Aku Hanya Ingin Bersamamu

9 6 1
                                    

Semburan ombak mengenai kaki jenjangnya. Nada tengah berdiri di pinggiran pantai, menikmati sepoi-sepoi angin yang menerpa. Ia merapatkan hoodie-nya saat angin menerpa tubuhnya dengan kuat.

"Jangan terlalu ke tengah!" cegah seorang cowok yang ada di belakangnya.

Nada mengabaikan perkataan cowok itu. Ia malah semakin berjalan ke tengah. Cowok itu mengejarnya. Mereka bermain kejar-kejaran sambil menciprtakan air.

Nada berlari ke tepi untuk menghindari cowok itu. Namun, ia melihat ada tulisan di atas pasir.

Rere & Nana

Nada terdiam melihatnya. Kemudian tersenyum. Buru-buru ia mencari handphone-nya memotret foto itu dengan sekali jepretan. Namun, ombak datang menghapus tulisan itu. Nada berteriak keras.

Ia melihat hasil jepretan itu, hanya ada satu foto yang bagus. Nada duduk termenung menatap ombak yang seakan melambaikan tangan padanya. Mengingatkan memori tentang dulu bersama cowok itu.

Nada masih ingat bagaimana Rean menggendongnya, bermain pasir sampai memandang matahari terbenam. Terakhir kali mereka ke sini tiga tahun yang lalu, saat mereka masih duduk di bangku SMP.

"Nad?" Reland menepuk pundak Nada. Gadis itu tersadar dari lamunannya.

Reland duduk di samping Nada. Memberikan sebuah es kelapa muda yang baru saja dibelinya.

"Makasih."

Angin pantai siang itu sejuk. Pohon kelapa yang ada di sekitar bergoyang terhembus angin. Suara gemuruh ombak terdengar di telinga. Orang-orang yang berlarian di tepi pantai menjadi ciri khas suasana pantai.

"Nad, gue ke WC dulu, ya? Lo tunggu di sini," ucap Reland.

"Oke."

Reland meninggalkan handphone-nya di sebelah Nada. Beberapa menit kemudian terdengar telepon berbunyi. Nada kalang kabut menengok ke kiri ke kanan mencari keberadaan Reland.

"Angkat jangan, ya?"

Handphone Reland berhenti berbunyi, Nada menghela napasnya. "Untungnya."

Ia terkejut saat melihat wallpaper handphone Reland. Samar-samar foto yang ada di sana seperti dirinya. Nada memberanikan diri untuk membuka handphone cowok itu.

Ia melihat semua foto yang ada di handphone cowok itu adalah foto dirinya. Mulai dari yang sedang tertawa, candid, hingga tertidur di atas meja.

Nada tercengang saat mengingat-ingat wallpaper cowok itu. Iya, itu dirinya saat sedang duduk di bawah pohon flamboyan.

Terdengar suara langkah kaki mendekatinya, Nada buru-buru menyimpan handphone Reland ke tempatnya semula.

"Land, lo—"

"Hai?" Jane melambaikan tangannya. Ia tengah menggandeng tangan Reland.

"H-hai. Lo ada di sini juga?" tanya Nada.

"Iya. Kita udah janjian semalem."

Nada tersenyum masam. "Oh, gue kira cuman gue yang diajak ke sini."

Baru saja Reland membuka mulutnya, Nada sudah pergi meninggalkan mereka.

"Land, gue pulang dulu ada acara mendadak." Nada berteriak.

***

Keramaian. Rean tidak suka itu. Jika saja Fenny tak membujuk dengan memperlihatkan pupy eyes-nya, mungkin ia tak akan ikut ke sini. Malas bertemu dengan orang-orang. Lebih baik diam di rumah sambil menjaga sang ibu.

ReNadaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt