Gedung bertingkat itu masih sama seperti terakhir kali ia mengunjunginya. Koridor masih dipenuhi oleh orang-orang yang saling berbincang sebelum bel masuk berbunyi.
Setiap kali melewati koridor itu, Nada selalu teringat kejadian yang menimpanya beberapa minggu yang lalu. Bagaimana ia berlari kesetanan menghindari seseorang yang mengejarnya. Membayangkan itu membuat Nada panas dingin.
Ia melirik ke samping, Reland sedang memapahnya dengan telaten. Semenjak dia masuk rumah sakit, cowok itu lah yang senantiasa menjaga Nada.
"Land, lo terlalu baik sama gue." Nada menatap cowok itu dengan sendu.
"Udah tugas gue, Nad."
"Gue ... sorry gue gak bisa balas kebaikan lo."
"Lo tenang aja, gue juga gak minta balas budi kok." Reland tersenyum. "Gue ikhlas bantu lo. Gue ngelakuinnya karena ...."
"Karena?" Nada memicingkan matanya.
Reland menghela napasnya. "Karena gue seneng ngelakuinnya."
Nada tersenyum.
"Lo emang cowok baik, Land!" Nada menepuk pundaknya.
Dan cowok baik ini sudah menyukaimu, Nad!
Tidak ada yang berubah di dalam kelasnya. Selalu ricuh. Keadaan kelas sungguh sangat kacau. Sampah bertebaran di mana-mana, dan ruangan berantakan bak kapal pecah.
Nada menghampiri Lala, gadis itu masih belum menyadari dengan kehadirannya.
Lala menopang dagunya dengan lemas. Gadis itu ternyata sedang membaca komik yang sengaja Nada tinggalkan di kolong meja. Kebiasaannya menular kepada Lala. Bahkan dia sering berbincang mengenai komik keluaran baru yang ingin dibeli.
"Nada!" Terdengar suara lembut bergema di indera pendengarannya. Rupanya Lala sudah mengetahui kehadiran Nad. "Lo kok gak bilang-bilang sih mau masuk sekolah?" Ia memapah Nada menuju ke kursinya.
"Surprise dong." Nada tertawa.
Lala memeluk Nada dengan erat. Saking rindunya dengan gadis itu. Padahal beberapa hari yang lalu ia datang mengunjunginya.
"Gimana sekolah tanpa gue?" Nada terkikik.
Lala memanyunkan bibirnya. "Sepi. Gak asik banget!"
"Lebay!" sahut Beni. Ia menimpuk mereka dengan kulit kacang yang sedang ia makan. Di sekelilingnya berserakan kulit kacang.
"Biarin!" Lala menjulurkan lidahnya.
Nada mengedarkan pandangan mencari keberadaan Rean. Sudah menjadi kebiasaannya mencari Rean terlebih dahulu jika cowok itu tidak ada di sekitarnya.
"Kalian tau si Rean ke mana?" tanya Nada pelan.
Lala dan Beni mendadak terdiam. Mereka menggelengkan kepalanya.
"Eh, ngomong-ngomong si Rean makin deket sama si Fenny, ya?" ucap Jane dengan suara keras yang dibuat-buat.
Nada menoleh ke sumber suara. Kumpulan gadis famous sedang bergosip ria.