pukul sebelas siang, tepat 4 jam operasional kantor, berita mengejutkan menghampiri reina, sebuah kabar yang mengatakan pembatalan gedung oleh pihak EO membuatnya terpaksa harus turun tangan langsung, sementara rafkha sendiri sedang ada meeting dengan pihak Asing diluar kantor, itu yang membuat reina sedikit lega, alasan kesibukan pak boss, setidaknya akan meringankan mereka dari beban kemarahan pria itu.
sebenarnya reina sendiri belum tau jelas alasan dibalik pembatalan reservasi, padahal acara yang digadang-gadangkan itu tinggal satu hari lagi, yakni besok malam. tidak mungkin dalam waktu yang menyempit panitia bisa mencari venue. belum lagi dengan persiapan yang serba mendadak nantinya. hello.. ini acara besar dan penting, undangan bahkan sudah disebar, jadi apa, bila berantakan begini.
''enggak bisa mbak, kami sudah reservasi, bahkan admin sudah kami lunasi.'' tolak reina yang berusaha tidak ingin kalah oleh mbak-mbak yang mengaku anak dari parlemen negara.
''tapi saya sudah lebih dulu pesan gedung ini, kalian saja yang cari gedung lain.'' bantah perempuan itu , sesekali reina memperhatikan gaya angkuhnya.
''kalau memang mbak sudah pesan lebih dulu, boleh saya minta struk pembayaran atas sewa gedung disini, setidaknya saya harus memastikan dulu siapa yang merebut siapa!.''
''ya maksud kedatangan saya kesini juga untuk melunasi biaya adminnya.'' terang perempuan itu dengan nada sewot, ah atau gengsi karena sudah ketahuan belangnya.
''sudah terbukti kan sekarang, kalau kami lebih duluan dalam proses pelunasan, jadi kami yang berhak memakai gedung ini, EO saya boleh kembali menyiapkan dekorasinya.'' reina tersenyum tipis, sedikit mengejek permpuan disebrang sana yang angkuh bukan main.
''saya tetap enggak terima, saya yang lebih dulu pesan, kenapa saya malah ditendang begini, kalian pikir saya enggak mampu bayar mahal sewanya, kalau perlu saya beli juga gedung ini.'' cerocosnya dibarengi mata yang melotot kearah orang-orang yang berada disana.
''sabar mbak, mbak bisa reservasi ulang setelah acara ini selesai.''ucap asisten direktur yang berusaha menenangkan perempuan itu.
''enggak sudi, saya bersumpah enggak bakalan pakai gedung kalian lagi!!.'' seru wanita itu, lalu dia segera beranjak dengan wajah memerah, meninggalkan orang-orang yang menatapnya aneh.
oke, urusan gedung sudah selesai, bahkan EO yang tadi sempat dilarang memasuki gedung ini, sekarang kembali melanjutkan pekerjaan mereka.
***
''ada yang bisa kami bantu pak?.''tanya rama , kala berhadapan dengan pak bossnya yang sibuk memperhatikan area sekitar, seperti mencari sesuatu.
''kemana sekertaris saya?.'' tanya rafkha , karena tidak biasanya perempuan itu tidak ada ditempatnya, kecuali ketika jam istirahat, tapi sekarang sudah lebih dari waktu makan siang berakhir.
''Reina sedang tugas diluar pak, meninjau lokasi perayaan ulang tahun perusahaan.''jawab rama sesuai anjuran reina,bila pak boss bertanya keberadaannya. maklum aib bagi humas perusahaan harus ditutupi rapat-rapat dari rafkha. selain karena faktor amarahnya, ini juga hal yang tidak pantas dipublikasikan.ya selama bertahun - tahun perusahaan ini berdiri, kendala dalam menangani event sepenting ini, baru kali ini terjadi dalam sejarah perusahaan.
''dengan siapa dia pergi?.''tanya rafkha menyelidik.
''dengan kepala bagian humas, mbak gea pak.''
rafkha tersenyum tipis, ternyata reina pergi dengan karyawan perempuan. kalau tidak, dia tak bisa menjamin kalau karyawa tersebut masih bisa memijakkan kakinya disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae Bos
Fiksi UmumTidak ada yang baik Bagi Reina, jika harus berhadapan Dengan Melvino Rafkha Davendra. Boss super Arrogan, yang Hanya Bisa memerintah . Namun demi Uang , Reina Rela bertahan, dan menekan egonya agar terus bekerja pada Bramantara Group . Dan pada...