2. Rey dan Ray

48.5K 4.7K 97
                                    

Rey tersenyum tipis melihat kelakuan anak semata wayangnya yang selalu berceloteh tentang liburannya. Sesekali Rey menanggapi apa yang Ray katakan.

"Iya besok kita ke sana lagi." Ray mengangguk semangat lalu mengecup pipi sang ayah yang sangat mudah ia jangkau.

"Ray cinta Daddy."

Lagi lagi Rey dibuat tersenyum oleh ungkapan cinta sang anak.

"Daddy juga cinta Ray."

Ray semakin mengeratkan pelukannya di leher Rey.

"Ray tunggu Daddy di sini bentar ya, Daddy mau pipis dulu." Rey menurunkan Ray dari gendongannya, mengecup puncak kepala anak itu lalu pergi ke kamar kecil.

Rey bersenandung kecil di bangku dengan menggerakkan kakinya yang sama sekali tidak menapak di lantai. Kepalanya juga ikut bergerak, mata berbinar Ray bergerak liar menjelajahi sekitarnya hingga pandanganya terkunci pada seorang gadis cantik.

"Mommy" gumamnya pelan.

Mata binarnya semakin berbinar melihat senyum manis gadis itu, tapi seketika raut wajahnya berubah suram saat melihat raut sedih di wajah gadis itu. Ray berusaha turun untuk menghampirinya, langkah kecilnya semakin melebar saat melihat gadis itu mulai berjalan menjauh. Entah kenapa hati Ray sakit saat melihat itu, tanpa di minta air matanya luruh begitu saja. Ray terus berlari mencoba menggapai gadis yang ia kira ibunya, lalu

Brukh

"Mommy"

Akhirnya Ray bisa menggapainya. Ray menangis saat gadis itu hanya menatapnya. Ray ingin lebih, Ray ingin pelukan, Ray ingin ciuman yang selama ini belum pernah ia dapat dari seorang ibu. Ray mengulurkan tangannya meminta gendong yang disambut baik oleh gadis itu.

Ray memeluk leher gadis itu dan mendusel di ceruk lehernya, entah mengapa aroma gadis itu membuat Ray tenang seketika.

"Mommy jangan tinggalin Ray. Ray takut." Mata bulat Ray menatap gadis cantik tersebut.

"Iya." Ada kelegaan tersendiri yang Ray rasakan saat bibir tipis itu mengiyakan permintaannya.

Ray kembali menangis tapi kali ini bukan tangisan kesedihan tapi tangisan kebahagiaan saat merasakan usapan lembut di punggungnya. Ray ingin berlama-lama dalam pelukan hangat ini.

"Udah ya adek jangan nangis. Nama adek siapa?"

Ray juga ingin mendengar suara lembut ini lebih lama lagi.

"Ray." Gadis itu tersenyum membuat Ray merasa damai. Lea gadis itu adalah Alea.

"Oke sekarang orang tua kamu kemana? Daddy kamu? Ray sama siapa disini?"

Ray mengerjapkan matanya berulang kali mendengar pertanyaan beruntung dari Lea.

"Hey! Lepaskan anak saya!"

Suara bentakan itu mampu membuat keduanya terlonjak, apalagi Ray anak itu kembali menangis dan memeluk leher Lea lebih erat.

Rey menatap tajam Alea yang berani beraninya menyentuh sang buah hati. Rey mengambil paksa Ray dari gendongan Lea membuat tangis Ray semakin kencang. Lea tidak tega mendengar tangisan Ray, dengan sekali sentakan tangan Rey terlepas dari tubuh kecil Ray. Tidak terima dengan perlakuan Lea, Rey menatap Lea tajam dan menusuk tapi itu tidak membuat Lea takut.

"Gila lo? Lo liat? Anak ini ketakutan! Lagian lo siapa sih?"

"Aku ayah dari anak itu dan lepaskan anakku!" Ucap Rey penuh penekanan.

Lea terus mengusap punggung Ray lembut, ia membalas tatapan tajam Rey dengan tak kalah tajamnya.

"Mommy I'm afraid" lirih Rey di gendongan Lea. Rey masih bisa mendengar dengan jelas ucapan anaknya.

Alea and her Stupid Widower [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang