25. Who is Kiranti!

27.7K 2.6K 267
                                    

Deringan telephon mengalihkan atensi Rey yang tengah fokus pada tumpukan dokumen di depannya.

My Lea is calling

Tanpa menunggu lama Rey langsung menggeser tombol hijau sebelum nyai Lea misuh misuh.

"Halo Lea?" Sapa Rey dengan sangat ramah, jangan lupakan senyum tampan yang menghiasi wajahnya.

"Lo dimana?"

"Cari uang untuk biaya pernikahan kita."

Lea berdecak sebal di seberang telephon.

"Gue minta tolong dong."

"Apa?"

"Gue lagi bulanan, pembalut gue juga cuman tinggal satu doang, tolong beliin ya?"

Mata Rey melotot mendengar permintaan Lea.

"Apa! Coba ulangi!"

"Ck, gue tau lo ngga budeg. Pokoknya beliin"

"Aku malu Lea"

"Ya udah gapapa, tapi kita batal nikah ya."

"Oke fine aku akan membelinya."

"Sekalian sama Kiranti!"

Tut.

Kening Rey mengernyit bingung saat Lea tiba-tiba mematikan teleponnya sepihak, Rey belum sempat menanyakan sesuatu pada Lea.

"Siapa Kiranti? Apa mungkin itu teman Lea? Ah tidak, yang aku tau Lea sama sekali tidak punya teman."

(Jahat bet emang yg buat cerita ini. Sapa sih!?)

Rey menghela nafas lalu menyambar jas yang terlampir di sandaran kursi.

Bagaimanapun Lea adalah prioritasnya, sesibuk apapun dirinya dan seberapa tidak pentingnya perintah Lea, Rey tetap mengutamakan Lea karena Rey adalah bucin Lea. Rey sadar itu.

"Lu, tolong handle semua pekerjaanku dan batalkan semua rapat. Kosongkan jadwalku hari ini." Perintah Rey pada sekretarisnya.

Lu hanya mengangguk dan mulai melaksanakan tugas yang bos besarnya berikan.

***

Rey menatap tidak mengerti pada minimarket di depannya. Seorang Reinhard Jhonson Felixian membeli pembalut? Yang benar saja.

Kaki jenjang pria itu melangkah ragu memasuki minimarket, pandangannya mengedar mencari tempat dimana para pegawai di sini meletakkan barang laknat yang tengah ia cari.

Rey menghela nafas lagi, ia mulai menyusuri tiap rak dan menatap satu persatu barang apa yang tersusun di rak tersebut.

Langkah Rey terhenti di deretan peralatan wanita. Ingin mendekat tapi malu karena di sana banyak ibu ibu dan gadis remaja.

Rey meneliti penampilannya sendiri. Stelan baju kantor mahal, masih lengkap dengan jas dan dasi rasanya sangat tidak sinkron jika ia mendekat apalagi membeli barang laknat itu.

Lagi. Rey menghela nafas panjang. Demi Lea, oke ini demi Lea dan pernikahan mereka. Rey rela membuang jauh harga dirinya agar Lea tidak membatalkan rencana pernikahannya.

Rey melangkah mendekati deretan barang bergambar roti jepang itu.

Jika tadi malu bercampur ragu, sekarang Rey pusing jika harus dihadapkan dengan puluhan pembalut di depannya. Banyak merk, ukuran dan jenisnya.

Alea and her Stupid Widower [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang