BAB 4: Namanya

14 2 1
                                    

Gelap.....

Gelap.....

Tidak ada yg bisa kulihat. 

Apakah aku sudah mati?

 Perlahan-lahan aku melihat wajah Nathan, yoga, Josaphat. Mereka mentapku dan berkata,"Jangan mau kalah! Ayo bangkit bro!!" "Ayo bangkit bro! kamu pasti bisa!!" 

 Aku melihat perempuan itu, disebuah padang rumput. Ia menatap langit selagi angin meniup rambutnya sehingga rambut itu berayun. Ia berbalik lalu menatapku sambil berseru,

"HIZKIA!!!". 

 Aku membuka mataku dan aku melihat sebuah atap rumah. Aku mencoba bangun. "ARGHHH!" tubuhku serasa sakit. Seorang wanita menghampiriku dan 

berkata,"kalau masih sakit, jangan dipaksakan."

 "aku masih hidup?"tanyaku padanya.

 "jelaslah.. klo gak hidup gak mungkin kamu merasa sakit, aneh."

Aku terkejut mendengar jawabannya. 

"Terima kasih, apakah kamu kan yang sudah menyelamatkanku.?" tanyaku padanya. 

"iya" jawabnya 

 "Gimana caramu nyembuhin aku? setahuku aku tertembak beberapa kali kan?" tanyaku lagi. 

Ia berdiri disampigku dan berkata,"cukup mudah... aku mengeluarkan peluru dari badanmu dan aku menggunakan mantra untuk menyembuhkanmu." 

"mantra?? sihir?? mantra apa?"tanyaku padanya. 

"(περαστικά)perastiká. Itu mantra yang aku gunakan."jawabnya. 

 Aku mencoba dan berhasil bangun dari tempat tidur perlahan-lahan. awalnya aku tidak percaya dengan sihir ataupun hal-hal sejenis itu. Kali ini aku sedikit percaya dengan adanya hal itu. Dengan wajah yang menatap langit-langit rumahnya 

aku berkata,"kamu bukannya perempuan cantik yang kemarin aku tolong?? apakah kamu keturunan bangsa Danz??" 

Mendengar ucapanku wajah perepuan itu langsung terkejut, menunduk dan duduk disampingku. Ia hanya terdiam. Diam. Diam dan diam. ia memegang baju.

"tidak masalah kalau kamu tidak mau mengaku. Semua orang punya rahasianya masing-masing. Dan bagiku semua manusia itu sama, tidak boleh ada perbedaan yagn terlalu jauh diantara kita semua" ucapku pada perempuan itu 

 Ia berkata,"Apakah seorang budak yang kotor ini sama sepertimu? Apakah kamu mau menerima aku? Ibuku adalah bangasa Danz. Orang yang terbuang untuk menjadi budak."

"lalu??? Kenapa? Memiliki ibu dan ayah yg mencintaimu adalah anugerah. Terlepas kamu dari bangsa apapun itu ataupun statusmu."ucapku padanya.

"apa yang aku bisa lakuka untukmu?"tanyaku padanya

 "Aku mohon padamu...kasihanilah aku, tolong jangan memberitahu orang lain tentang diriku... kau boleh memintaku melakukan apa saja padaku... tapi tolong! Jangan beritahu tentang diriku kepada siapapun. Aku mohon! aku sudah muak dengan cerca dan makian dari orang orang sekitarku. aku hanya bisa menangis dan berdoa setiap hari. hanya segelintir atau cuma 1satu dua orang yang  mengasihani aku" ucap dirinya sambil menunduk kelantai. 

Aku memandanginya dan berkata,

"Aku dulunya juga seorang rayat jelata. Orang tuaku hanyalah peternak babi. Tiap hari aku harus tinggal bersembunyi yang kotor, mencuri, dan pertarungan adalah jalan hidupku. Tidak ada tujuan lain selain mendapatkan sepeser uang. Sampai suatu ketika aku lari  dikejar polisi dan  aku memanjat ke sebuah rumah besar

My life is yoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang