray tersenyum lebar saat mengetahui Daddy nya yang sudah ia tunggu tunggu tengah duduk di sofa ruang rawatnya.

"Daddy" pekik Ray kegirangan.

Lea mendorong kursi roda Ray hingga sampai di depan Rey, langsung saja Ray mengulurkan tangannya pada Rey yang disambut dengan gendongan olehnya.

"Anak Daddy tambah kurus, enteng banget." Ray tidak menanggapi ia malah mencium pipi Rey.

"Makanya Ray harus banyak makan biar gembul lagi." Lea mengambil duduk di sebelah Rey dengan membawa nampan berisi bubur Ray.

"Ayo makan baby boy."

Ray menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Rey saat Lea mulai menyuapkan buburnya.

"Ray ngga mau maem bubur." Kata Ray yang teredam leher Rey.

"Nanti kalo ngga makan Ray ngga sembuh sembuh ih. Mau emang di sini terus?" Lea mencoba membujuk Ray tapi anak itu masih belum mengangkat wajahnya dan malah semakin menenggelamkannya di leher sang ayah.

Alea and her Stupid Widower [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang