Awan hitam menggantung di langit siang itu. Bergulung-gulung di atas makam Rean. Seolah-olah berduka atas kepergian cowok itu.
Nada masih tidak bisa percaya dengan semuanya. Ia mengusap nisan Rean. Cowok itu benar-benar pergi meninggalkannya. Semua harapannya tiba-tiba mendadak hancur.
Masa-masa mereka duduk di bawah pohon flamboyan, bersepeda sampai langit menjingga dan semua kenangan-kenangan yang tidak bisa diputar balik itu masing terngiang-ngiang. Rean tidak menepati janjinya untuk selalu dengannya.
"Nad, ayo pulang." Mamanya mengelus pundak Nada.
Orang-orang sudah pulang sedari tadi, sementara Nada masih diam duduk di samping kuburan Rean.
"Biarin Nada di sini aja, Tante. Reland yang nemenin," sahut Reland.
Ia seperti orang bodoh, terdiam sambil memegang batu nisan Rean. Tatapan matanya kosong. Nada seperti separuh nyawanya terkubur bersama jasad Rean.
"Lo bilang mau nemenin gue selamanya, Re. Tapi apa?! Lo malah ninggalin gue secepet itu."
"Lo juga udah janji, gak akan ninggalin gue. Tapi apa? Lo bohong, Re!"
Kini ia paham maksud dari perkataan Rean waktu itu. Jika ada pertemuan pasti akan ada perpisahan.
Nada tidak bisa membayangkan, bagaimana kedepannya ia jika tidak ada Rean? Apakah hari-harinya akan sama? Apakah senyuman itu masih melekat di bibir manisnya?
Dengan berat hati Nada berkata, "Selamat tinggal, Re. Te amo!"
***
Untuk yang terkahir kalinya, Alex melihat anak yang sejak lama ia cari sudah dikubur di tanah. Pria itu bersimpuh di samping batu nisan Rean. Menangis dalam diam.
Takdir mempertemukan mereka dengan keadaan seperti ini.
"Maafin ayah, Re. Ayah sangat menyesal. Ke sana ke sini ayah mencarimu, tapi kita bertemu dengan keadaan seperti ini. Selamat jalan anakku, semoga kau bahagia di sana."
***
Semua orang tidak menyangka bahwa si kutu buku Fenny itu adalah gadis bunglon, yang sangat licik. Kedua kucir di rambut dan kacamata yang bertengger di hidungnya itu semata-mata bentuk dari penyamarannya.
Bagian paling mengejutkannya adalah bahwa dia adalah saudara tiri Rean. Ayah kandung Rean itu bernama Alex, pria yang terkena kopi Nada saat di rumah sakit.
Ia dan ibunya merencanakan itu dari dulu, mereka sangat dendam pada Rean dan keluarganya.
Fenny menyuruh orang untuk membunuh Rean. Tapi, malam itu Rean berhasil selamat. Namun, tidak bertahan beberapa hari, cowok itu menghembuskan napas terakhirnya.
Fenny sudah lama merencanakan ini. Mulai dari kedatangannya ke sekolah Cendana, kedekatannya dengan Rean, dan semua kepalsuannya. Fenny selama ini memata-matai Rean dan teman-temannya. SMS itu adalah ulah dirinya. Gadis itu mengambil kesempatan, seakan-akan Jane yang bersalah dan orang-orang menuduh Jane.
Yang menguntit Rean selama ini juga Fenny. Nada mengetahui semuanya dari Raffi, cowok itu membantunya untuk mengetahui sikap asli Fenny.
"Tega lo, Fen! Ternyata benar, semua itu fake!" Nada menampar pipi Fenny dengan kencang.
Fenny memegang pipinya, menatap Nada dengan tajam "Seenggaknya, dendam gue terbalaskan sekarang." Ia tertawa keras.
Fenny yang kalem dan manis itu tidak terlihat saat ini. Nada melihat yang ada di hadapannya adalah iblis kecil yang menyerupai malaikat.