Bab 13: Malam Menjelang Pertempuran

8 1 0
                                    

Setelah semuanya itu terjadi. Aku berjalan menuju ruang makan. Aku berjalan sendirian diantara keheningan jalan raya. semua tampak hening dan udara hari ini memukul dadaku begitu kencang. Kelihatannya ini sudah larut malam dan aku meninggalkan Alice terlalu lama. Namun dari kejauhan, terlihat dibawah sinar cahaya lampu jalanan, Kecantikan dan keindahan Bella dan Alice bergurau, tersenyum dan tertawa bersama-sama. Aku menghentikan langkahku pada jalanan yang sepi dan gelap.

 Aku ingin menjaga senyumannya dari jauh. Tak pernah ada perempuan yang seperti dirinya di dunia fana ini. Tetapi seadainya aku mati. ah jangan sampai hal itu terjadi. aku ingin terus bersamanya. Aku harus maju menyelesaikan peperangan ini, sekali untuk selamanya. Aku melanjutkan langkahku. Cincin ditanganku memancarkan sinarnya, terdengar suara ditelingaku.

"Besok kamu akan bertemu denganku. Di alam yang berbeda."

Akupun terdiam, melihat keadaan sekitarku dengan kebingungan. Alice yang melihatku langsung berlari sekencang-kencangnya. ia melompat dan mendekapku dengan erat. 

"Lama baget urusannya."ucapnya padaku

"Maaf ya, Aku sudah ninggalin kamu lama. Kamu melihat marcell?."

"tadi ada lewat terus kasih pesan ke bella, habis itu udah deh dia pergi" 

"Hiz!! marcell beri pesan kamu hari ini tidur di tendanya alice, baju dan semuanya sudah disana. itu doank." ucap bell yang berjalan ke arah kami.

"dah ayo ikut aku." ucapnya sambil mengenggam tanganku

Bellapun akhirnya kami tinggal sendirian. Aku mengikuti alice yang begitu semangat berjalan didepanku. setelah kami sampai di tendanya. Aku melihat tempat itu begitu rapi dan hanya ada sedikit barang di kamarnya. Yang paling berkesan adalah foto keluarganya yang ia taruh di dekat meja. aku memegangnya serta memandanginya.

"Hiz.... putar badanmu dan jangan menoleh!!!"

Setelah beberapa saat ia berkata dengan lembut

"Hiz ini bajumu.... pakailah..."

Aku melepas bajuku dan memakainya sedangkan alicia sedang merapikan kasurnya. Aku bertanya padanya,"Lis... kasurku dimana?"

"Ya disini, di kasurku, mau dimana lagi coba?"

"E..... Sungguan?"tanyaku terasa malu

"Sungguanlah. kamu kira kita umur berapa? 15 tahun? kita sdh 20 keatas tahu.... kita bukan remaja lagi. ayo sini segera tidur."

Aku membaringkan diriku disampingnya. Lampu minyak kami matikan perlahan-lahan. cincin ditanganku kemudian bersinar seperti bulan di langit. tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap,  namun sinarnya membawa ketenangan di hati. Aku membentangkan tangan kiriku sehingga kepalanya diatas tanganku. tangannya memeluk badanku. begitulah cara kami tidur bersama.

"Alice..... aku ingin bertanya. boleh gak?"

"Tanya aja? cepet ya aku dah ngantuk...."

"Kenapa cincinmu dari tadi bersinar terus?" tanyaku sambil mengankat tangan kananku

"mungkin ibuku sedang melindungi kita dari kegelapan."

"Cincin ini nggak bisa dilepas ya?"

"cincin itu menemani pemiliknya sampai akhir hidupnya atau ketika kamu sdh tidak cinta lagi, cincin itu akan menjadi besi tak berguna."

"Kalo semisal aku mati besok berarti dia kembali ke tanganmu ya?"

"HIZ! AKU GK SUKA KM BILANG BEGITU! dah ah tidur aja."jawabnya dengan nada marah.

 Aku mengakhiri hari ini dengan tidur bersama dengan Alice. aku bahagia sekaligus gugup. Tanpa aku sadari posisi tubuhku berubah menjadi memeluk alice. aku mengelus-elus kepalanya sampai aku tertidur.

Tuhan, semoga bsk aku masih bisa hidup bersamanya.

My life is yoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang