Asta dan Raihan di pertemukan kembali setelah menjalani hubungan jarak jauh 3 tahun lamanya. Awal pertemuan nya semua tetap baik.
Namun, semuanya tiba-tiba saja berubah saat sebuah keputusan di ambil sebelah tangan oleh Rivan. Keputusan besar...
"Kenangan kita takkan ku lupa, ketika kita masih bersama." ~ 🎶
Alika | Aku pergi
Sabtu, 21 November 2020
Hai Readers!
Sebelum baca jangan lupa untuk klik 🌟 dibawah dan spam comment di setiap paragraf!
Haduh siapkan hati gais hiks :'(
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kehilangan kekasih memang menyakitkan. Tapi apa kau tahu apa yang lebih menyakitkan? Iya kehilangan orang yang ada disisimu ketika satu dunia memusuhi mu. Dialah sahabat, kehilangan dirinya untuk selamanya." ==============
Julio berjalan mendekati kerumunan itu dan mencoba melihat yang sebenarnya terjadi. Motor ninja biru yang sudah hancur itu masih dikenali Julio.
"Kok mirip sama motornya," ucapnya gemetar.
Dengan wajah takut dan hatinya yang semakin gelisah, kini Julio mulai menghampiri orang yang sudah tertidur dijalan dan wajahnya yang sudah ditutupi oleh koran-koran.
"Permisi pak. Saya boleh liat korbannya?" tanya Julio pada salah satu polisi.
"Mas nya yakin mau lihat? Wajahnya banyak darah mas saya aja ngeri lihatnya."
"Iya pak saya yakin, boleh kan?"
"Iya silahkan mas," lanjut polisi itu lagi. Julio mengikuti langkah polisi itu dan menghampiri korbannya.
Tangan Julio mulai meraih salah satu koran. Tangannya gemetar saat memegangnya. Semoga perkiraan gue salah. Semoga bukan, batin Julio.
Koran itu terbuka, menampakkan wajah seorang lelaki yang amat sangat tampan. Namun sayang wajahnya ditutupi oleh banyak darah. Tangan Julio semakin bergetar hebat begitu juga dengan tubuhnya. Julio mengenali orang ini.
"Gue mimpi pasti nih," gumamnya. Julio menampar pipinya sendiri untuk mencoba menyadarkannya.
"Kok sakit? Coba sekali lagi." Julio kembali memukul dirinya lebih kencang lagi. Namun tetap sama, ini memang bukan mimpi.
